Selasa, 27 Mei 2014

Penelitian Tindakan Kelas Sekolah Dasar Kelas 2



No
Judul PTK
Mata pelajaran
Link Download
1
PENGGUNAAN JARI TANGAN SEBAGAI MEDIA DALAM PENGERJAAN HITUNG PERKALIAN BILANGAN SATUAN DENGAN SATUAN MELALUI PENDEKATAN JARIMATIKA
Matematika
2
Penggunaan Media Kartu Bilangan Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Nilai Tempat Dalam Pelajaran Matematika
Matematika
3
Penggunaan Kebun Sekolah Sebagai Media Langsung Untuk Meningkatkan Belajar Siswa Dalam Pelajaran Ipa Tentang Pertumbuhan Tumbuhan Di Kelas Ii Sdn I Saguling
IPA

PTK
http://adf.ly/oJj6J
4
Penggunaan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Motivasi Siswa Tentang Gotong Royong
PKn
bab 4 http://adf.ly/oJkbD


No
Judul PTK
Mata pelajaran
Link Download
1
PENGGUNAAN JARI TANGAN SEBAGAI MEDIA DALAM PENGERJAAN HITUNG PERKALIAN BILANGAN SATUAN DENGAN SATUAN MELALUI PENDEKATAN JARIMATIKA
Matematika
2
Penggunaan Media Kartu Bilangan Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Nilai Tempat Dalam Pelajaran Matematika
Matematika
3
Penggunaan Kebun Sekolah Sebagai Media Langsung Untuk Meningkatkan Belajar Siswa Dalam Pelajaran Ipa Tentang Pertumbuhan Tumbuhan Di Kelas Ii Sdn I Saguling
IPA

PTK
http://adf.ly/oJj6J
4
Penggunaan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Motivasi Siswa Tentang Gotong Royong
PKn
bab 4 http://adf.ly/oJkbD

Penelitian Tindakan Kelas Sekolah Dasar Kelas 3



No
Judul PTK
Mata Pelajaran
LinkDownload
1
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN PESERTA DIDIK KELAS III SD  TENTANG MENULIS PUISI
Bahasa Indonesia

http://adf.ly/oJnAJ
2
PENGGUNAAN METODE BERVARIASI DAN MEDIA NYATA DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN PESERTA DIDIK KELAS III SD  TENTANG PENGGOLONGAN TUMBUHAN BERDASARKAN BENTUK DAUN
IPA
http://adf.ly/oJxpj
3
UPAYA PENINGKATKAN PEMAHAMAN PENYUSUNAN PARAGRAF MELALUI MEDIA GAMBAR (BAHASA INDONESIA) DI KELAS III SD
Bahasa Indonesia
http://adf.ly/oJyYr
4
UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN SISWA TERHADAP MATERI JENIS PEKERJAAN YANG MENGHASILKAN BARANG DAN JASA DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBSERVASI
(ILMU PENGETAHUAN SOSIAL)
IPS
5
IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS III SDN CINTAASIH II TENTANG PECAHAN SEDERHANA
 (MATEMATIKA)
Matematika
http://adf.ly/oK2ff
6
Penggunaan Media Buku Fiksi untuk Meningkatkan  Minat Baca Anak dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia  Kelas III SD
Bahasa Indonesia
http://adf.ly/oK3kO
7
MENINGKATKAN PERMAHAMAN SISWA TENTANG
PERKALIAN DALAM PEMBELAJARAN
MATEMATIKA
MELAUI PENGGUNAAN MEDIA MANIK- MANIK
Matematika
http://adf.ly/oK7sf
8
Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Penjumlahan Bersusun Tehnik Menyimpan Dan Pengurangan Bersusun Tehnik Meminjam Melalui Permainan Interaktip
Matematika
http://adf.ly/oKBc6
9
MENINGKATKAN PEMAHANAN SISWA TENTANG PECAHAN
MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK
Matematika
http://adf.ly/oKDBB
10
. UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
TENTANG PENJUMLAHAN BILANGAN PECAHAN
MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL
Matematika
http://adf.ly/oKFnV
11
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR SISWA
PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA
DENGAN MODEL RME
(REALISTIK MATHEMATIC EDUCATION)
Matematika
http://adf.ly/oKHRH


No
Judul PTK
Mata Pelajaran
LinkDownload
1
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN PESERTA DIDIK KELAS III SD  TENTANG MENULIS PUISI
Bahasa Indonesia

http://adf.ly/oJnAJ
2
PENGGUNAAN METODE BERVARIASI DAN MEDIA NYATA DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN PESERTA DIDIK KELAS III SD  TENTANG PENGGOLONGAN TUMBUHAN BERDASARKAN BENTUK DAUN
IPA
http://adf.ly/oJxpj
3
UPAYA PENINGKATKAN PEMAHAMAN PENYUSUNAN PARAGRAF MELALUI MEDIA GAMBAR (BAHASA INDONESIA) DI KELAS III SD
Bahasa Indonesia
http://adf.ly/oJyYr
4
UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN SISWA TERHADAP MATERI JENIS PEKERJAAN YANG MENGHASILKAN BARANG DAN JASA DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBSERVASI
(ILMU PENGETAHUAN SOSIAL)
IPS
5
IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS III SDN CINTAASIH II TENTANG PECAHAN SEDERHANA
 (MATEMATIKA)
Matematika
http://adf.ly/oK2ff
6
Penggunaan Media Buku Fiksi untuk Meningkatkan  Minat Baca Anak dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia  Kelas III SD
Bahasa Indonesia
http://adf.ly/oK3kO
7
MENINGKATKAN PERMAHAMAN SISWA TENTANG
PERKALIAN DALAM PEMBELAJARAN
MATEMATIKA
MELAUI PENGGUNAAN MEDIA MANIK- MANIK
Matematika
http://adf.ly/oK7sf
8
Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Penjumlahan Bersusun Tehnik Menyimpan Dan Pengurangan Bersusun Tehnik Meminjam Melalui Permainan Interaktip
Matematika
http://adf.ly/oKBc6
9
MENINGKATKAN PEMAHANAN SISWA TENTANG PECAHAN
MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK
Matematika
http://adf.ly/oKDBB
10
. UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
TENTANG PENJUMLAHAN BILANGAN PECAHAN
MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL
Matematika
http://adf.ly/oKFnV
11
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR SISWA
PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA
DENGAN MODEL RME
(REALISTIK MATHEMATIC EDUCATION)
Matematika
http://adf.ly/oKHRH

Penelitian Tindakan Kelas Sekolah Dasar Kelas I

Mata Pelajaran Matematika

No
Judul PTK
Mata Pelajaran
Link download
1
Upaya Meningkatkan Kemampuan Siswa Memahami Konsep Penjumlahan Dan Pengurangan Dengan Menggunakan Media Nilai Mata Uang Melalui Pendekatan Realistik Pada Pembelajaran Tematik Di Kelas I SDN
Matematika
PTK
2
UPAYA MENINGKATAN MOTIVASI HASIL BELAJAR SISWA TENTANG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA MEDIA GAMBAR DI KELAS 1
Matematika
3
Upaya Meningkatkan Kemampuan Siswa Memahami Kansep Penjumlahan Dan Pengurangan Dengan Menggunakan Media Nilai Mata Uang
Matematika
4
UPAYA MENINGKATKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA TENTANG PENGURANGAN BILANGAN BULAT MELALUI PENGGUNAAN MEDIA KARTU BILANGAN
Matematika

