Kamis, 20 Juli 2017
Chemistry and Biology (for teaching Year 7-12), and Boys Boarding Supervisor - YAYASAN INTERNATIONAL ISLAMICS SCHOOL OF INDONESIA
kunjungi sumber
kunjungi sumber
PRINCIPAL (PRESCHOOL, PRIMARY) - PONTIANAK - KANAAN GLOBAL SCHOOL
kunjungi sumber
kunjungi sumber
PRINCIPAL (PRESCHOOL, PRIMARY) - CIANJUR - KANAAN GLOBAL SCHOOL
kunjungi sumber
kunjungi sumber
Rabu, 19 Juli 2017
PRESCHOOL TEACHER - CIANJUR - KANAAN GLOBAL SCHOOL
kunjungi sumber
kunjungi sumber
PRINCIPAL (PRESCHOOL, PRIMARY) - KANAAN GLOBAL SCHOOL
kunjungi sumber
kunjungi sumber
PRESCHOOL TEACHER - KANAAN GLOBAL SCHOOL
kunjungi sumber
kunjungi sumber
TUTOR TETAP (Mapel MTK, Fisika, Biologi, dan Bahasa Inggris-Indonesia) - GIGIH BERTUMBUH BERSAMA, PT
kunjungi sumber
kunjungi sumber
Pramuka: Tindakan Tegas akan Cegah Bullying
KETUA Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Adhyaksa Dault mengusulkan penindakan tegas terhadap para pelaku perundungan atau perbuatan mengganggu. Terlebih, kasus bullying tersebut terjadi di dunia pendidikan.
“Otoritas pendidikan harus mengambil tindakan tegas dan memberikan sanksi keras kepada pelaku perundungan,” kata Adhyaksa di Jakarta, Rabu (19/7), dilansir Antara.
Menurut dia, tindakan tegas dapat menekan terjadinya perundungan karena memberi efek jera dan memberi contoh kepada pihak lainnya mengenai buruknya dampak tindakan tercela, mengusik terus menerus tersebut.
Belakangan viral di media sosial mengenai perundungan terhadap mahasiswa Universitas Gunadarma, Depok, Jawa Barat. Perundungan juga terjadi di tingkat pendidikan dasar dan menengah seperti dilakukan segerombolan siswa terhadap siswi di kawasan Thamrin City.
Atas terjadinya perundungan tersebut, Adhyaksa berpendapat hal tersebut tidak pantas dilakukan terlebih oleh kalangan berpendidikan. Terkait kasus perundungan yang menimpa anak belasan tahun, menurut dia, bisa terjadi di mana saja terlebih saat ini arus informasi sangat terbuka dan menghilangkan batas ruang dan waktu.
Remaja saat ini kerap terpapar materi-materi berisi kekerasan dan konten tidak mendidik lainnya. Dia mengatakan gerakan dan sosialisasi antiperundungan harus diperkuat dengan melibatkan lintas sektoral agar kejadian serupa tidak terulang kembali. Dengan begitu, akan muncul kesadaran mengenai bahaya perundungan bagi para korban baik dalam jangka waktu dekat dan masa depan.(republika.co.id)
from Siap Belajar http://ift.tt/2uciYtJ
via IFTTT
KETUA Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Adhyaksa Dault mengusulkan penindakan tegas terhadap para pelaku perundungan atau perbuatan mengganggu. Terlebih, kasus bullying tersebut terjadi di dunia pendidikan.
“Otoritas pendidikan harus mengambil tindakan tegas dan memberikan sanksi keras kepada pelaku perundungan,” kata Adhyaksa di Jakarta, Rabu (19/7), dilansir Antara.
Menurut dia, tindakan tegas dapat menekan terjadinya perundungan karena memberi efek jera dan memberi contoh kepada pihak lainnya mengenai buruknya dampak tindakan tercela, mengusik terus menerus tersebut.
Belakangan viral di media sosial mengenai perundungan terhadap mahasiswa Universitas Gunadarma, Depok, Jawa Barat. Perundungan juga terjadi di tingkat pendidikan dasar dan menengah seperti dilakukan segerombolan siswa terhadap siswi di kawasan Thamrin City.
Atas terjadinya perundungan tersebut, Adhyaksa berpendapat hal tersebut tidak pantas dilakukan terlebih oleh kalangan berpendidikan. Terkait kasus perundungan yang menimpa anak belasan tahun, menurut dia, bisa terjadi di mana saja terlebih saat ini arus informasi sangat terbuka dan menghilangkan batas ruang dan waktu.
