Sabtu, 25 Februari 2017

Saptalomba PAI Upaya Menangkal Dampak Negatif Teknologi Komunikasi

Saptalomba Pendidikan Agama Islam (PAI) digelar di SDN 3 Cibalong, (Agus DF/Siap Belajar)

Saptalomba Pendidikan Agama Islam (PAI) digelar di SDN 3 Cibalong, (Agus DF/Siap Belajar)

TASIKMALAYA, SB – Dua dekade lalu, telepon seluler merupakan barang mahal. Tak semua orang bisa memilikinya. Sekarang tidak begitu. Mudah dibeli. Murah. Hampir setiap orang menggenggamnnya, tak terkecuali anak-anak sekolah.

Kedati sudah ada kebijakan dilarang bawa ponsel ke sekolah, namun di luar sekolah para siswa bebas memakainya. Ibarat pisau bermata dua, jika tidak dibarengi dengan ilmu, maka pisau tersebut bisa mencelakai diri sendiri. Begitupun ponsel.

Untuk itu perlu upaya membentengi diri siswa dengan ilmu. Salah satunya melalui saptalomba Pendidikan Agama Islam (PAI), seperti yang digelar di SDN 3 Cibalong, Kamis pekan kemarin.

Dalam rangka mendalami serta mengamalkan nilai-nilai agama yang berperan sebagai perisai atau benteng dari dampak negatif di era globalisasi dan era keterbukaan seperti sekarang ini, Kelompok Kerja Guru (KKG) Gugus 1 Kecamatan Cibalon mengadakan Saptalomb PAI.

Tahun ini, perlombaan diikuti sepuluh sekolah dasar yang ada di Kecamatan Cibalong. Berbagai mata lomba digelar, di antaranya cerdas cermat, pildacil, kaligrafi, MTQ, tahfidz, praktik salat, dan qasidah. Ratusan pelajar SD tingkat Ranting Kecamatan Cibalong tampak antusias mengikuti lomba.

Ketua pelaksana acara, Cucu Sumiati S.Ag, mengatakan, perlombaan khusus keagamaan tersebut rutin diadakan setiap satu tahun sekali. Tujuannya untuk memotivasi dan meningkatkan semangat belajar siswa dalam penguasaan ilmu agama Islam, sehingga mereka mampu berprestasi dalam pengetahuan keagamaan.

“Perlombaan PAI ini digelar selama satu hari. Tujuannya tidak hanya untuk mengejar prestasi, tapi yang lebih penting lagi adalah tiap peserta lomba harus bisa mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari,” tuturnya (Agus DF/Siap Belajar)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 



from Siap Belajar http://ift.tt/2lVlh0X
via IFTTT
Saptalomba Pendidikan Agama Islam (PAI) digelar di SDN 3 Cibalong, (Agus DF/Siap Belajar)

Saptalomba Pendidikan Agama Islam (PAI) digelar di SDN 3 Cibalong, (Agus DF/Siap Belajar)

TASIKMALAYA, SB – Dua dekade lalu, telepon seluler merupakan barang mahal. Tak semua orang bisa memilikinya. Sekarang tidak begitu. Mudah dibeli. Murah. Hampir setiap orang menggenggamnnya, tak terkecuali anak-anak sekolah.

Kedati sudah ada kebijakan dilarang bawa ponsel ke sekolah, namun di luar sekolah para siswa bebas memakainya. Ibarat pisau bermata dua, jika tidak dibarengi dengan ilmu, maka pisau tersebut bisa mencelakai diri sendiri. Begitupun ponsel.

Untuk itu perlu upaya membentengi diri siswa dengan ilmu. Salah satunya melalui saptalomba Pendidikan Agama Islam (PAI), seperti yang digelar di SDN 3 Cibalong, Kamis pekan kemarin.

Dalam rangka mendalami serta mengamalkan nilai-nilai agama yang berperan sebagai perisai atau benteng dari dampak negatif di era globalisasi dan era keterbukaan seperti sekarang ini, Kelompok Kerja Guru (KKG) Gugus 1 Kecamatan Cibalon mengadakan Saptalomb PAI.

Tahun ini, perlombaan diikuti sepuluh sekolah dasar yang ada di Kecamatan Cibalong. Berbagai mata lomba digelar, di antaranya cerdas cermat, pildacil, kaligrafi, MTQ, tahfidz, praktik salat, dan qasidah. Ratusan pelajar SD tingkat Ranting Kecamatan Cibalong tampak antusias mengikuti lomba.