Mata Pelajaran Matematika

No
Judul PTK
Mata Pelajaran
Link download
1
Upaya Meningkatkan Kemampuan Siswa Memahami Konsep Penjumlahan Dan Pengurangan Dengan Menggunakan Media Nilai Mata Uang Melalui Pendekatan Realistik Pada Pembelajaran Tematik Di Kelas I SDN
Matematika
PTK
2
UPAYA MENINGKATAN MOTIVASI HASIL BELAJAR SISWA TENTANG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA MEDIA GAMBAR DI KELAS 1
Matematika
3
Upaya Meningkatkan Kemampuan Siswa Memahami Kansep Penjumlahan Dan Pengurangan Dengan Menggunakan Media Nilai Mata Uang
Matematika
4
UPAYA MENINGKATKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA TENTANG PENGURANGAN BILANGAN BULAT MELALUI PENGGUNAAN MEDIA KARTU BILANGAN
Matematika

Jumat, 07 September 2007

Pelajaran Bahasa Asing di Sekolah

BANYAK orang bertanya-tanya, mengapa lulusan SMA sekarang tak mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Padahal, bahasa asing yang merupakan bahasa dunia itu sudah diajarkan sejak SMP. Artinya, selama enam tahun, bahasa Inggris sudah diajarkan di sekolah. Bahkan, saat ini banyak anak sudah menerima pelajaran bahasa Inggris sejak SD. Adakah yang keliru dalam proses pembelajaran?

KEADAAN ini jelas berbeda dengan apa yang dialami kebanyakan orangtua kita, terutama yang sempat mengenyam pendidikan di zaman Belanda. Di zaman Belanda, lulus AMS (Algemene Middelbare School-setingkat SMA) untuk kelompok non-eksakta, bisa dipastikan akan fasih berbahasa asing. Bahasa asing yang dikuasai pun tidak hanya Belanda yang digunakan untuk proses belajar-mengajar setiap hari, tetapi juga mampu dan fasih berbahasa Jerman, Perancis, dan tak jarang ada bahasa asing lain.

Keadaan ini amat jauh berbeda dengan kemampuan lulusan SMA sekarang. Banyak anak mengeluhkan ujian listening Bahasa Inggris dalam Ujian Akhir Nasional (UAN) kali ini.

"Materinya sendiri sebenarnya tidak begitu sulit. Hanya karena banyak anak tidak terbiasa dengan mendengarkan, mereka gelagapan, tidak bisa memahami apa yang dikemukakan. Belum lagi kalau sekolah tidak menyediakan peralatan memadai, bisa dipastikan anak- anak akan kesulitan," ujar Rudi, guru Bahasa Inggris di sebuah SMA swasta di bilangan Matraman, Jakarta Timur.

Sedikit mengungkap apa yang terjadi saat ujian listening Bahasa Inggris dalam UAN lalu, dikisahkan, ada sekolah yang terpaksa menghentikan pemutaran kaset karena terganggu derum knalpot bajaj yang sedang lewat. Belum lagi tape recorder yang digunakan pun tidak mampu menghasilkan suara dengan kualitas bagus.

Belum terbiasanya anak- anak mendengarkan percakapan bahasa asing, tidak siap/mampunya guru memberikan contoh percakapan yang bagus, dan minimnya fasilitas yang tersedia, untuk saat ini dianggap menjadi penghambat anak-anak menguasai bahasa asing.

"MENURUT pengamatan saya, bahasa Inggris yang dilakukan di Indonesia ini mau meniru dan mencoba sistem yang berlaku di luar negeri. Tentu saja keliru karena bahasa ibu yang kita gunakan sehari-hari adalah bahasa Indonesia. Sedangkan apa yang akan dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasional itu mengandaikan bahasa ibu yang digunakan siswa adalah bahasa Inggris, seperti cara Amerika Serikat atau Australia. Sejak kecil anak-anak di sana sudah hidup dalam lingkungan yang menggunakan bahasa Inggris. Dengan demikian, metode yang digunakannya pun tak banyak mengalami masalah," ujar guru lainnya.

Diakui, banyak sekolah kini sudah dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang bagus dan canggih. Banyak sekolah kini sudah memiliki laboratorium bahasa. Akan tetapi, kenyataannya, banyak laboratorium bahasa itu tidak digunakan. Alasan utama, guru tidak tahu bagaimana mengucapkan bahasa Inggris secara benar. Akibatnya, peralatan yang canggih, bagus, dan berharga mahal itu mubazir, terlihat rapi tetapi belum pernah digunakan.

"Para siswa pun pada akhirnya tidak pernah mendapat telaah pembicaraan dan listening secara benar," lanjut Rudi.

Persoalannya, secanggih apa pun peralatan yang dimiliki sekolah, apabila guru yang seharusnya mengajar tidak memiliki kemampuan berbahasa Inggris secara benar, bicara pun tidak fasih, bagaimana mungkin bisa mengajarkan bahasa Inggris secara benar.

Memang, mengajar bahasa Inggris tidak perlu harus menggunakan penutur asli (native speaker). Sebab, penutur asli belum tentu memahami apa yang menjadi kesulitan para siswa Indonesia saat belajar bahasa asing. Apalagi belajar bahasa adalah kegiatan yang bersifat individual dan perlu pemahaman lebih mendalam, tidak sekadar kognitif. Maka, apabila kelancaran berbahasa asing dijadikan keutamaan dengan mengundang native speaker (yang kadang hanya turis), dikhawatirkan justru akan melahirkan gejala baru, mengentalnya kesalahan (bila ada) yang pada saatnya akan sulit diperbaiki.

MESKI demikian, sejumlah pengamat melihat adanya "ketidakberesan" dalam proses belajar-mengajar bahasa asing, terutama bahasa Inggris, di sekolah. Alasan utamanya, seperti gugatan awal, lulusan SMA tak mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris.

Padahal, sebagai bahasa asing yang mendunia, bahasa Inggris akan tetap diperlukan, baik untuk bisa membaca teks berbahasa Inggris di perguruan tinggi maupun sebagai salah satu faktor "plus" dalam mencari pekerjaan. Tengok saja, betapa banyak iklan lowongan pekerjaan yang mensyaratkan menguasai bahasa Inggris aktif maupun pasif bagi para pelamar.

Diakui, untuk memenuhi kebutuhan itu, kurikulum yang berlaku di sekolah sudah banyak mengalami perubahan. Berbagai pendekatan pun sudah banyak dilakukan. Hasilnya, tetap sama saja. (Baca juga Pengajaran Bahasa Asing, Antara Sekolah dan Kursus)

"Kurikulum 1984 itu sebenarnya bagus. Sebab, di sana anak-anak dilatih untuk memahami dasar atau gramatika secara benar. Seandainya kurikulum itu diberlakukan sekarang, terutama di sekolah-sekolah yang memiliki fasilitas laboratorium bahasa lengkap, dan guru-guru yang mengajar memiliki kompetensi, bisa dipastikan hasilnya pasti akan bagus," ungkap Rudi.

Kurikulum 1984 berkeinginan membangun siswa untuk mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Dengan kurikulum itu, hasil yang ingin dicapai ialah, para siswa mampu menguasai bahasa Inggris secara aktif. Namun, lagi-lagi kendala besar masih menghadang. Banyak guru Bahasa Inggris sebenarnya kurang mampu mengajarkan bahasa Inggris dan buku pelajaran yang digunakan masih mementingkan struktur bahasa alias gramatika.

"Bagaimana bisa mengajarkan bahasa Inggris dengan baik kalau guru sendiri tidak mampu berbicara dalam bahasa Inggris dengan lancar, dan tidak paham akan apa yang diajarkan. Kalau situasinya seperti ini, bagaimana mereka bisa mengajak para siswa berkomunikasi dalam bahasa Inggris?" ujar pengamat yang lain.