Remaja saat ini kerap terpapar materi-materi berisi kekerasan dan konten tidak mendidik lainnya. Dia mengatakan gerakan dan sosialisasi antiperundungan harus diperkuat dengan melibatkan lintas sektoral agar kejadian serupa tidak terulang kembali. Dengan begitu, akan muncul kesadaran mengenai bahaya perundungan bagi para korban baik dalam jangka waktu dekat dan masa depan.(republika.co.id)
from Siap Belajar http://ift.tt/2uciYtJ
via IFTTT
Kemampuan calistung siswa daerah terluar masih rendah
KEMENTERIAN Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menyebutkan kemampuan baca tulis dan berhitung (calistung) siswa di daerah terluar, terdepan, dan tertinggal (3T) masih lemah.
“Dari hasil pemetaan yang kami lakukan, melalui guru-guru Sarjana Mengajar di daerah 3T (SM3T), diketahui bahwa cukup banyak siswa di tingkat pendidikan dasar dan menengah yang lemah kemampuan calistungnya,” ujar Kasubdit Pendidikan Menengah Bidang Layanan Pendidikan Khusus dan Sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN) Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Kemdikbud, Dra Renny Yunus MM, di Jakarta, Rabu.
Oleh karena itu, pihaknya berupaya meningkatkan literasi di sekolah daerah 3T. Salah satu caranya, adalah menyelenggarakan program pemerataan mutu guru dalam peningkatan literasi di sekolah 3T.
Program literasi itu, lanjut dia, sangat penting untuk mengejar ketertinggalan Indonesia dari negara lainnya.
“Melalui program ini, guru-guru dilatih dengan menggunakan muatan lokal untuk membangkitkan semangat membaca anak didik.”
Dia menjelaskan para guru menggunakan media lagu, cerita rakyat dan juga kerajinan khas dari daerah untuk meningkatkan minat baca. Namun, ia menyadari ada kendala lainnya yakni banyak siswa yang harus dijemput guru agar mau bersekolah.
“Karena di banyak daerah 3T, anak itu membantu orang tua bukan sekolah,” tambah dia.
Program literasi tersebut, lanjut dia, diselenggarakan di 20 kabupaten yang termasuk ke daerah 3T. Tak hanya guru, pada program ini Kemdikbud juga melibatkan dinas pendidikan setempat. Setelah pelatihan selesai, dinas pendidikan diminta untuk membuat rencana kerja peningkatan literasi di daerahnya.
“Kami selalu berusaha untuk meningkatkan mutu pendidikan di daerah 3T. Kegiatan ini rencananya akan dilangsungkan berkesinambungan, dengan melibatkan kabupaten 3T lainnya pada tahun depan,” jelas Renny yang juga ketua pelaksana program tersebut.(antaranews.com)
from Siap Belajar http://ift.tt/2ucEXk7
via IFTTT
KEMENTERIAN Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menyebutkan kemampuan baca tulis dan berhitung (calistung) siswa di daerah terluar, terdepan, dan tertinggal (3T) masih lemah.
“Dari hasil pemetaan yang kami lakukan, melalui guru-guru Sarjana Mengajar di daerah 3T (SM3T), diketahui bahwa cukup banyak siswa di tingkat pendidikan dasar dan menengah yang lemah kemampuan calistungnya,” ujar Kasubdit Pendidikan Menengah Bidang Layanan Pendidikan Khusus dan Sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN) Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Kemdikbud, Dra Renny Yunus MM, di Jakarta, Rabu.
Oleh karena itu, pihaknya berupaya meningkatkan literasi di sekolah daerah 3T. Salah satu caranya, adalah menyelenggarakan program pemerataan mutu guru dalam peningkatan literasi di sekolah 3T.
Program literasi itu, lanjut dia, sangat penting untuk mengejar ketertinggalan Indonesia dari negara lainnya.
“Melalui program ini, guru-guru dilatih dengan menggunakan muatan lokal untuk membangkitkan semangat membaca anak didik.”
Dia menjelaskan para guru menggunakan media lagu, cerita rakyat dan juga kerajinan khas dari daerah untuk meningkatkan minat baca. Namun, ia menyadari ada kendala lainnya yakni banyak siswa yang harus dijemput guru agar mau bersekolah.
“Karena di banyak daerah 3T, anak itu membantu orang tua bukan sekolah,” tambah dia.
Program literasi tersebut, lanjut dia, diselenggarakan di 20 kabupaten yang termasuk ke daerah 3T. Tak hanya guru, pada program ini Kemdikbud juga melibatkan dinas pendidikan setempat. Setelah pelatihan selesai, dinas pendidikan diminta untuk membuat rencana kerja peningkatan literasi di daerahnya.
