Kamis, 22 Juni 2017

ART TEACHER (PRIMARY SCHOOL) - ACS JAKARTA

Lowongan - Rp3,000k - Rp5,000k, 3 thn pengalaman, tayangkan pada 22 Jun 2017 05:01:00

kunjungi sumber
Lowongan - Rp3,000k - Rp5,000k, 3 thn pengalaman, tayangkan pada 22 Jun 2017 05:01:00

kunjungi sumber

PRESCHOOL TEACHER - Playfield Pratama Jakarta

Lowongan - Rp4,000k - Rp6,000k, 1 thn pengalaman, tayangkan pada 22 Jun 2017 05:01:00

kunjungi sumber
Lowongan - Rp4,000k - Rp6,000k, 1 thn pengalaman, tayangkan pada 22 Jun 2017 05:01:00

kunjungi sumber

IT TEACHER FOR SECONDARY - PELANGI KASIH SCHOOL

Lowongan - Rp3,000k - Rp5,000k, 1 thn pengalaman, tayangkan pada 22 Jun 2017 05:01:00

kunjungi sumber
Lowongan - Rp3,000k - Rp5,000k, 1 thn pengalaman, tayangkan pada 22 Jun 2017 05:01:00

kunjungi sumber

GURU SEJARAH FOR SECONDARY LEVEL - PELANGI KASIH SCHOOL

Lowongan - Rp3,000k - Rp5,000k, N/A thn pengalaman, tayangkan pada 22 Jun 2017 05:01:00

kunjungi sumber
Lowongan - Rp3,000k - Rp5,000k, N/A thn pengalaman, tayangkan pada 22 Jun 2017 05:01:00

kunjungi sumber

Rabu, 21 Juni 2017

LIBRARIAN - DARMAGUNA ABADI MAKMUR SENTOSA, PT

Lowongan - Rp3,000k - Rp5,000k, 2 thn pengalaman, tayangkan pada 22 Jun 2017 04:06:00

kunjungi sumber
Lowongan - Rp3,000k - Rp5,000k, 2 thn pengalaman, tayangkan pada 22 Jun 2017 04:06:00

kunjungi sumber

SECONDARY TEACHERS (ENGLISH/HUMANITIES) - DARMAGUNA ABADI MAKMUR SENTOSA, PT

Lowongan - Rp5,000k - Rp8,000k, 3 thn pengalaman, tayangkan pada 22 Jun 2017 04:06:00

kunjungi sumber
Lowongan - Rp5,000k - Rp8,000k, 3 thn pengalaman, tayangkan pada 22 Jun 2017 04:06:00

kunjungi sumber

PRIMARY ART TEACHER - DARMAGUNA ABADI MAKMUR SENTOSA, PT

Lowongan - Rp3,000k - Rp5,000k, 3 thn pengalaman, tayangkan pada 22 Jun 2017 04:06:00

kunjungi sumber
Lowongan - Rp3,000k - Rp5,000k, 3 thn pengalaman, tayangkan pada 22 Jun 2017 04:06:00

kunjungi sumber

PBNU Minta Perpres Fokus ke Pendidikan Penguatan Karakter

Ilustrasi

Ilustrasi

KETUA  Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Sulton Fathoni, melihat arahan Presiden Joko Widodo untuk pendidikan di Indonesia merupakan penguatan karakter. Maka itu, ia menegaskan PBNU akan mendorong agar Perpres bisa lebih fokus ke penguatan karakter tersebut.

“Jika menyimak penyataan (Rais Aam PBNU) KH Ma’ruf Amin dan rilis Staf Kepresidenan, Presiden fokus kepada penguatan karakter. Jadi, kami mendorong agar Perpres fokus kepada pendidikan penguatan karakter,” kata Sulton saat dihubungi Republika.co.id, di Jakarta, Selasa (20/6).

Untuk formulanya seperti apa, ia menuturkan, PBNU tentu akan tetap mendorong agar kebijakan yang ada tidak sampai membuat sekolah formal berjalan hingga sore hari. Namun, Sulton mengaku sepakat saja untuk aspek penguatan karakter sesuai arahan Presiden Joko Widodo.

PBNU berpendapat, lanjut Sulton, sekolah formal sebaiknya berjalan sampai sekitar pukul satu siang. Sehingga, waktu seterusnya bisa diisi pendidikan lain.

Sulton mengungkapkan, PBNU mendorong pukul satu sampai menjelang magrib fokus untuk jam-jam pendidikan keagamaan. “Itu sangat mempengaruhi dan membantu pembentukan karakter anak bangsa,” ujar Sulton.

Terkait Permendikbud No.23 Tahun 2017, ia menegaskan PBNU telah memutuskan menolak kebijakan fullday school atau lima hari sekolah. Sebab, konsekuensi kebijakan itu akan menambah jam pelajaran anak-anak sekolah, tentu akan menjadi sampai sore hari.