Ketidakmampuan sekolah mengajarkan bahasa asing, terutama bahasa Inggris, mendorong munculnya kursus-kursus bahasa. Para pengelola kursus menyadari betul kebutuhan masyarakat akan bahasa Inggris, baik untuk keperluan sekolah maupun untuk mencari pekerjaan. Maka, tak mengherankan bila lembaga-lembaga kursus bahasa tumbuh menjamur. Tak terbilang berapa jumlah kursus bahasa Inggris yang terserak di seluruh Indonesia ini. Bahkan, bagi masyarakat Jakarta yang suka mendengarkan radio, akhir-akhir ini muncul iklan yang menawarkan kursus bahasa Inggris dalam waktu tiga minggu. Meski dalam waktu tiga minggu, kata iklan itu, peserta kursus dijamin pasti bisa berbahasa Inggris.

Para pengelola kursus tahu betul apa yang diperlukan masyarakat. Ketika sekolah dalam kenyataannya masih berkutat pada masalah gramatika dan berbagai aturan berbahasa, kursus bahasa menawarkan keterampilan berbicara.

Meskipun demikian, sejumlah pusat kebudayaan yang juga hadir dengan kursus-kursus bahasanya benar-benar jauh dari tujuan komersial. Goethe Institut di Jakarta, misalnya, tidak sepenuhnya berjalan berdasarkan uang pendaftaran peserta kursus. Lembaga itu masih disubsidi oleh Goethe Institut pusat di Jerman. Hal yang sama terjadi pada Pusat Kebudayaan Perancis (CCF) atau Erasmus Huis.

"Yang kami lakukan di sini adalah menyiapkan anak-anak muda Indonesia yang ingin belajar bahasa Jerman dengan baik. Kebanyakan dari mereka umumnya mau melanjutkan studi ke Jerman. Selain itu, kami juga memberikan kesempatan kepada anggota masyarakat Indonesia lainnya yang ingin mempelajari bahasa Jerman. Maka, usia pun tidak pernah dibatasi," ujar Maria Fischer dari Goethe Institut.

Metode yang dilakukan di sejumlah kursus bahasa asing yang menginduk pada pusat-pusat kebudayaan perwakilan negara sahabat umumnya lebih menekankan practical skill atau skill oriented, bukan pemahaman secara mendalam mengenai gramatika. Maka, kepada para peserta kursus umumnya didorong untuk mampu berbicara, mampu mengungkapkan pendapat dan pikirannya. Kalaupun ada gramatika yang keliru, akan dibetulkan "sambil jalan".

Itu sebabnya bobot penilaian saat ujian pun amat berbeda dengan yang terjadi di sekolah. Kemampuan membaca, mendengarkan, menulis, dan berbicara mendapat bobot paling tinggi, sementara gramatika "dianggap" sebagai penunjang.

Agaknya, pendekatan yang berbeda ini mampu melahirkan pembelajar bahasa yang fasih berbahasa asing. (tonny d widiastono)

BANYAK orang bertanya-tanya, mengapa lulusan SMA sekarang tak mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Padahal, bahasa asing yang merupakan bahasa dunia itu sudah diajarkan sejak SMP. Artinya, selama enam tahun, bahasa Inggris sudah diajarkan di sekolah. Bahkan, saat ini banyak anak sudah menerima pelajaran bahasa Inggris sejak SD. Adakah yang keliru dalam proses pembelajaran?

KEADAAN ini jelas berbeda dengan apa yang dialami kebanyakan orangtua kita, terutama yang sempat mengenyam pendidikan di zaman Belanda. Di zaman Belanda, lulus AMS (Algemene Middelbare School-setingkat SMA) untuk kelompok non-eksakta, bisa dipastikan akan fasih berbahasa asing. Bahasa asing yang dikuasai pun tidak hanya Belanda yang digunakan untuk proses belajar-mengajar setiap hari, tetapi juga mampu dan fasih berbahasa Jerman, Perancis, dan tak jarang ada bahasa asing lain.

Keadaan ini amat jauh berbeda dengan kemampuan lulusan SMA sekarang. Banyak anak mengeluhkan ujian listening Bahasa Inggris dalam Ujian Akhir Nasional (UAN) kali ini.

"Materinya sendiri sebenarnya tidak begitu sulit. Hanya karena banyak anak tidak terbiasa dengan mendengarkan, mereka gelagapan, tidak bisa memahami apa yang dikemukakan. Belum lagi kalau sekolah tidak menyediakan peralatan memadai, bisa dipastikan anak- anak akan kesulitan," ujar Rudi, guru Bahasa Inggris di sebuah SMA swasta di bilangan Matraman, Jakarta Timur.

Sedikit mengungkap apa yang terjadi saat ujian listening Bahasa Inggris dalam UAN lalu, dikisahkan, ada sekolah yang terpaksa menghentikan pemutaran kaset karena terganggu derum knalpot bajaj yang sedang lewat. Belum lagi tape recorder yang digunakan pun tidak mampu menghasilkan suara dengan kualitas bagus.

Belum terbiasanya anak- anak mendengarkan percakapan bahasa asing, tidak siap/mampunya guru memberikan contoh percakapan yang bagus, dan minimnya fasilitas yang tersedia, untuk saat ini dianggap menjadi penghambat anak-anak menguasai bahasa asing.

"MENURUT pengamatan saya, bahasa Inggris yang dilakukan di Indonesia ini mau meniru dan mencoba sistem yang berlaku di luar negeri. Tentu saja keliru karena bahasa ibu yang kita gunakan sehari-hari adalah bahasa Indonesia. Sedangkan apa yang akan dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasional itu mengandaikan bahasa ibu yang digunakan siswa adalah bahasa Inggris, seperti cara Amerika Serikat atau Australia. Sejak kecil anak-anak di sana sudah hidup dalam lingkungan yang menggunakan bahasa Inggris. Dengan demikian, metode yang digunakannya pun tak banyak mengalami masalah," ujar guru lainnya.

Diakui, banyak sekolah kini sudah dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang bagus dan canggih. Banyak sekolah kini sudah memiliki laboratorium bahasa. Akan tetapi, kenyataannya, banyak laboratorium bahasa itu tidak digunakan. Alasan utama, guru tidak tahu bagaimana mengucapkan bahasa Inggris secara benar. Akibatnya, peralatan yang canggih, bagus, dan berharga mahal itu mubazir, terlihat rapi tetapi belum pernah digunakan.

"Para siswa pun pada akhirnya tidak pernah mendapat telaah pembicaraan dan listening secara benar," lanjut Rudi.

Persoalannya, secanggih apa pun peralatan yang dimiliki sekolah, apabila guru yang seharusnya mengajar tidak memiliki kemampuan berbahasa Inggris secara benar, bicara pun tidak fasih, bagaimana mungkin bisa mengajarkan bahasa Inggris secara benar.

Memang, mengajar bahasa Inggris tidak perlu harus menggunakan penutur asli (native speaker). Sebab, penutur asli belum tentu memahami apa yang menjadi kesulitan para siswa Indonesia saat belajar bahasa asing. Apalagi belajar bahasa adalah kegiatan yang bersifat individual dan perlu pemahaman lebih mendalam, tidak sekadar kognitif. Maka, apabila kelancaran berbahasa asing dijadikan keutamaan dengan mengundang native speaker (yang kadang hanya turis), dikhawatirkan justru akan melahirkan gejala baru, mengentalnya kesalahan (bila ada) yang pada saatnya akan sulit diperbaiki.

