Rabu, 05 September 2007

Mengembangkan SDM dengan Teknologi Pendidikan

MEMASUKI pergaulan global, pendidikan merupakan aset sekaligus tumpuan yang diharapkan dapat memperbaiki sumber daya manusia (SDM), karena di sanalah tenaga kerja dididik dan dilatih. Dunia pendidikan adalah tempat di mana berbagai perbaikan dan pengembangan harus dilakukan, apabila ingin memperbaiki sumber daya manusia (SDM).

Pengembangan SDM, merupakan pendekatan yang terintegrasi dan menyeluruh untuk mengubah tingkahlaku kerja dengan menggunakan teknik dan strategi pembelajaran, dengan mengidentifikasi spesifikasi masalah belajar, kebutuhan belajar dan program belajar yang memungkinkan, melalui pendidikan dan pelatihan formal maupun nonformal.

Pendidikan dasar dipercaya belum mampu meningkatkan kualitas SDM, karena proses pembelajaran yang dialami peserta didik lebih bersifat proses mendengar, mencatat dan mengingat dan kurang pada proses pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan intelektual dan vokasional.

Untuk memecahkan berbagai masalah pendidikan, perlu disusun alternatif pemecahan melalui penerapan teknologi pendidikan. Pada hakikatnya teknologi pendidikan adalah suatu strategi yang digunakan untuk menganalisis, merancang, melaksanakan, menilai dan mengelola usaha pemecahan masalah belajar yang dihadapi setiap individu, dengan memanfaatkan berbagai macam recources. Demikian dikatakan Prof. Dr. H. Ishak Abdulhak, M.Pd., pakar teknologi pendidikan, dalam semiloknas peran fungsional teknologi pendidikan dalam peningkatan sumber daya manusia, yang digelar di Auditorium JICA FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Senin (13/2).

"Recources itu meliputi, manusia, prosedur, ide, alat dan organisasi," lanjutnya. Ia menambahkan, teknologi pendidikan tidak terbatas pada penerapan teknologi komunikasi dan informasi di dunia pendidikan, tetapi juga mencakup bagaimana pendidik menyampaikan bahan belajar dan bagaimana memenuhi kebutuhan belajar dengan cara memanfaatkan berbagai media pembelajaran.

Dengan teknologi pendidikan, peran-peran guru berubah total. Kalau sebelumnya peran mereka sebatas sebagai pendidik (educator) dan pengajar (teacher), sekarang berkembang menjadi pelatih, pendamping, dan sekaligus pembelajar. Masalah yang dihadapi individu dalam belajar pun bisa terpecahkan melalui rekayasa pembelajaran. "Contohnya, jika individu tidak bisa datang ke sekolah atau kampus, mereka masih tetap bisa belajar dengan penggunaan teknologi komunikasi dalam dunia pendidikan, seperti e-learning," katanya lebih lanjut.

Menurut Bambang, perkembangan teori pendidikan sekarang adalah, bagaimana mengembangkan SDM melalui teori dan praktik. "Teknologi pendidikan memiliki penekanan pada cara memecahkan masalah belajar individu dalam rangka pengembangan diri, untuk meningkatkan kompetensi dan keterampilan," tegas Bambang.

Bahasa teknologi adalah bisnis, dalam arti inovasinya harus menghasilkan uang untuk mengganti biaya investasi mulai riset dan pengembangan (R&D). Teknologi selalu berjumpa dengan pendidikan, meskipun kecepatan dunia pendidikan dalam mengaplikasikan teknologi baru selalu ketinggalan oleh dunia bisnis.

