Minggu, 22 Oktober 2017

Gerakan Literasi di Akar Rumput Masih Hidup

 

Gerakan Literasi di Akar Rumput Masih Hidup.(Asop Ahmad/Siap Belajar)

Gerakan Literasi di Akar Rumput Masih Hidup.(Asop Ahmad/Siap Belajar)

TASIKMALAYA, SB – Euforia literasi di Kabupaten Tasikmalaya kini hanya menyisakan pergulatan para pejuangnya untuk tetap berusaha mempertahankan sebuah keyakinan dan idealisme

Gong gerakan yang sudah menghabiskan anggaran tidak sedikit itu harus mandek, karena  manuver para pemangku kebijakan itu sendiri. Anggaran atau perhatian dari pemerintah daerah mungkin bisa dialihkan atau sama sekali dihentikan

Tetapi tidak dengan pergerakan bawah yang senantiasa  terus bergulir, merambat bagaikan akar dan menyusuri sela-sela sempit. Seperti pada 17 September 2017 di Rest Area “RS” Sukaratu, bersebelahan dengan kantor Kecamatan Sukaratu, Kabupaten Tasikmalaya, para pegiat literasi di kabupaten ini melaksanakan kegiatan gebyar literasi aplikatif.

Yang menjadi sorotan utama di kegiatan ini para pegiatnya merupakan gabungan dari sebagian pengelola pojok baca, komunitas lingkungan, kumpulan para pengamen  serta komunitas funk, perwakilan siswa dari sebagian sekolah, serta perwakilan santri dari beberapa pesantren  yang ada di Kabupaten Tasikmalaya.

Kegiatan yang dilaksanakan hanya satu hari itu diikuti oleh sekitar dua ratus peserta. Turut hadir tokoh-tokoh masyarakat Tasikmalaya, seperti Drs. H. Yayan Tahyan pendiri Bale Asih, H. Dedi Muhtadi kepala Kompas Jabar, Drs. H. Yono Kusyono M.Pd dari Komisi IV DPRD Kab. Tasikmalaya, Nana Rukmana Kepala SD Negeri Pasirjeunjing Cigalontang pendiri gerakan baca Kompas Bumi, H. Bartis Suwargana mantan Kabid Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya, Ruslan M.Pd dari Universitas Siliwangi, serta relawan dari Pergerakan Relawan Kemanusiaan dan Lingkungan Indonesia (PRK-I).

Mereka berbaur dalam suasana diskusi yang menarik, memandang literasi dari berbagai sudut sesuai kapasitas dan latar belakang  gerakan para narasumber itu sendiri. Seperti yang diutarakan H. Dedi Muhtadi tentang pentingnya sebuah gerakan literasi.

Menurutnya, pendidikan adalah satu-satunya yang bisa mengangkat harkat martabat suatu bangsa, sehingga ia berharap gerakan yang datang dari bawah itu harus terus digelorakan, tetap  melangkah pantang mundur meskipun miskin dari fasilitas dan sarana.

Pameran hasil karya peserta, kreativitas  dari para komunitas dan bazar serta pembagian buku gratis dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya  juga ikut meramaikan kegiatan tersebut. Mobil perpustakaan dari Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Tasikmalaya yang terparkir di ujung tempat acara tidak luput dari serbuan peserta yang penasaran dengan buku yang dibawanya.

Banyak yang menarik perhatian peserta saat itu seperti pameran patung yang terbuat dari koran bekas karya Kang Acil Alianca, salah seorang seniman dari Tasikmalaya yang sudah malang melintang dalam pameran karya seni.

Dikatakan Dudi Rohdinulhak MM.Pd, ketua penyelenggara Gebyar Literasi Aplikatif  2017, melalui kegiatan itu pihaknya ingin menunjukkan bahwa gerakan literasi di Kabupaten Tasikmalaya masih ada dan terus bergerak, selaras dengan keinginan dan harapan yang lahir dari masyarakat.

Di ujung acara para peserta mendeklarasikan sebuah pergerakan yang diberi nama Aliansi Literasi Aplikatif, sebagai langkah awal pergerakan bersama di dalam keberagaman kelompok yang ada di Tasikmalaya, pada kesempatan itu juga sekitar lima belas pojok baca dilouncingkan diantaranya Pojok Baca Taman Singaparna serta Pojok Baca Pengamen di Terminal Tipe A Indihiang Tasikmalaya

Apresiasi juga diberikan kepada para tokoh yang telah menginspirasi pergerakan mereka selama ini seperti Drs H Yayan Tahyan Pendiri Bale Asih toko gratis peralatan sekolah lengkap yang diperuntukan bagi yatim dan Duafa, serta H Z Alvian sebagai Bapak literasi dari Tasikmalaya, mereka masing-masing mendapatkan sebuah cendra mata berupa lukisan karya eksklusif para seniman dari Kumpulan Pengamen Jalanan Kabupaten Tasikmalaya. (Asop Ahmad/Siap Belajar)



from Siap Belajar http://ift.tt/2yHDpRn
via IFTTT

Tidak ada komentar:

 

Gerakan Literasi di Akar Rumput Masih Hidup.(Asop Ahmad/Siap Belajar)

Gerakan Literasi di Akar Rumput Masih Hidup.(Asop Ahmad/Siap Belajar)

TASIKMALAYA, SB – Euforia literasi di Kabupaten Tasikmalaya kini hanya menyisakan pergulatan para pejuangnya untuk tetap berusaha mempertahankan sebuah keyakinan dan idealisme

Gong gerakan yang sudah menghabiskan anggaran tidak sedikit itu harus mandek, karena  manuver para pemangku kebijakan itu sendiri. Anggaran atau perhatian dari pemerintah daerah mungkin bisa dialihkan atau sama sekali dihentikan

Tetapi tidak dengan pergerakan bawah yang senantiasa  terus bergulir, merambat bagaikan akar dan menyusuri sela-sela sempit. Seperti pada 17 September 2017 di Rest Area “RS” Sukaratu, bersebelahan dengan kantor Kecamatan Sukaratu, Kabupaten Tasikmalaya, para pegiat literasi di kabupaten ini melaksanakan kegiatan gebyar literasi aplikatif.

Yang menjadi sorotan utama di kegiatan ini para pegiatnya merupakan gabungan dari sebagian pengelola pojok baca, komunitas lingkungan, kumpulan para pengamen  serta komunitas funk, perwakilan siswa dari sebagian sekolah, serta perwakilan santri dari beberapa pesantren  yang ada di Kabupaten Tasikmalaya.

Kegiatan yang dilaksanakan hanya satu hari itu diikuti oleh sekitar dua ratus peserta. Turut hadir tokoh-tokoh masyarakat Tasikmalaya, seperti Drs. H. Yayan Tahyan pendiri Bale Asih, H. Dedi Muhtadi kepala Kompas Jabar, Drs. H. Yono Kusyono M.Pd dari Komisi IV DPRD Kab. Tasikmalaya, Nana Rukmana Kepala SD Negeri Pasirjeunjing Cigalontang pendiri gerakan baca Kompas Bumi, H. Bartis Suwargana mantan Kabid Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya, Ruslan M.Pd dari Universitas Siliwangi, serta relawan dari Pergerakan Relawan Kemanusiaan dan Lingkungan Indonesia (PRK-I).

Mereka berbaur dalam suasana diskusi yang menarik, memandang literasi dari berbagai sudut sesuai kapasitas dan latar belakang  gerakan para narasumber itu sendiri. Seperti yang diutarakan H. Dedi Muhtadi tentang pentingnya sebuah gerakan literasi.

Menurutnya, pendidikan adalah satu-satunya yang bisa mengangkat harkat martabat suatu bangsa, sehingga ia berharap gerakan yang datang dari bawah itu harus terus digelorakan, tetap  melangkah pantang mundur meskipun miskin dari fasilitas dan sarana.

Pameran hasil karya peserta, kreativitas  dari para komunitas dan bazar serta pembagian buku gratis dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya  juga ikut meramaikan kegiatan tersebut. Mobil perpustakaan dari Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Tasikmalaya yang terparkir di ujung tempat acara tidak luput dari serbuan peserta yang penasaran dengan buku yang dibawanya.

Banyak yang menarik perhatian peserta saat itu seperti pameran patung yang terbuat dari koran bekas karya Kang Acil Alianca, salah seorang seniman dari Tasikmalaya yang sudah malang melintang dalam pameran karya seni.

Dikatakan Dudi Rohdinulhak MM.Pd, ketua penyelenggara Gebyar Literasi Aplikatif  2017, melalui kegiatan itu pihaknya ingin menunjukkan bahwa gerakan literasi di Kabupaten Tasikmalaya masih ada dan terus bergerak, selaras dengan keinginan dan harapan yang lahir dari masyarakat.

Di ujung acara para peserta mendeklarasikan sebuah pergerakan yang diberi nama Aliansi Literasi Aplikatif, sebagai langkah awal pergerakan bersama di dalam keberagaman kelompok yang ada di Tasikmalaya, pada kesempatan itu juga sekitar lima belas pojok baca dilouncingkan diantaranya Pojok Baca Taman Singaparna serta Pojok Baca Pengamen di Terminal Tipe A Indihiang Tasikmalaya

Apresiasi juga diberikan kepada para tokoh yang telah menginspirasi pergerakan mereka selama ini seperti Drs H Yayan Tahyan Pendiri Bale Asih toko gratis peralatan sekolah lengkap yang diperuntukan bagi yatim dan Duafa, serta H Z Alvian sebagai Bapak literasi dari Tasikmalaya, mereka masing-masing mendapatkan sebuah cendra mata berupa lukisan karya eksklusif para seniman dari Kumpulan Pengamen Jalanan Kabupaten Tasikmalaya. (Asop Ahmad/Siap Belajar)



from Siap Belajar http://ift.tt/2yHDpRn
via IFTTT