MESKI demikian, sejumlah pengamat melihat adanya "ketidakberesan" dalam proses belajar-mengajar bahasa asing, terutama bahasa Inggris, di sekolah. Alasan utamanya, seperti gugatan awal, lulusan SMA tak mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris.

Padahal, sebagai bahasa asing yang mendunia, bahasa Inggris akan tetap diperlukan, baik untuk bisa membaca teks berbahasa Inggris di perguruan tinggi maupun sebagai salah satu faktor "plus" dalam mencari pekerjaan. Tengok saja, betapa banyak iklan lowongan pekerjaan yang mensyaratkan menguasai bahasa Inggris aktif maupun pasif bagi para pelamar.

Diakui, untuk memenuhi kebutuhan itu, kurikulum yang berlaku di sekolah sudah banyak mengalami perubahan. Berbagai pendekatan pun sudah banyak dilakukan. Hasilnya, tetap sama saja. (Baca juga Pengajaran Bahasa Asing, Antara Sekolah dan Kursus)

"Kurikulum 1984 itu sebenarnya bagus. Sebab, di sana anak-anak dilatih untuk memahami dasar atau gramatika secara benar. Seandainya kurikulum itu diberlakukan sekarang, terutama di sekolah-sekolah yang memiliki fasilitas laboratorium bahasa lengkap, dan guru-guru yang mengajar memiliki kompetensi, bisa dipastikan hasilnya pasti akan bagus," ungkap Rudi.

Kurikulum 1984 berkeinginan membangun siswa untuk mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Dengan kurikulum itu, hasil yang ingin dicapai ialah, para siswa mampu menguasai bahasa Inggris secara aktif. Namun, lagi-lagi kendala besar masih menghadang. Banyak guru Bahasa Inggris sebenarnya kurang mampu mengajarkan bahasa Inggris dan buku pelajaran yang digunakan masih mementingkan struktur bahasa alias gramatika.

"Bagaimana bisa mengajarkan bahasa Inggris dengan baik kalau guru sendiri tidak mampu berbicara dalam bahasa Inggris dengan lancar, dan tidak paham akan apa yang diajarkan. Kalau situasinya seperti ini, bagaimana mereka bisa mengajak para siswa berkomunikasi dalam bahasa Inggris?" ujar pengamat yang lain.

Ketidakmampuan sekolah mengajarkan bahasa asing, terutama bahasa Inggris, mendorong munculnya kursus-kursus bahasa. Para pengelola kursus menyadari betul kebutuhan masyarakat akan bahasa Inggris, baik untuk keperluan sekolah maupun untuk mencari pekerjaan. Maka, tak mengherankan bila lembaga-lembaga kursus bahasa tumbuh menjamur. Tak terbilang berapa jumlah kursus bahasa Inggris yang terserak di seluruh Indonesia ini. Bahkan, bagi masyarakat Jakarta yang suka mendengarkan radio, akhir-akhir ini muncul iklan yang menawarkan kursus bahasa Inggris dalam waktu tiga minggu. Meski dalam waktu tiga minggu, kata iklan itu, peserta kursus dijamin pasti bisa berbahasa Inggris.

Para pengelola kursus tahu betul apa yang diperlukan masyarakat. Ketika sekolah dalam kenyataannya masih berkutat pada masalah gramatika dan berbagai aturan berbahasa, kursus bahasa menawarkan keterampilan berbicara.

Meskipun demikian, sejumlah pusat kebudayaan yang juga hadir dengan kursus-kursus bahasanya benar-benar jauh dari tujuan komersial. Goethe Institut di Jakarta, misalnya, tidak sepenuhnya berjalan berdasarkan uang pendaftaran peserta kursus. Lembaga itu masih disubsidi oleh Goethe Institut pusat di Jerman. Hal yang sama terjadi pada Pusat Kebudayaan Perancis (CCF) atau Erasmus Huis.

"Yang kami lakukan di sini adalah menyiapkan anak-anak muda Indonesia yang ingin belajar bahasa Jerman dengan baik. Kebanyakan dari mereka umumnya mau melanjutkan studi ke Jerman. Selain itu, kami juga memberikan kesempatan kepada anggota masyarakat Indonesia lainnya yang ingin mempelajari bahasa Jerman. Maka, usia pun tidak pernah dibatasi," ujar Maria Fischer dari Goethe Institut.

Metode yang dilakukan di sejumlah kursus bahasa asing yang menginduk pada pusat-pusat kebudayaan perwakilan negara sahabat umumnya lebih menekankan practical skill atau skill oriented, bukan pemahaman secara mendalam mengenai gramatika. Maka, kepada para peserta kursus umumnya didorong untuk mampu berbicara, mampu mengungkapkan pendapat dan pikirannya. Kalaupun ada gramatika yang keliru, akan dibetulkan "sambil jalan".

Itu sebabnya bobot penilaian saat ujian pun amat berbeda dengan yang terjadi di sekolah. Kemampuan membaca, mendengarkan, menulis, dan berbicara mendapat bobot paling tinggi, sementara gramatika "dianggap" sebagai penunjang.

Agaknya, pendekatan yang berbeda ini mampu melahirkan pembelajar bahasa yang fasih berbahasa asing. (tonny d widiastono)

Mahasiswa Agent Of Change???

Mahasiswa,,apa sih aya ada di benak kita ketika kita mendengar kata mahasiswa,,,tukang demo kah,,tukang bikin onar kah,,,atau siswa yang statusnya sudah "maha"..

ketika saya menjadi mahasiswa baru di salah satu universitas di bandung,,,ada perasaan bangga,,,senang,,,dan merasa agak gagah,,,karena apa??melihat sejarahnya,,mahasiswa adalah slah satu kaum yang mampu merubah suatu keadaan negara ke arah reformasi yang diinginkan,,,tentu saja atas nama masyarakat,,,kita lihat saja indonesia pada masa kepemimpinan soekarno,,,,mahasiswa mengatasnamakan gerakannya sebagai gerakan trikora (tiga komando rakyat),,,tapi apakah komando itu memang benar2 pesan dari rakyat atau???memang mahasiswa juga rakyat,,,tapi dalam hal ini mahasiswa tidak dikategorikan sebagai rakyat...

lalu apa mahasiswa sebagai agent of change???
begini menurut saya kenapa mahasiswa di sebut seperti itu,,,dilihat dari sejarah rata2 negara,,,ketika negara tersbut sudah melenceng dari perundang-undanga dan mengarah pada tirani,,,mahasiswalah yang tampil kedepan dengan aksi-aksinya,,mencoba meruntuhkan, menegakan kembali perundang-undangan,,,dan memang rata-rata mahasiswa berhasil melakukannya,,,tapi kenapa para pejabat khususnya di indonesia,,,yang ketika mereka menjadi mahasiswa,,,mereka begitu giat melakukan perubahan untuk negaranya sendiri,,menegakan keadilan,,dan memajukan tanah airnya,,,tapi koq setelah jadi pejabat,,,mereka seakan lupa peran mereka sebelumnya,,,apakah sebutan agent of change adalah suatu kemunafikan???
"lebih baik diasingkan daripada menyerah pada kemunafikan" itu kata soe hok gie,,,mahasiswa yang sangat giat mengerahkan seluruh jiwa dan raganya demi perubahan,,,namun dia mati muda,,,ya mungkin lebih baik mahasiswa yang benar2 ingin memajukan indonesia mati muda,,,karena orang yang mati muda adalah orang yang beruntung,,,,

agent of change bagi mahasiswa menurut saya hanyalah sebuah fitnah,,tipuan,,,dan kemunafikan,,,
mahasiswa giat berdemo,,tapi lingkungan sendiri nya pun semrawut,,,kegiatan kemahasiswaan tidak menimbulkan perubahan yang signifikan,,,keadaan dan keterpaksaan lah menurut saya yang bisa merubah mahasiswa,,,jadi masih pantaskah mahasiswa disebut agent of change??tanya anda sendiri sebagai mahasiswa,,,tapi yang pasti saya tidak mau disebut agent of change,,,saya hanya ingin disebut mahasiswa saja.
Mahasiswa,,apa sih aya ada di benak kita ketika kita mendengar kata mahasiswa,,,tukang demo kah,,tukang bikin onar kah,,,atau siswa yang statusnya sudah "maha"..