Ketua pelaksana acara, Cucu Sumiati S.Ag, mengatakan, perlombaan khusus keagamaan tersebut rutin diadakan setiap satu tahun sekali. Tujuannya untuk memotivasi dan meningkatkan semangat belajar siswa dalam penguasaan ilmu agama Islam, sehingga mereka mampu berprestasi dalam pengetahuan keagamaan.

“Perlombaan PAI ini digelar selama satu hari. Tujuannya tidak hanya untuk mengejar prestasi, tapi yang lebih penting lagi adalah tiap peserta lomba harus bisa mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari,” tuturnya (Agus DF/Siap Belajar)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 



from Siap Belajar http://ift.tt/2lVlh0X
via IFTTT

Mendikbud: UNBK jadikan siswa lebih jujur

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy (antaranews.com)

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy (antaranews.com)

MENTERI Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Prof Dr Muhadjir Effendy menyatakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) akan menjadikan siswa lebih jujur karena soal yang mereka hadapi tidak sama antara yang satu dengan lainnya.

“UNBK yang sudah dilakukan sejak tahun lalu, sekarang juga semakin dikembangkan. Tahun ini, soal yang akan dihadapi tiap siswa lebih banyak variasi, sehingga bisa jadi setiap siswa memegang soal yang berbeda satu sama lain,” kata Mendikbud di sela inspeksi mendadak di SMK PGRI 3 Malang, Jawa Timur, Sabtu.

Selain itu, lanjutnya, dengan UNBK ini membuat integritas siswa tak perlu lagi dipertanyakan. Sebab, peserta ujian harus mengerjakan sendiri, sehingga bisa dipastikan mereka lebih jujur, meski soal-soal UNBK nantinya hanya berupa pilihan ganda.

Menurut mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) itu, secara nasional siswa sudah memiliki perasaan malu jika tidak memilih ujian menggunakan UNBK. “Kalau bisa memang semuanya menggunakan UNBK. Tapi, jika tidak harapannya bukan karena alasan tidak mau atau tidak ada niat tapi karena ada kendala teknis, sehingga tidak ada pilihan lain selain menggunakan paper-based test,” katanya.

Akan tetapi, kata Muhadjir, untuk pendidikan kesetaraan bisa menggunakan UNBK atau tidak. “Kalau kesulitan ya tidak apa-apa menggunakan kertas, tidak akan dipaksakan,” ucapnya.

Dengan menggunakan UNBK, Muhadjir berharap akan ada dua kecakapan yang didapat oleh para siswa. Mereka tidak hanya mendapatkan kecakapan mengenai materi bahan ujian, tapi juga kemampuan menggunakan alat teknologi informasi.

Sementara itu Mendikbud melakukan inspeksi mendadak ke SMK PGRI 3 Malang yang menjadi lokasi lokasi UNBK mitra 10 SMP di kawasan Kabupaten dan Kota Malang.

Inspeksi tersebut dilakukan untuk memonitor kesiapan SMK PGRI 3 Malang dalam melaksanakan simulasi kedua UNBK SMP yang akan dilaksanakan Senin-Selasa, (27-28/02) dengan jumlah peserta sebanyak 1.008 siswa.

Mendikbud mencoba log in di salah satu komputer yang berada di ruangan di lantai 3 SMK PGRI 3 Malang. Di SMK tersebut terdapat 330 komputer dan 40 komputer cadangan.

Setelah mencoba dan mengecek komputer, jaringan, serta server, Muhadjir mengatakan bahwa SMK PGRI 3 telah siap untuk melakukan simulasi UNBK SMP pekan depan. “Ini adalah contoh sekolah yang sudah siap untuk pelaksanaan UNBK meskipun jumlah siswa dan komputer yang digunakan cukup banyak,” katanya.(antaranews.com)



from Siap Belajar http://ift.tt/2lVsYEm
via IFTTT
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy (antaranews.com)

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy (antaranews.com)

MENTERI Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Prof Dr Muhadjir Effendy menyatakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) akan menjadikan siswa lebih jujur karena soal yang mereka hadapi tidak sama antara yang satu dengan lainnya.