Sulton menekankan itu jadi prinsip PBNU, walau nanti dari Permendikbud itu ditarik menjadi Perpres, yang dirasa tidak subtansial. Ia menilai perubahan Permendikbud ke Perpres itu lebih kepada penguatan cakupan dan daya paksa atas satu aturan yang dikeluarkan. “Itu lebih kepada penguatan cakupan dan daya paksa atas satu aturan hirarki suatu negara,” kata Sulton.(republika.co.id)



from Siap Belajar http://ift.tt/2sVFVSr
via IFTTT
Ilustrasi

Ilustrasi

KETUA  Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Sulton Fathoni, melihat arahan Presiden Joko Widodo untuk pendidikan di Indonesia merupakan penguatan karakter. Maka itu, ia menegaskan PBNU akan mendorong agar Perpres bisa lebih fokus ke penguatan karakter tersebut.

“Jika menyimak penyataan (Rais Aam PBNU) KH Ma’ruf Amin dan rilis Staf Kepresidenan, Presiden fokus kepada penguatan karakter. Jadi, kami mendorong agar Perpres fokus kepada pendidikan penguatan karakter,” kata Sulton saat dihubungi Republika.co.id, di Jakarta, Selasa (20/6).

Untuk formulanya seperti apa, ia menuturkan, PBNU tentu akan tetap mendorong agar kebijakan yang ada tidak sampai membuat sekolah formal berjalan hingga sore hari. Namun, Sulton mengaku sepakat saja untuk aspek penguatan karakter sesuai arahan Presiden Joko Widodo.

PBNU berpendapat, lanjut Sulton, sekolah formal sebaiknya berjalan sampai sekitar pukul satu siang. Sehingga, waktu seterusnya bisa diisi pendidikan lain.

Sulton mengungkapkan, PBNU mendorong pukul satu sampai menjelang magrib fokus untuk jam-jam pendidikan keagamaan. “Itu sangat mempengaruhi dan membantu pembentukan karakter anak bangsa,” ujar Sulton.

Terkait Permendikbud No.23 Tahun 2017, ia menegaskan PBNU telah memutuskan menolak kebijakan fullday school atau lima hari sekolah. Sebab, konsekuensi kebijakan itu akan menambah jam pelajaran anak-anak sekolah, tentu akan menjadi sampai sore hari.

Sulton menekankan itu jadi prinsip PBNU, walau nanti dari Permendikbud itu ditarik menjadi Perpres, yang dirasa tidak subtansial. Ia menilai perubahan Permendikbud ke Perpres itu lebih kepada penguatan cakupan dan daya paksa atas satu aturan yang dikeluarkan. “Itu lebih kepada penguatan cakupan dan daya paksa atas satu aturan hirarki suatu negara,” kata Sulton.(republika.co.id)



from Siap Belajar http://ift.tt/2sVFVSr
via IFTTT

Ini Contoh Kreativitas Guru dalam Penguatan Pendidikan Karakter

Ilustrasi (syahsmkn2tb.wordpress.com)

Ilustrasi (syahsmkn2tb.wordpress.com)

“JANGAN remehkan kreativitas guru. Jangan pesimis. Kita harus optimis,” tegas Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Sumarna Surapranata. Hal itu diungkapkannya terkait kemampuan guru berkreasi dalam menciptakan kegiatan yang mendukung Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Ia mengatakan, berbagai kegiatan di dalam maupun di luar kelas bisa diciptakan guru untuk melaksanakan kegiatan-kegatan PPK.
Pranata mencontohkan, dalam mengenalkan nilai-nilai nasionalisme, guru bisa membawa siswa ke museum. Di museum, guru bisa memperkenalkan sejarah, benda-benda pusaka, atau budaya secara langsung, tidak hanya melalui foto yang biasanya terjadi di dalam kelas. Penerapan PPK di sekolah memberikan ruang kepada guru untuk berkreasi.
Kreativitas guru dalam membuat berbagai kegiatan PPK juga tidak terbatas pada mata pelajaran yang diampunya. Guru Bahasa Indonesia, misalnya, bisa saja mengajarkan siswa bagaimana cara bercocok tanam yang baik, karena ia hobi dan ahli bercocok tanam. Dalam hal ini, guru SD memiliki kelebihan dalam ruang berkreasi, karena pola belajar mengajar di SD berdasarkan Kurikulum 2013 adalah tematik.
Contoh sederhana lain, guru juga bisa memanggil tukang cilok ke yang kerap berjualan di depan sekolah untuk menjadi sumber belajar di kelas. Siswa bisa belajar kemandirian dan kewirausahaan dari tukang cilok yang akan berbagi pengalaman mengenai persiapan berdagang, penjualan, hingga menghitung hasil, dan bagaimana dia bisa bertahan hidup dari berjualan cilok.
Bagi sekolah yang berada di daerah, guru bisa saja membawa siswa ke lingkungan alam seperti hutan. Di sana siswa bisa ditugaskan untuk mempelajari jenis-jenis hewan dan tumbuhan yang terdapat di hutan. Pranata mengingatkan agar guru tidak terpaku pada pembagian antara intrakurikuler, kokurikuler, dan esktrakurikuler. Sekolah dan guru bisa lebih bebas berkreasi menciptakan kegiatan dalam proses belajar-mengajar. Kegiatan-kegiatan yang diciptakan guru dalam melaksanakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK menjadi salah satu tugas guru yang bisa dikonversi ke dalam jam tatap muka untuk memenuhi beban kerja guru.
Kemendikbud melalui Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan juga telah memberikan pelatihan kepada guru untuk meningkatkan kreativitasnya terkait penerapan PPK di sekolah. “Kreasi itu kita ajarkan, tetapi kreasi sendiri lebih hebat,” ujar Pranata.