ketika saya menjadi mahasiswa baru di salah satu universitas di bandung,,,ada perasaan bangga,,,senang,,,dan merasa agak gagah,,,karena apa??melihat sejarahnya,,mahasiswa adalah slah satu kaum yang mampu merubah suatu keadaan negara ke arah reformasi yang diinginkan,,,tentu saja atas nama masyarakat,,,kita lihat saja indonesia pada masa kepemimpinan soekarno,,,,mahasiswa mengatasnamakan gerakannya sebagai gerakan trikora (tiga komando rakyat),,,tapi apakah komando itu memang benar2 pesan dari rakyat atau???memang mahasiswa juga rakyat,,,tapi dalam hal ini mahasiswa tidak dikategorikan sebagai rakyat...

lalu apa mahasiswa sebagai agent of change???
begini menurut saya kenapa mahasiswa di sebut seperti itu,,,dilihat dari sejarah rata2 negara,,,ketika negara tersbut sudah melenceng dari perundang-undanga dan mengarah pada tirani,,,mahasiswalah yang tampil kedepan dengan aksi-aksinya,,mencoba meruntuhkan, menegakan kembali perundang-undangan,,,dan memang rata-rata mahasiswa berhasil melakukannya,,,tapi kenapa para pejabat khususnya di indonesia,,,yang ketika mereka menjadi mahasiswa,,,mereka begitu giat melakukan perubahan untuk negaranya sendiri,,menegakan keadilan,,dan memajukan tanah airnya,,,tapi koq setelah jadi pejabat,,,mereka seakan lupa peran mereka sebelumnya,,,apakah sebutan agent of change adalah suatu kemunafikan???
"lebih baik diasingkan daripada menyerah pada kemunafikan" itu kata soe hok gie,,,mahasiswa yang sangat giat mengerahkan seluruh jiwa dan raganya demi perubahan,,,namun dia mati muda,,,ya mungkin lebih baik mahasiswa yang benar2 ingin memajukan indonesia mati muda,,,karena orang yang mati muda adalah orang yang beruntung,,,,

agent of change bagi mahasiswa menurut saya hanyalah sebuah fitnah,,tipuan,,,dan kemunafikan,,,
mahasiswa giat berdemo,,tapi lingkungan sendiri nya pun semrawut,,,kegiatan kemahasiswaan tidak menimbulkan perubahan yang signifikan,,,keadaan dan keterpaksaan lah menurut saya yang bisa merubah mahasiswa,,,jadi masih pantaskah mahasiswa disebut agent of change??tanya anda sendiri sebagai mahasiswa,,,tapi yang pasti saya tidak mau disebut agent of change,,,saya hanya ingin disebut mahasiswa saja.

Rabu, 05 September 2007

Mengembangkan SDM dengan Teknologi Pendidikan

MEMASUKI pergaulan global, pendidikan merupakan aset sekaligus tumpuan yang diharapkan dapat memperbaiki sumber daya manusia (SDM), karena di sanalah tenaga kerja dididik dan dilatih. Dunia pendidikan adalah tempat di mana berbagai perbaikan dan pengembangan harus dilakukan, apabila ingin memperbaiki sumber daya manusia (SDM).

Pengembangan SDM, merupakan pendekatan yang terintegrasi dan menyeluruh untuk mengubah tingkahlaku kerja dengan menggunakan teknik dan strategi pembelajaran, dengan mengidentifikasi spesifikasi masalah belajar, kebutuhan belajar dan program belajar yang memungkinkan, melalui pendidikan dan pelatihan formal maupun nonformal.

Pendidikan dasar dipercaya belum mampu meningkatkan kualitas SDM, karena proses pembelajaran yang dialami peserta didik lebih bersifat proses mendengar, mencatat dan mengingat dan kurang pada proses pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan intelektual dan vokasional.

Untuk memecahkan berbagai masalah pendidikan, perlu disusun alternatif pemecahan melalui penerapan teknologi pendidikan. Pada hakikatnya teknologi pendidikan adalah suatu strategi yang digunakan untuk menganalisis, merancang, melaksanakan, menilai dan mengelola usaha pemecahan masalah belajar yang dihadapi setiap individu, dengan memanfaatkan berbagai macam recources. Demikian dikatakan Prof. Dr. H. Ishak Abdulhak, M.Pd., pakar teknologi pendidikan, dalam semiloknas peran fungsional teknologi pendidikan dalam peningkatan sumber daya manusia, yang digelar di Auditorium JICA FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Senin (13/2).

"Recources itu meliputi, manusia, prosedur, ide, alat dan organisasi," lanjutnya. Ia menambahkan, teknologi pendidikan tidak terbatas pada penerapan teknologi komunikasi dan informasi di dunia pendidikan, tetapi juga mencakup bagaimana pendidik menyampaikan bahan belajar dan bagaimana memenuhi kebutuhan belajar dengan cara memanfaatkan berbagai media pembelajaran.

Dengan teknologi pendidikan, peran-peran guru berubah total. Kalau sebelumnya peran mereka sebatas sebagai pendidik (educator) dan pengajar (teacher), sekarang berkembang menjadi pelatih, pendamping, dan sekaligus pembelajar. Masalah yang dihadapi individu dalam belajar pun bisa terpecahkan melalui rekayasa pembelajaran. "Contohnya, jika individu tidak bisa datang ke sekolah atau kampus, mereka masih tetap bisa belajar dengan penggunaan teknologi komunikasi dalam dunia pendidikan, seperti e-learning," katanya lebih lanjut.

Menurut Bambang, perkembangan teori pendidikan sekarang adalah, bagaimana mengembangkan SDM melalui teori dan praktik. "Teknologi pendidikan memiliki penekanan pada cara memecahkan masalah belajar individu dalam rangka pengembangan diri, untuk meningkatkan kompetensi dan keterampilan," tegas Bambang.

Bahasa teknologi adalah bisnis, dalam arti inovasinya harus menghasilkan uang untuk mengganti biaya investasi mulai riset dan pengembangan (R&D). Teknologi selalu berjumpa dengan pendidikan, meskipun kecepatan dunia pendidikan dalam mengaplikasikan teknologi baru selalu ketinggalan oleh dunia bisnis.

Prof. Dr. Bambang Sutjiatmo, staf ahli Menristek bidang pendidikan mengatakan, teknologi pendidikan harus digunakan sesuai dengan kondisi yang ada, materi yang diajarkan dan kesiapan institusi. "Untuk itu perlu ada kemitraan ABG, yaitu kemitraan antara akademisi, bisnis dan government," katanya.***

sofia balfas
v_balfas@yahoo.co.id

MEMASUKI pergaulan global, pendidikan merupakan aset sekaligus tumpuan yang diharapkan dapat memperbaiki sumber daya manusia (SDM), karena di sanalah tenaga kerja dididik dan dilatih. Dunia pendidikan adalah tempat di mana berbagai perbaikan dan pengembangan harus dilakukan, apabila ingin memperbaiki sumber daya manusia (SDM).