“UNBK yang sudah dilakukan sejak tahun lalu, sekarang juga semakin dikembangkan. Tahun ini, soal yang akan dihadapi tiap siswa lebih banyak variasi, sehingga bisa jadi setiap siswa memegang soal yang berbeda satu sama lain,” kata Mendikbud di sela inspeksi mendadak di SMK PGRI 3 Malang, Jawa Timur, Sabtu.

Selain itu, lanjutnya, dengan UNBK ini membuat integritas siswa tak perlu lagi dipertanyakan. Sebab, peserta ujian harus mengerjakan sendiri, sehingga bisa dipastikan mereka lebih jujur, meski soal-soal UNBK nantinya hanya berupa pilihan ganda.

Menurut mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) itu, secara nasional siswa sudah memiliki perasaan malu jika tidak memilih ujian menggunakan UNBK. “Kalau bisa memang semuanya menggunakan UNBK. Tapi, jika tidak harapannya bukan karena alasan tidak mau atau tidak ada niat tapi karena ada kendala teknis, sehingga tidak ada pilihan lain selain menggunakan paper-based test,” katanya.

Akan tetapi, kata Muhadjir, untuk pendidikan kesetaraan bisa menggunakan UNBK atau tidak. “Kalau kesulitan ya tidak apa-apa menggunakan kertas, tidak akan dipaksakan,” ucapnya.

Dengan menggunakan UNBK, Muhadjir berharap akan ada dua kecakapan yang didapat oleh para siswa. Mereka tidak hanya mendapatkan kecakapan mengenai materi bahan ujian, tapi juga kemampuan menggunakan alat teknologi informasi.

Sementara itu Mendikbud melakukan inspeksi mendadak ke SMK PGRI 3 Malang yang menjadi lokasi lokasi UNBK mitra 10 SMP di kawasan Kabupaten dan Kota Malang.

Inspeksi tersebut dilakukan untuk memonitor kesiapan SMK PGRI 3 Malang dalam melaksanakan simulasi kedua UNBK SMP yang akan dilaksanakan Senin-Selasa, (27-28/02) dengan jumlah peserta sebanyak 1.008 siswa.

Mendikbud mencoba log in di salah satu komputer yang berada di ruangan di lantai 3 SMK PGRI 3 Malang. Di SMK tersebut terdapat 330 komputer dan 40 komputer cadangan.

Setelah mencoba dan mengecek komputer, jaringan, serta server, Muhadjir mengatakan bahwa SMK PGRI 3 telah siap untuk melakukan simulasi UNBK SMP pekan depan. “Ini adalah contoh sekolah yang sudah siap untuk pelaksanaan UNBK meskipun jumlah siswa dan komputer yang digunakan cukup banyak,” katanya.(antaranews.com)



from Siap Belajar http://ift.tt/2lVsYEm
via IFTTT

INTERPRETER - FDK INDONESIA, PT

Lowongan - Rp3,000k - Rp5,000k, 1 thn pengalaman, tayangkan pada 25 Feb 2017 05:01:00

kunjungi sumber
Lowongan - Rp3,000k - Rp5,000k, 1 thn pengalaman, tayangkan pada 25 Feb 2017 05:01:00

kunjungi sumber

IPA (SCIENCE) - LEMBAGA PENDIDIKAN AGRENI COURSE

Lowongan - Rp3,000k - Rp5,000k, N/A thn pengalaman, tayangkan pada 25 Feb 2017 05:01:00

kunjungi sumber
Lowongan - Rp3,000k - Rp5,000k, N/A thn pengalaman, tayangkan pada 25 Feb 2017 05:01:00

kunjungi sumber

MATH TEACHER - LEMBAGA PENDIDIKAN AGRENI COURSE

Lowongan - Rp3,000k - Rp5,000k, N/A thn pengalaman, tayangkan pada 25 Feb 2017 05:01:00

kunjungi sumber
Lowongan - Rp3,000k - Rp5,000k, N/A thn pengalaman, tayangkan pada 25 Feb 2017 05:01:00

kunjungi sumber

SENIOR CHEMISTRY TEACHER - LEMBAGA PENDIDIKAN AGRENI COURSE

Lowongan - Rp3,000k - Rp5,000k, N/A thn pengalaman, tayangkan pada 25 Feb 2017 05:01:00

kunjungi sumber
Lowongan - Rp3,000k - Rp5,000k, N/A thn pengalaman, tayangkan pada 25 Feb 2017 05:01:00

kunjungi sumber

IT TEACHER FOR SECONDARY - PELANGI KASIH SCHOOL

Lowongan - Rp3,000k - Rp5,000k, N/A thn pengalaman, tayangkan pada 25 Feb 2017 05:01:00

kunjungi sumber
Lowongan - Rp3,000k - Rp5,000k, N/A thn pengalaman, tayangkan pada 25 Feb 2017 05:01:00

kunjungi sumber

Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan / Pusdiklat (Askep) - ANUGERAH ENERGITAMA, PT