“Kami selalu berusaha untuk meningkatkan mutu pendidikan di daerah 3T. Kegiatan ini rencananya akan dilangsungkan berkesinambungan, dengan melibatkan kabupaten 3T lainnya pada tahun depan,” jelas Renny yang juga ketua pelaksana program tersebut.(antaranews.com)
from Siap Belajar http://ift.tt/2ucEXk7
via IFTTT
Menanamkan Pendidikan Karakter Bisa Melalui Sastra
KEPALA Badan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dadan Sunendar mengatakan pemerintah bisa menanamkan pendidikan karakter pada anak didik melalui sastra.
“Melalui karya sastra, kita bisa menanamkan pendidikan karakter bagi anak didik dan apa yang diharapkan pemerintah melalui pendidikan karakter ini dapat tercapai,” ujar Dadan dalam Musyawarah Nasional Sastrawan Indonesia (Munsi) II di Jakarta, Selasa (18/7).
Dia menjelaskan, melalui karya sastra, anak didik tak hanya sekedar membaca tetapi belajar banyak hal. Badan Bahasa telah mengumpulkan sebanyak 160 cerita rakyat yang telah diseleksi dan layak untuk diterbitkan.
Sekretariat Negara telah menerbitkan 28 judul cerita rakyat tersebut dan sudah dicetak sebanyak 3.000 eksemplar. “Kami menyarankan agar ketika Pak Presiden kunjungan tidak hanya memberi sepeda kepada anak-anak, tetapi juga buku bacaan. Hal itu sudah dilakukan pada puasa kemarin,” kata dia.
Dadan juga mengajak para sastrawan untuk terus berkarya karena diplomasi Bahasa Indonesia tidak hanya dilakukan oleh para guru bahasa di luar negeri tetapi juga para sastrawan melalui karyanya.
Munsi II bertujuan untuk menyediakan wadah untuk berdiskusi, berkarya, berbagi informasi dan bersilaturahim antara sastrawan dan pegiat sastra.
Hasil yang diharapkan dengan kegiatan ini adalah karya sastra Indonesia yang berkualitas, karya sastra sebagai bahan bacaan masyarakat di negeri sendiri dan terjemahan karya sastra Indonesia ke berbagai bahasa asing.
Selain itu, karya sastra Indonesia tersebut ke kancah internasional, dan karya sastra Indonesia sebagai pengingat dan pengikat keberagaman etnik di Indonesia.(republika.co.id)
from Siap Belajar http://ift.tt/2uJMB6V
via IFTTT
KEPALA Badan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dadan Sunendar mengatakan pemerintah bisa menanamkan pendidikan karakter pada anak didik melalui sastra.
“Melalui karya sastra, kita bisa menanamkan pendidikan karakter bagi anak didik dan apa yang diharapkan pemerintah melalui pendidikan karakter ini dapat tercapai,” ujar Dadan dalam Musyawarah Nasional Sastrawan Indonesia (Munsi) II di Jakarta, Selasa (18/7).
Dia menjelaskan, melalui karya sastra, anak didik tak hanya sekedar membaca tetapi belajar banyak hal. Badan Bahasa telah mengumpulkan sebanyak 160 cerita rakyat yang telah diseleksi dan layak untuk diterbitkan.
Sekretariat Negara telah menerbitkan 28 judul cerita rakyat tersebut dan sudah dicetak sebanyak 3.000 eksemplar. “Kami menyarankan agar ketika Pak Presiden kunjungan tidak hanya memberi sepeda kepada anak-anak, tetapi juga buku bacaan. Hal itu sudah dilakukan pada puasa kemarin,” kata dia.
Dadan juga mengajak para sastrawan untuk terus berkarya karena diplomasi Bahasa Indonesia tidak hanya dilakukan oleh para guru bahasa di luar negeri tetapi juga para sastrawan melalui karyanya.
Munsi II bertujuan untuk menyediakan wadah untuk berdiskusi, berkarya, berbagi informasi dan bersilaturahim antara sastrawan dan pegiat sastra.
Hasil yang diharapkan dengan kegiatan ini adalah karya sastra Indonesia yang berkualitas, karya sastra sebagai bahan bacaan masyarakat di negeri sendiri dan terjemahan karya sastra Indonesia ke berbagai bahasa asing.
Selain itu, karya sastra Indonesia tersebut ke kancah internasional, dan karya sastra Indonesia sebagai pengingat dan pengikat keberagaman etnik di Indonesia.(republika.co.id)
from Siap Belajar http://ift.tt/2uJMB6V
via IFTTT