Pengembangan SDM, merupakan pendekatan yang terintegrasi dan menyeluruh untuk mengubah tingkahlaku kerja dengan menggunakan teknik dan strategi pembelajaran, dengan mengidentifikasi spesifikasi masalah belajar, kebutuhan belajar dan program belajar yang memungkinkan, melalui pendidikan dan pelatihan formal maupun nonformal.

Pendidikan dasar dipercaya belum mampu meningkatkan kualitas SDM, karena proses pembelajaran yang dialami peserta didik lebih bersifat proses mendengar, mencatat dan mengingat dan kurang pada proses pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan intelektual dan vokasional.

Untuk memecahkan berbagai masalah pendidikan, perlu disusun alternatif pemecahan melalui penerapan teknologi pendidikan. Pada hakikatnya teknologi pendidikan adalah suatu strategi yang digunakan untuk menganalisis, merancang, melaksanakan, menilai dan mengelola usaha pemecahan masalah belajar yang dihadapi setiap individu, dengan memanfaatkan berbagai macam recources. Demikian dikatakan Prof. Dr. H. Ishak Abdulhak, M.Pd., pakar teknologi pendidikan, dalam semiloknas peran fungsional teknologi pendidikan dalam peningkatan sumber daya manusia, yang digelar di Auditorium JICA FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Senin (13/2).

"Recources itu meliputi, manusia, prosedur, ide, alat dan organisasi," lanjutnya. Ia menambahkan, teknologi pendidikan tidak terbatas pada penerapan teknologi komunikasi dan informasi di dunia pendidikan, tetapi juga mencakup bagaimana pendidik menyampaikan bahan belajar dan bagaimana memenuhi kebutuhan belajar dengan cara memanfaatkan berbagai media pembelajaran.

Dengan teknologi pendidikan, peran-peran guru berubah total. Kalau sebelumnya peran mereka sebatas sebagai pendidik (educator) dan pengajar (teacher), sekarang berkembang menjadi pelatih, pendamping, dan sekaligus pembelajar. Masalah yang dihadapi individu dalam belajar pun bisa terpecahkan melalui rekayasa pembelajaran. "Contohnya, jika individu tidak bisa datang ke sekolah atau kampus, mereka masih tetap bisa belajar dengan penggunaan teknologi komunikasi dalam dunia pendidikan, seperti e-learning," katanya lebih lanjut.

Menurut Bambang, perkembangan teori pendidikan sekarang adalah, bagaimana mengembangkan SDM melalui teori dan praktik. "Teknologi pendidikan memiliki penekanan pada cara memecahkan masalah belajar individu dalam rangka pengembangan diri, untuk meningkatkan kompetensi dan keterampilan," tegas Bambang.

Bahasa teknologi adalah bisnis, dalam arti inovasinya harus menghasilkan uang untuk mengganti biaya investasi mulai riset dan pengembangan (R&D). Teknologi selalu berjumpa dengan pendidikan, meskipun kecepatan dunia pendidikan dalam mengaplikasikan teknologi baru selalu ketinggalan oleh dunia bisnis.

Prof. Dr. Bambang Sutjiatmo, staf ahli Menristek bidang pendidikan mengatakan, teknologi pendidikan harus digunakan sesuai dengan kondisi yang ada, materi yang diajarkan dan kesiapan institusi. "Untuk itu perlu ada kemitraan ABG, yaitu kemitraan antara akademisi, bisnis dan government," katanya.***

sofia balfas
v_balfas@yahoo.co.id

Teknologi Pendidikan

Berbagai-bagai takrifan telah diberikan mengenai teknologi pendidikan

"Teknologi pendidikan ialah gabungan manusia, peralatan, teknik dan peristiwa yang bertujuan untuk memberi kesan baik kepada pendidikan"

(Crowell (1971):Encyclopedia of education)

"Teknologi dalam pendidikan ialah penggunaan kemahiran dan teknik moden dalam keperluan latihan, yang meliputi kemudahan belajar dengan menggunakan persekitaran setakat mana ianya menimbulakn pembelajaran"

(Uhwin Derek (1976): Applying Educational Technology)

Kesimpulan: Teknologi pendidikan ialah satu sistem yang meliputi alat dan bahan media, organisasi yang digunakan secara terancang bagi menghasilkan kecekapan dalam pengajaran dan keberkesanan dalam pembelajaran.

Kepentingan teknologi pendidikan dalam pengajaran dan pembelajaran

  • Melicinkan proses pengajaran dan pembelajaran kerana berfokuskan kepada isi-isi penting kepada topik yang akan disampaikan.
  • Menjimatkan masa, tenaga dan wang.
  • Mengelakkan rasa bosan pelajar seterusnya mengekalkan minat pelajar. Ia juga boleh menghiburkan pelajar.
  • Mengelakkan berlakunya tidak faham atau salah tafsir terhadap konsep melalui deria melihat, mendengar atau menyentuh.
  • Membetulkan sebarang kekeliruan atau salah tafsir kerana ia memberi sesuatu gambaran yang menyeluruh dan jelas sesuatu konsep dan kaitannya dengan kehidupan seharian.
  • Melibatkan pelbagai deria pelajar. Cth: penggunaan visual yang diikuti oleh audio akan melibatkan deria lihat dan dengar dan mungkin deria sentuh. Penglibatan deria ini akan meningkatkan daya ingatan pelajar.
  • Memberi kelainan dan kepelbagaian kepada kaedah mengajar.
  • Membantu pelajar mendapat kesan pembelajaran yang maksimum dengan penggunaan masa yang minimum.
  • Memperkayakan pengalaman pelajar. Cth: media bergerak boleh memperkayakan pengalaman murid. Kejadian yang tidak pernah mereka lihat atau alami akan dapat mereka saksikan sendiri dan ini menjadikan mereka seoalah-olah mereka mengalaminya.

    Prinsip menggunakan teknologi pendidikan dalam proses pengajaran dan pembelajaran

  • Ia hanya merupakan sebagai bahan bantu mengajar dan tidak boleh digunakan untuk menggantikan pengajaran. Ia digunakan untuk menggantikan pengajaran. Ia digunakan untuk membantu guru mengajar sesuatu topik dengan lebih berkesan.
  • Ia mesti digunakan untuk pengajaran dan bukan untuk hiburan dan membuang masa.
  • Penggunaannya mesti dirancang dalam tiga peringkat iaitu:
    sebelum kegunaan - merancangmasa dan cara bagaimana mengaitkannya dengan topik pengajaran.
    semasa kegunaan - merancang ulasan dan penekanan aspek-aspek penting yang dapat membantu pembelajaran.
    selepas kegunaan - merancang aktiviti lanjutan seperti soalan-soalan, kesimpulan dan penilaian.
  • Ia mesti dipilih berdasarkan kesuaiannya dari segi topik dan objektif pelajaran, latar belakang pelajar, saiz kelas dan keadaan fizikal bilik darjah.
  • Ia mesti digunakan untuk mencapai sesuatu objektif pelajaran dan peringkat perkembangan pelajaran itu sama ada:
    - pengenalan topik
    - perkembangan pelajaran iaitu penerangan konsep
    - penutup dan kesimpulan topik pelajaran
    - penilaian kefahaman terhadap topik
  • Digunakan mengikut masa yang sesuai iaitu masa yang dapat merangsang pembelajaran
  • Digunakan dengan merujuk kepadanya dan bukan sekadar untuk menunjuk-nunjuk sahaja.
  • Selepas digunakan tanggalkan atau ubah supaya tidak mengganggu pelajar belajar seterusnya.
  • Setelah tamat sesi pengajaran, pamerkan untuk rujukan kelas di papan buletin kelas.