Lowongan - Rp10,000k - Rp13,000k, ---- thn pengalaman, tayangkan pada 25 Feb 2017 10:53:00

kunjungi sumber
Lowongan - Rp10,000k - Rp13,000k, ---- thn pengalaman, tayangkan pada 25 Feb 2017 10:53:00

kunjungi sumber

Jumat, 24 Februari 2017

EDUCATION CONSULTANT AND MARKETING - SURYAMAS DUTAMAKMUR, Tbk, PT

Lowongan - Rp3,000k - Rp5,000k, 1 thn pengalaman, tayangkan pada 25 Feb 2017 04:15:00

kunjungi sumber
Lowongan - Rp3,000k - Rp5,000k, 1 thn pengalaman, tayangkan pada 25 Feb 2017 04:15:00

kunjungi sumber

Pembelajaran Aktif Mudahkan Murid Memahami Materi

Guru-guru madrasah sedang berkumpul PLAN MGMP di Kuningan Utara (USAID Prioritas)

Guru-guru madrasah sedang berkumpul PLAN MGMP di Kuningan Utara (USAID Prioritas)

USAID Prioritas melatih para guru SD/MI dan SMP/MTs mengajar dengan pendekatan pembelajaran aktif. Dengan pembelajaran aktif, guru di antaranya dapat memperbaiki konsep dan memahami konten materi yang akan disampaikan kepada murid dengan lebih baik.

Direktur Program USAID Prioritas Stuart Weston mengatakan, metodogi pembelajaran aktif terbagi dalam empat modul, yakni pembelajaran kontekstual, pendekatan saintifik, keterampilan informasi dan pemahaman konten materi. USAID Prioritas telah mengembangkan metodologi tersebut di tujuh provinsi, yakni Aceh, Sumut, Banten, Jabar, Jateng, Jatim, dan Sulawesi Selatan.

Stuart menjelaskan, pelatihan modul I-III telah selesai. Dengan melibatkan 300 fasilitator dari 50 daerah, USAID Prioritas kini tengah melatih para guru di Karawang untuk penerapan modul IV. “Modul IV ini lebih memfokuskan pada penguatan konten materi dan cara mengajarnya dengan pendekatan pembelajaran aktif,” kata Stuart, di Jakarta, Jumat, 24 Februari 2017.

Ia menyakatan, modul IV ini melengkapi tiga modul sebelumnya yang sudah dilatihkan kepada lebih dari 30.000 SD/MI dan SMP/MTs. Untuk guru SD/MI ada tiga materi utama dalam pelatihan tersebut yaitu literasi, IPA, dan matematika, sedangkan untuk guru SMP/MTs, bahasa Indonesia, IPA, dan matematika.

Penyusun modul IV ini melibatkan para dosen dari 16 Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. “Pelibatan para dosen LPTK ini agar setelah program USAID Prioritas selesai, mereka dapat melanjutkan pengembangan modul pelatihan lainnya untuk guru yang lebih menekankan pada kegiatan praktik dan menggunakan pendekatan aktif,” kata Stuart.

Ia menyatakan, dari pelatihan modul IV ini terungkap ada miskonsepsi guru terhadap konsep materi pembelajaran, seperti pada matematika. Selama ini, ‘garis tinggi’ segitiga selalu digambarkan tegak. Garis tinggi didefinisikan sebagai garis yang ditarik dari titik sudut secara tegak lurus terhadap alas, dan alas selalu dianggap berada di bagian bawah segitiga dan horizontal. Akibatnya, siswa mengalami kesalahan dalam menentukan garis tinggi segitiga yang miring.