Ia menuturkan, secara total ada sekitar 15-ribu hingga 20-ribu guru pada jenjang pendidikan dasar dan menengah di seluruh Indonesia yang telah mengikuti pelatihan PPK. Ditjen GTK juga telah memberikan sekitar 2.000 modul PPK untuk guru. Semua modul tersebut dikembangkan sesuai dengan lima nilai utama karakter prioritas dalam PPK, yaitu religius, nasionalis, integritas, gotong-royong, dan mandiri. Modul-modul tersebut bisa diunduh secara daring melalui laman http://ift.tt/2rX9o9v atau http://ift.tt/2rXnRCi .



from Siap Belajar http://ift.tt/2rX6dPe
via IFTTT
Ilustrasi (syahsmkn2tb.wordpress.com)

Ilustrasi (syahsmkn2tb.wordpress.com)

“JANGAN remehkan kreativitas guru. Jangan pesimis. Kita harus optimis,” tegas Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Sumarna Surapranata. Hal itu diungkapkannya terkait kemampuan guru berkreasi dalam menciptakan kegiatan yang mendukung Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Ia mengatakan, berbagai kegiatan di dalam maupun di luar kelas bisa diciptakan guru untuk melaksanakan kegiatan-kegatan PPK.
Pranata mencontohkan, dalam mengenalkan nilai-nilai nasionalisme, guru bisa membawa siswa ke museum. Di museum, guru bisa memperkenalkan sejarah, benda-benda pusaka, atau budaya secara langsung, tidak hanya melalui foto yang biasanya terjadi di dalam kelas. Penerapan PPK di sekolah memberikan ruang kepada guru untuk berkreasi.
Kreativitas guru dalam membuat berbagai kegiatan PPK juga tidak terbatas pada mata pelajaran yang diampunya. Guru Bahasa Indonesia, misalnya, bisa saja mengajarkan siswa bagaimana cara bercocok tanam yang baik, karena ia hobi dan ahli bercocok tanam. Dalam hal ini, guru SD memiliki kelebihan dalam ruang berkreasi, karena pola belajar mengajar di SD berdasarkan Kurikulum 2013 adalah tematik.
Contoh sederhana lain, guru juga bisa memanggil tukang cilok ke yang kerap berjualan di depan sekolah untuk menjadi sumber belajar di kelas. Siswa bisa belajar kemandirian dan kewirausahaan dari tukang cilok yang akan berbagi pengalaman mengenai persiapan berdagang, penjualan, hingga menghitung hasil, dan bagaimana dia bisa bertahan hidup dari berjualan cilok.
Bagi sekolah yang berada di daerah, guru bisa saja membawa siswa ke lingkungan alam seperti hutan. Di sana siswa bisa ditugaskan untuk mempelajari jenis-jenis hewan dan tumbuhan yang terdapat di hutan. Pranata mengingatkan agar guru tidak terpaku pada pembagian antara intrakurikuler, kokurikuler, dan esktrakurikuler. Sekolah dan guru bisa lebih bebas berkreasi menciptakan kegiatan dalam proses belajar-mengajar. Kegiatan-kegiatan yang diciptakan guru dalam melaksanakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK menjadi salah satu tugas guru yang bisa dikonversi ke dalam jam tatap muka untuk memenuhi beban kerja guru.
Kemendikbud melalui Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan juga telah memberikan pelatihan kepada guru untuk meningkatkan kreativitasnya terkait penerapan PPK di sekolah. “Kreasi itu kita ajarkan, tetapi kreasi sendiri lebih hebat,” ujar Pranata.

Ia menuturkan, secara total ada sekitar 15-ribu hingga 20-ribu guru pada jenjang pendidikan dasar dan menengah di seluruh Indonesia yang telah mengikuti pelatihan PPK. Ditjen GTK juga telah memberikan sekitar 2.000 modul PPK untuk guru. Semua modul tersebut dikembangkan sesuai dengan lima nilai utama karakter prioritas dalam PPK, yaitu religius, nasionalis, integritas, gotong-royong, dan mandiri. Modul-modul tersebut bisa diunduh secara daring melalui laman http://ift.tt/2rX9o9v atau http://ift.tt/2rXnRCi .



from Siap Belajar http://ift.tt/2rX6dPe
via IFTTT

GURU PKN JENJANG SMP DAN SMA - YAY. PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN PAHOA

Lowongan - Rp5,000k - Rp8,000k, 2 thn pengalaman, tayangkan pada 21 Jun 2017 08:15:00

kunjungi sumber
Lowongan - Rp5,000k - Rp8,000k, 2 thn pengalaman, tayangkan pada 21 Jun 2017 08:15:00

kunjungi sumber