    Ciri-ciri dan jenis teknologi pendidikan yang baik

  • Alat yang dapat menjelaskan idea - idea yang kabur dan menrangkan isi-isi pelajaran.
    Contoh: Penggunaan cek terbuka dan tertutup yang telah diperbesarkan
  • Alat yang besar dan jelas untuk dilihat oleh semua pelajar.
    Contoh: Tulisan dan angka yang ditulis dalam transperensi mestilah besar dan jelas.
  • Tulisan dan gambar perlu dipelbagaikan warnanya.
    Contoh: Gunakan plebagai warna pen untk memberi penekanan kepada perkataan-perkataan dalam topik yang ingin diajar.
  • Gunakan bahan yang boleh tahan lama dan boleh disimpan.
  • Tunjukkan hasil dan kemahiran yang baik sekiranya alat dibuat sendiri.
  • Berbagai-bagai takrifan telah diberikan mengenai teknologi pendidikan

    "Teknologi pendidikan ialah gabungan manusia, peralatan, teknik dan peristiwa yang bertujuan untuk memberi kesan baik kepada pendidikan"

    (Crowell (1971):Encyclopedia of education)

    "Teknologi dalam pendidikan ialah penggunaan kemahiran dan teknik moden dalam keperluan latihan, yang meliputi kemudahan belajar dengan menggunakan persekitaran setakat mana ianya menimbulakn pembelajaran"

    (Uhwin Derek (1976): Applying Educational Technology)

    Kesimpulan: Teknologi pendidikan ialah satu sistem yang meliputi alat dan bahan media, organisasi yang digunakan secara terancang bagi menghasilkan kecekapan dalam pengajaran dan keberkesanan dalam pembelajaran.

    Kepentingan teknologi pendidikan dalam pengajaran dan pembelajaran

  • Melicinkan proses pengajaran dan pembelajaran kerana berfokuskan kepada isi-isi penting kepada topik yang akan disampaikan.
  • Menjimatkan masa, tenaga dan wang.
  • Mengelakkan rasa bosan pelajar seterusnya mengekalkan minat pelajar. Ia juga boleh menghiburkan pelajar.
  • Mengelakkan berlakunya tidak faham atau salah tafsir terhadap konsep melalui deria melihat, mendengar atau menyentuh.
  • Membetulkan sebarang kekeliruan atau salah tafsir kerana ia memberi sesuatu gambaran yang menyeluruh dan jelas sesuatu konsep dan kaitannya dengan kehidupan seharian.
  • Melibatkan pelbagai deria pelajar. Cth: penggunaan visual yang diikuti oleh audio akan melibatkan deria lihat dan dengar dan mungkin deria sentuh. Penglibatan deria ini akan meningkatkan daya ingatan pelajar.
  • Memberi kelainan dan kepelbagaian kepada kaedah mengajar.
  • Membantu pelajar mendapat kesan pembelajaran yang maksimum dengan penggunaan masa yang minimum.
  • Memperkayakan pengalaman pelajar. Cth: media bergerak boleh memperkayakan pengalaman murid. Kejadian yang tidak pernah mereka lihat atau alami akan dapat mereka saksikan sendiri dan ini menjadikan mereka seoalah-olah mereka mengalaminya.

    Prinsip menggunakan teknologi pendidikan dalam proses pengajaran dan pembelajaran

  • Ia hanya merupakan sebagai bahan bantu mengajar dan tidak boleh digunakan untuk menggantikan pengajaran. Ia digunakan untuk menggantikan pengajaran. Ia digunakan untuk membantu guru mengajar sesuatu topik dengan lebih berkesan.
  • Ia mesti digunakan untuk pengajaran dan bukan untuk hiburan dan membuang masa.
  • Penggunaannya mesti dirancang dalam tiga peringkat iaitu:
    sebelum kegunaan - merancangmasa dan cara bagaimana mengaitkannya dengan topik pengajaran.
    semasa kegunaan - merancang ulasan dan penekanan aspek-aspek penting yang dapat membantu pembelajaran.
    selepas kegunaan - merancang aktiviti lanjutan seperti soalan-soalan, kesimpulan dan penilaian.
  • Ia mesti dipilih berdasarkan kesuaiannya dari segi topik dan objektif pelajaran, latar belakang pelajar, saiz kelas dan keadaan fizikal bilik darjah.
  • Ia mesti digunakan untuk mencapai sesuatu objektif pelajaran dan peringkat perkembangan pelajaran itu sama ada:
    - pengenalan topik
    - perkembangan pelajaran iaitu penerangan konsep
    - penutup dan kesimpulan topik pelajaran
    - penilaian kefahaman terhadap topik
  • Digunakan mengikut masa yang sesuai iaitu masa yang dapat merangsang pembelajaran
  • Digunakan dengan merujuk kepadanya dan bukan sekadar untuk menunjuk-nunjuk sahaja.
  • Selepas digunakan tanggalkan atau ubah supaya tidak mengganggu pelajar belajar seterusnya.
  • Setelah tamat sesi pengajaran, pamerkan untuk rujukan kelas di papan buletin kelas.

    Ciri-ciri dan jenis teknologi pendidikan yang baik

  • Alat yang dapat menjelaskan idea - idea yang kabur dan menrangkan isi-isi pelajaran.
    Contoh: Penggunaan cek terbuka dan tertutup yang telah diperbesarkan
  • Alat yang besar dan jelas untuk dilihat oleh semua pelajar.
    Contoh: Tulisan dan angka yang ditulis dalam transperensi mestilah besar dan jelas.
  • Tulisan dan gambar perlu dipelbagaikan warnanya.
    Contoh: Gunakan plebagai warna pen untk memberi penekanan kepada perkataan-perkataan dalam topik yang ingin diajar.
  • Gunakan bahan yang boleh tahan lama dan boleh disimpan.
  • Tunjukkan hasil dan kemahiran yang baik sekiranya alat dibuat sendiri.
  • Minggu, 02 September 2007

    Cara bijak meningkatkan pendapatan dari Google Adsense

    Mungkin anda selalu bertanya dalam hati, mengapa website / blog anda belum memberikan hasil / pendapatan maksimal
    kepada anda walaupun anda sudah serius ngeblog ?
    Sebenarnya tulisan artikel ini membahas cara terbaik menaikkan / meningkatan pendapatan blog anda
    dari hasil iklan secara umum (tidak spesifik untuk Google Adsense, bisa dari pendapatan / income melalui
    iklan seperti Bidvertiser,Adbrite,Oxado,Adengage), tetapi karena terlanjur terkenalnya Adsense,
    saya memberikan judul diatas.

    Artikel ini saya tulis berdasarkan email-email yang masuk menanyakan cara cepat untuk menaikkan traffic
    blog mereka dan cara memaksimalkan pendapatan dari iklan Adsense, terutama para referral saya dari iklan Adsense tersebut.

    Dulu, setelah saya berhasil di approve Google Adsense menjadi publisher mereka, begitu senangnya saya dan
    saya selalu memikirkan cara cepat alias shortcut untuk cepat meraih keuntungan dari hasil iklan tersebut,
    tetapi selalu gagal dan gagal. Saya sering bertanya, mengapa trafficnya begitu minim sehingga iklan Adsense saya tidak
    diclick sama sekali?
    Akhirnya saya menemukan jawabannya, saya terlalu fokus dengan website yang berisi ADSENSE,
    sedangkan kita tahu bahwa iklan Adsense hanya akan muncul jika artikel yang kita tulis adalah dalam bahasa inggris (syukur-sykur mau nongol di artikel bahasa indonesia, baca: IKLAN RAHASIA JUTAWAN, biasa nongol ).
    Jadi kesimpulannya content website saya menggunakan bahasa inggris, sedangkan google page rank masih 0,
    sedangkan kita tahu bahwa sangat sulit berkompetisi dengan website-website luar yang juga berbahasa inggris (boro-boro bersaing dengan website / blog luar, bersaing dengan blog lokal saja kalah telak).