Prof. Dr. Bambang Sutjiatmo, staf ahli Menristek bidang pendidikan mengatakan, teknologi pendidikan harus digunakan sesuai dengan kondisi yang ada, materi yang diajarkan dan kesiapan institusi. "Untuk itu perlu ada kemitraan ABG, yaitu kemitraan antara akademisi, bisnis dan government," katanya.***

sofia balfas
v_balfas@yahoo.co.id

1 komentar:

Firman Juliansyah mengatakan...

artikelnya bagus sekali. sampai jumpa lagi di www.indi-smart.com

MEMASUKI pergaulan global, pendidikan merupakan aset sekaligus tumpuan yang diharapkan dapat memperbaiki sumber daya manusia (SDM), karena di sanalah tenaga kerja dididik dan dilatih. Dunia pendidikan adalah tempat di mana berbagai perbaikan dan pengembangan harus dilakukan, apabila ingin memperbaiki sumber daya manusia (SDM).

Pengembangan SDM, merupakan pendekatan yang terintegrasi dan menyeluruh untuk mengubah tingkahlaku kerja dengan menggunakan teknik dan strategi pembelajaran, dengan mengidentifikasi spesifikasi masalah belajar, kebutuhan belajar dan program belajar yang memungkinkan, melalui pendidikan dan pelatihan formal maupun nonformal.

Pendidikan dasar dipercaya belum mampu meningkatkan kualitas SDM, karena proses pembelajaran yang dialami peserta didik lebih bersifat proses mendengar, mencatat dan mengingat dan kurang pada proses pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan intelektual dan vokasional.

Untuk memecahkan berbagai masalah pendidikan, perlu disusun alternatif pemecahan melalui penerapan teknologi pendidikan. Pada hakikatnya teknologi pendidikan adalah suatu strategi yang digunakan untuk menganalisis, merancang, melaksanakan, menilai dan mengelola usaha pemecahan masalah belajar yang dihadapi setiap individu, dengan memanfaatkan berbagai macam recources. Demikian dikatakan Prof. Dr. H. Ishak Abdulhak, M.Pd., pakar teknologi pendidikan, dalam semiloknas peran fungsional teknologi pendidikan dalam peningkatan sumber daya manusia, yang digelar di Auditorium JICA FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Senin (13/2).

"Recources itu meliputi, manusia, prosedur, ide, alat dan organisasi," lanjutnya. Ia menambahkan, teknologi pendidikan tidak terbatas pada penerapan teknologi komunikasi dan informasi di dunia pendidikan, tetapi juga mencakup bagaimana pendidik menyampaikan bahan belajar dan bagaimana memenuhi kebutuhan belajar dengan cara memanfaatkan berbagai media pembelajaran.

Dengan teknologi pendidikan, peran-peran guru berubah total. Kalau sebelumnya peran mereka sebatas sebagai pendidik (educator) dan pengajar (teacher), sekarang berkembang menjadi pelatih, pendamping, dan sekaligus pembelajar. Masalah yang dihadapi individu dalam belajar pun bisa terpecahkan melalui rekayasa pembelajaran. "Contohnya, jika individu tidak bisa datang ke sekolah atau kampus, mereka masih tetap bisa belajar dengan penggunaan teknologi komunikasi dalam dunia pendidikan, seperti e-learning," katanya lebih lanjut.

Menurut Bambang, perkembangan teori pendidikan sekarang adalah, bagaimana mengembangkan SDM melalui teori dan praktik. "Teknologi pendidikan memiliki penekanan pada cara memecahkan masalah belajar individu dalam rangka pengembangan diri, untuk meningkatkan kompetensi dan keterampilan," tegas Bambang.

Bahasa teknologi adalah bisnis, dalam arti inovasinya harus menghasilkan uang untuk mengganti biaya investasi mulai riset dan pengembangan (R&D). Teknologi selalu berjumpa dengan pendidikan, meskipun kecepatan dunia pendidikan dalam mengaplikasikan teknologi baru selalu ketinggalan oleh dunia bisnis.

Prof. Dr. Bambang Sutjiatmo, staf ahli Menristek bidang pendidikan mengatakan, teknologi pendidikan harus digunakan sesuai dengan kondisi yang ada, materi yang diajarkan dan kesiapan institusi. "Untuk itu perlu ada kemitraan ABG, yaitu kemitraan antara akademisi, bisnis dan government," katanya.***

sofia balfas
v_balfas@yahoo.co.id