Kamis, 22 Juni 2017
ART TEACHER (PRIMARY SCHOOL) - ACS JAKARTA
kunjungi sumber
kunjungi sumber
PRESCHOOL TEACHER - Playfield Pratama Jakarta
kunjungi sumber
kunjungi sumber
IT TEACHER FOR SECONDARY - PELANGI KASIH SCHOOL
kunjungi sumber
kunjungi sumber
GURU SEJARAH FOR SECONDARY LEVEL - PELANGI KASIH SCHOOL
kunjungi sumber
kunjungi sumber
Rabu, 21 Juni 2017
LIBRARIAN - DARMAGUNA ABADI MAKMUR SENTOSA, PT
kunjungi sumber
kunjungi sumber
SECONDARY TEACHERS (ENGLISH/HUMANITIES) - DARMAGUNA ABADI MAKMUR SENTOSA, PT
kunjungi sumber
kunjungi sumber
PRIMARY ART TEACHER - DARMAGUNA ABADI MAKMUR SENTOSA, PT
kunjungi sumber
kunjungi sumber
PBNU Minta Perpres Fokus ke Pendidikan Penguatan Karakter
KETUA Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Sulton Fathoni, melihat arahan Presiden Joko Widodo untuk pendidikan di Indonesia merupakan penguatan karakter. Maka itu, ia menegaskan PBNU akan mendorong agar Perpres bisa lebih fokus ke penguatan karakter tersebut.
“Jika menyimak penyataan (Rais Aam PBNU) KH Ma’ruf Amin dan rilis Staf Kepresidenan, Presiden fokus kepada penguatan karakter. Jadi, kami mendorong agar Perpres fokus kepada pendidikan penguatan karakter,” kata Sulton saat dihubungi Republika.co.id, di Jakarta, Selasa (20/6).
Untuk formulanya seperti apa, ia menuturkan, PBNU tentu akan tetap mendorong agar kebijakan yang ada tidak sampai membuat sekolah formal berjalan hingga sore hari. Namun, Sulton mengaku sepakat saja untuk aspek penguatan karakter sesuai arahan Presiden Joko Widodo.
PBNU berpendapat, lanjut Sulton, sekolah formal sebaiknya berjalan sampai sekitar pukul satu siang. Sehingga, waktu seterusnya bisa diisi pendidikan lain.
Sulton mengungkapkan, PBNU mendorong pukul satu sampai menjelang magrib fokus untuk jam-jam pendidikan keagamaan. “Itu sangat mempengaruhi dan membantu pembentukan karakter anak bangsa,” ujar Sulton.
Terkait Permendikbud No.23 Tahun 2017, ia menegaskan PBNU telah memutuskan menolak kebijakan fullday school atau lima hari sekolah. Sebab, konsekuensi kebijakan itu akan menambah jam pelajaran anak-anak sekolah, tentu akan menjadi sampai sore hari.
Sulton menekankan itu jadi prinsip PBNU, walau nanti dari Permendikbud itu ditarik menjadi Perpres, yang dirasa tidak subtansial. Ia menilai perubahan Permendikbud ke Perpres itu lebih kepada penguatan cakupan dan daya paksa atas satu aturan yang dikeluarkan. “Itu lebih kepada penguatan cakupan dan daya paksa atas satu aturan hirarki suatu negara,” kata Sulton.(republika.co.id)
from Siap Belajar http://ift.tt/2sVFVSr
via IFTTT
KETUA Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Sulton Fathoni, melihat arahan Presiden Joko Widodo untuk pendidikan di Indonesia merupakan penguatan karakter. Maka itu, ia menegaskan PBNU akan mendorong agar Perpres bisa lebih fokus ke penguatan karakter tersebut.
“Jika menyimak penyataan (Rais Aam PBNU) KH Ma’ruf Amin dan rilis Staf Kepresidenan, Presiden fokus kepada penguatan karakter. Jadi, kami mendorong agar Perpres fokus kepada pendidikan penguatan karakter,” kata Sulton saat dihubungi Republika.co.id, di Jakarta, Selasa (20/6).
Untuk formulanya seperti apa, ia menuturkan, PBNU tentu akan tetap mendorong agar kebijakan yang ada tidak sampai membuat sekolah formal berjalan hingga sore hari. Namun, Sulton mengaku sepakat saja untuk aspek penguatan karakter sesuai arahan Presiden Joko Widodo.
PBNU berpendapat, lanjut Sulton, sekolah formal sebaiknya berjalan sampai sekitar pukul satu siang. Sehingga, waktu seterusnya bisa diisi pendidikan lain.
Sulton mengungkapkan, PBNU mendorong pukul satu sampai menjelang magrib fokus untuk jam-jam pendidikan keagamaan. “Itu sangat mempengaruhi dan membantu pembentukan karakter anak bangsa,” ujar Sulton.
Terkait Permendikbud No.23 Tahun 2017, ia menegaskan PBNU telah memutuskan menolak kebijakan fullday school atau lima hari sekolah. Sebab, konsekuensi kebijakan itu akan menambah jam pelajaran anak-anak sekolah, tentu akan menjadi sampai sore hari.
Sulton menekankan itu jadi prinsip PBNU, walau nanti dari Permendikbud itu ditarik menjadi Perpres, yang dirasa tidak subtansial. Ia menilai perubahan Permendikbud ke Perpres itu lebih kepada penguatan cakupan dan daya paksa atas satu aturan yang dikeluarkan. “Itu lebih kepada penguatan cakupan dan daya paksa atas satu aturan hirarki suatu negara,” kata Sulton.(republika.co.id)
from Siap Belajar http://ift.tt/2sVFVSr
via IFTTT
Ini Contoh Kreativitas Guru dalam Penguatan Pendidikan Karakter
Ia menuturkan, secara total ada sekitar 15-ribu hingga 20-ribu guru pada jenjang pendidikan dasar dan menengah di seluruh Indonesia yang telah mengikuti pelatihan PPK. Ditjen GTK juga telah memberikan sekitar 2.000 modul PPK untuk guru. Semua modul tersebut dikembangkan sesuai dengan lima nilai utama karakter prioritas dalam PPK, yaitu religius, nasionalis, integritas, gotong-royong, dan mandiri. Modul-modul tersebut bisa diunduh secara daring melalui laman http://ift.tt/2rX9o9v atau http://ift.tt/2rXnRCi .
from Siap Belajar http://ift.tt/2rX6dPe
via IFTTT
Ia menuturkan, secara total ada sekitar 15-ribu hingga 20-ribu guru pada jenjang pendidikan dasar dan menengah di seluruh Indonesia yang telah mengikuti pelatihan PPK. Ditjen GTK juga telah memberikan sekitar 2.000 modul PPK untuk guru. Semua modul tersebut dikembangkan sesuai dengan lima nilai utama karakter prioritas dalam PPK, yaitu religius, nasionalis, integritas, gotong-royong, dan mandiri. Modul-modul tersebut bisa diunduh secara daring melalui laman http://ift.tt/2rX9o9v atau http://ift.tt/2rXnRCi .
from Siap Belajar http://ift.tt/2rX6dPe
via IFTTT
GURU PKN JENJANG SMP DAN SMA - YAY. PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN PAHOA
kunjungi sumber
kunjungi sumber