    Akhirnya, saya menemukan jawabannya, bikin satu blog khusus lagi sebagai perantara sebagai medium untuk
    mempromosikan website / blog kita yang berisi iklan-iklan yang kita harapkan bisa menjadi tumpuan kita untuk mencari nafkah di dunia internet ini.
    Dan kemudian akhirnya berhasil, pendapatan dari internet akhirnya terdongkrak, baik iklan Adsense, etology, adengage, bidvertiser, exoclick, adbrite,
    semua memberikan hasil yang baik. Bahkan referral saya sebagai publisher Adsense sudah mencapai 30 orang dalam 1 bulan ini.

    Lalu apa kriteria blog perantara yang saya maksudkan ?


    blog perantara yang saya maksudkan disini tidaklah muluk-muluk, isilah dengan santai artikel-artikel apa saja,
    dengan content yang padat, boleh berbahasa indonesia, tata ruang yang baik (themes yang enak dilihat, font yang cukup proposional,perpaduan warna yang menarik,pernak-pernik seadanya),
    isinya memberikan manfaat kepada orang lain, juallah skill dan kemampuan anda, buatlah visitor merasa ingin berkunjung terus alias penasaran,
    jangan membombardir blog anda dengan banner-banner, pernak pernik blog yang menghabiskan bandwidth koneksi internet mereka,
    dengan kata lain, blog tersebut berisi content yang simple,padat,mendidik dan menarik dan isinya akan dapat di cari di search engine.

    Tentunya yang lebih penting lagi, di dalam blog perantara ini berisi link ataupun banner yang menarik pengunjung untuk mengclick LINK / BANNER yang nantinya akan
    menuntun / memforward visitor kita menuju blog “komersial” anda tersebut.

    Jika sudah begitu, kemungkin visitor / pengunjung blog / website anda untuk mengclick iklan di blog komersial anda tersebut lebih besar bukan,
    apalagi kalau anda bisa menyiasati blog komersial anda dengan baik, saya yakin pendapatan anda dari iklan juga akan terdongkrak.

    Jadi skema sederhananya akan tampak seperti ini :

    Visitor - > Search Engine - > blog perantara anda - > Blog Komersial.

    Tetapi semua kita kembalikan kepada visitor anda apakah mereka akan mengclick iklan atau tidak.
    Setidaknya ini tips yang telah saya buktikan kemanjurannya.

    Jika anda belum tahu apa itu Google Adsense, saya kasih tahu, Google Adsense adalah salah satu cara mencari uang di dunia internet yang sudah terbukti kredibilitasnya, kalau sudah tahu, kenapa tidak Sign up for AdSense. dari sini ?

    Mungkin anda selalu bertanya dalam hati, mengapa website / blog anda belum memberikan hasil / pendapatan maksimal
    kepada anda walaupun anda sudah serius ngeblog ?
    Sebenarnya tulisan artikel ini membahas cara terbaik menaikkan / meningkatan pendapatan blog anda
    dari hasil iklan secara umum (tidak spesifik untuk Google Adsense, bisa dari pendapatan / income melalui
    iklan seperti Bidvertiser,Adbrite,Oxado,Adengage), tetapi karena terlanjur terkenalnya Adsense,
    saya memberikan judul diatas.

    Artikel ini saya tulis berdasarkan email-email yang masuk menanyakan cara cepat untuk menaikkan traffic
    blog mereka dan cara memaksimalkan pendapatan dari iklan Adsense, terutama para referral saya dari iklan Adsense tersebut.

    Dulu, setelah saya berhasil di approve Google Adsense menjadi publisher mereka, begitu senangnya saya dan
    saya selalu memikirkan cara cepat alias shortcut untuk cepat meraih keuntungan dari hasil iklan tersebut,
    tetapi selalu gagal dan gagal. Saya sering bertanya, mengapa trafficnya begitu minim sehingga iklan Adsense saya tidak
    diclick sama sekali?
    Akhirnya saya menemukan jawabannya, saya terlalu fokus dengan website yang berisi ADSENSE,
    sedangkan kita tahu bahwa iklan Adsense hanya akan muncul jika artikel yang kita tulis adalah dalam bahasa inggris (syukur-sykur mau nongol di artikel bahasa indonesia, baca: IKLAN RAHASIA JUTAWAN, biasa nongol ).
    Jadi kesimpulannya content website saya menggunakan bahasa inggris, sedangkan google page rank masih 0,
    sedangkan kita tahu bahwa sangat sulit berkompetisi dengan website-website luar yang juga berbahasa inggris (boro-boro bersaing dengan website / blog luar, bersaing dengan blog lokal saja kalah telak).

    Akhirnya, saya menemukan jawabannya, bikin satu blog khusus lagi sebagai perantara sebagai medium untuk
    mempromosikan website / blog kita yang berisi iklan-iklan yang kita harapkan bisa menjadi tumpuan kita untuk mencari nafkah di dunia internet ini.
    Dan kemudian akhirnya berhasil, pendapatan dari internet akhirnya terdongkrak, baik iklan Adsense, etology, adengage, bidvertiser, exoclick, adbrite,
    semua memberikan hasil yang baik. Bahkan referral saya sebagai publisher Adsense sudah mencapai 30 orang dalam 1 bulan ini.

    Lalu apa kriteria blog perantara yang saya maksudkan ?


    blog perantara yang saya maksudkan disini tidaklah muluk-muluk, isilah dengan santai artikel-artikel apa saja,
    dengan content yang padat, boleh berbahasa indonesia, tata ruang yang baik (themes yang enak dilihat, font yang cukup proposional,perpaduan warna yang menarik,pernak-pernik seadanya),
    isinya memberikan manfaat kepada orang lain, juallah skill dan kemampuan anda, buatlah visitor merasa ingin berkunjung terus alias penasaran,
    jangan membombardir blog anda dengan banner-banner, pernak pernik blog yang menghabiskan bandwidth koneksi internet mereka,
    dengan kata lain, blog tersebut berisi content yang simple,padat,mendidik dan menarik dan isinya akan dapat di cari di search engine.

    Tentunya yang lebih penting lagi, di dalam blog perantara ini berisi link ataupun banner yang menarik pengunjung untuk mengclick LINK / BANNER yang nantinya akan
    menuntun / memforward visitor kita menuju blog “komersial” anda tersebut.

    Jika sudah begitu, kemungkin visitor / pengunjung blog / website anda untuk mengclick iklan di blog komersial anda tersebut lebih besar bukan,
    apalagi kalau anda bisa menyiasati blog komersial anda dengan baik, saya yakin pendapatan anda dari iklan juga akan terdongkrak.

    Jadi skema sederhananya akan tampak seperti ini :

    Visitor - > Search Engine - > blog perantara anda - > Blog Komersial.

    Tetapi semua kita kembalikan kepada visitor anda apakah mereka akan mengclick iklan atau tidak.
    Setidaknya ini tips yang telah saya buktikan kemanjurannya.

    Jika anda belum tahu apa itu Google Adsense, saya kasih tahu, Google Adsense adalah salah satu cara mencari uang di dunia internet yang sudah terbukti kredibilitasnya, kalau sudah tahu, kenapa tidak Sign up for AdSense. dari sini ?