Padahal, alas itu lebih tepat digambarkan sebagai ‘sisi’ di hadapan titik sudut tersebut atau perpanjangan sisi tersebut dalam hal segitiga tumpul. Maka, garis tinggi segitiga tepatnya didefinisikan sebagai garis yang ditarik dari titik sudut tegak lurus terhadap sisi di hadapannya atau terhadap perpanjangan sisi tersebut.

“Bayangkan, miskonsepsi tentang garis tinggi segitiga semacam itu sudah berlangsung puluhan tahun dan ribuan anak selama ini mengalami kesulitan menentukan garis tinggi segitiga yang miring atau segitiga tumpul,” ujar Ujang Sukandi, Spesialis Pelatihan Guru USAID Prioritas.(pikiran-rakyat.com)



from Siap Belajar http://ift.tt/2mmoNPk
via IFTTT
Guru-guru madrasah sedang berkumpul PLAN MGMP di Kuningan Utara (USAID Prioritas)

Guru-guru madrasah sedang berkumpul PLAN MGMP di Kuningan Utara (USAID Prioritas)

USAID Prioritas melatih para guru SD/MI dan SMP/MTs mengajar dengan pendekatan pembelajaran aktif. Dengan pembelajaran aktif, guru di antaranya dapat memperbaiki konsep dan memahami konten materi yang akan disampaikan kepada murid dengan lebih baik.

Direktur Program USAID Prioritas Stuart Weston mengatakan, metodogi pembelajaran aktif terbagi dalam empat modul, yakni pembelajaran kontekstual, pendekatan saintifik, keterampilan informasi dan pemahaman konten materi. USAID Prioritas telah mengembangkan metodologi tersebut di tujuh provinsi, yakni Aceh, Sumut, Banten, Jabar, Jateng, Jatim, dan Sulawesi Selatan.

Stuart menjelaskan, pelatihan modul I-III telah selesai. Dengan melibatkan 300 fasilitator dari 50 daerah, USAID Prioritas kini tengah melatih para guru di Karawang untuk penerapan modul IV. “Modul IV ini lebih memfokuskan pada penguatan konten materi dan cara mengajarnya dengan pendekatan pembelajaran aktif,” kata Stuart, di Jakarta, Jumat, 24 Februari 2017.

Ia menyakatan, modul IV ini melengkapi tiga modul sebelumnya yang sudah dilatihkan kepada lebih dari 30.000 SD/MI dan SMP/MTs. Untuk guru SD/MI ada tiga materi utama dalam pelatihan tersebut yaitu literasi, IPA, dan matematika, sedangkan untuk guru SMP/MTs, bahasa Indonesia, IPA, dan matematika.

Penyusun modul IV ini melibatkan para dosen dari 16 Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. “Pelibatan para dosen LPTK ini agar setelah program USAID Prioritas selesai, mereka dapat melanjutkan pengembangan modul pelatihan lainnya untuk guru yang lebih menekankan pada kegiatan praktik dan menggunakan pendekatan aktif,” kata Stuart.

Ia menyatakan, dari pelatihan modul IV ini terungkap ada miskonsepsi guru terhadap konsep materi pembelajaran, seperti pada matematika. Selama ini, ‘garis tinggi’ segitiga selalu digambarkan tegak. Garis tinggi didefinisikan sebagai garis yang ditarik dari titik sudut secara tegak lurus terhadap alas, dan alas selalu dianggap berada di bagian bawah segitiga dan horizontal. Akibatnya, siswa mengalami kesalahan dalam menentukan garis tinggi segitiga yang miring.

Padahal, alas itu lebih tepat digambarkan sebagai ‘sisi’ di hadapan titik sudut tersebut atau perpanjangan sisi tersebut dalam hal segitiga tumpul. Maka, garis tinggi segitiga tepatnya didefinisikan sebagai garis yang ditarik dari titik sudut tegak lurus terhadap sisi di hadapannya atau terhadap perpanjangan sisi tersebut.

“Bayangkan, miskonsepsi tentang garis tinggi segitiga semacam itu sudah berlangsung puluhan tahun dan ribuan anak selama ini mengalami kesulitan menentukan garis tinggi segitiga yang miring atau segitiga tumpul,” ujar Ujang Sukandi, Spesialis Pelatihan Guru USAID Prioritas.(pikiran-rakyat.com)



from Siap Belajar http://ift.tt/2mmoNPk
via IFTTT