Jumat, 16 Juni 2017

Metodologi Pelajaran Sekolah di Purwakarta Cenderung Lebih Aplikatif

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi

BUPATI  Purwakarta, Jawa Barat, Dedi Mulyadi ‎punya program cukup brilian di bidang pendidikan. Program yang telah digulirkan sejak beberapa tahun ini, terkait dengan aktivitas belajar mengajar para siswa di seluruh sekolah, baik tingkat SD dan SMP.‎ Tujuannya hanya satu, yakni ingin menciptakan sekolah menjadi pusat pendidikan multi talent. Upaya ini, diharapkan bisa mencetak generasi muda yang kreatif dan inovatif.

“Salah satu upaya kita, mendorong sekolah untuk menerapkan pelajaran yang salah satu poin pentingnya menitikberatkan pada pelajaran yang lebih aplikatif. Misalnya, pelajar berbasis pertanian, peternakan dan perkebunan,” ujar Dedi belum lama ini.

Kang Dedi berpendapat, saat ini perlu ada perubahan pola pembelajaran bagi para siswa. Pihaknya pun meminta supaya para guru lebih membuka wawasan lagi. Terutama, bisa lebih kreatif, berinovasi dan improvisasi dalam mengajarkan pelajaran ke anak didiknya. Supaya, pola pembelajaran di sekolah tak cenderung monoton.

Menurut dia, selama ini para pelajar hanya diberi ilmu serta teori yang cenderung monoton. Sedangkan, dalam tataran praktik dan aplikatif justru masih minim. Padahal, ilmu yang mereka pelajari itu perlu diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Dia menjelaskan, ‎jika saja gurunya kreatif dalam mengajar mereka bisa lebih berwarna. Misalnya, dengan lebih banyak menggelar aktivitas praktikum para siswa supaya mau belajar di alam terbuka.

“Kalau di Purwakarta, hampir seluruh sekolahnya sudah menerapkan pelajaran seperti ini,” jelas dia.

Dedi menyontohkan salah satu pelajara aplikatif yang dimaksud. Di sawah misalnya, banyak ilmu yang bisa didapat oleh para siswa. Siswa bisa melakukan praktikum pelajaran biologi, dari mulai meneliti, mengolah hingga menanam padi.

“Seperti inilah, rangkaian pelajaran yang perlu diberikan kepada siswa saat ini. Jadi, ‎kreatifitas anak-anak dibangun sejak dini. Supaya, saat dewasa kelak mereka memiliki jiwa enterpreneur,” tambah dia.

Dedi menambahkan, selain mendorong sekolah dan guru-gurunya mengajarkan pelajaran aplikatif, pada awal tahun kemarin pemkab pun membuat kebijakan lain bagi para siswanya. Yakni, memberi kesempatan kepada mereka belajar diluar sekolah untuk mendampingi orang tuanya bekerja.

“Ini merupakan program pendidikan vokasional.‎ Setiap hari Selasa pada pekan kedua dan ke empat, mereka tidak harus ke sekolah. Tapi, mereka wajib belajar bersama orang tuanya di rumah,” kata dia.

Jadi, terang Dedi, setiap Selasa mereka tak belajar di sekolah. Tapi, mereka diberi kesempatan untuk mempelajari apa yang menjadi pekerjaan orang tuannya. Misalnya, siswa tersebut anak seorang petani, berarti harus ikut ke sawah.

Selain menerapkan pelajaran lebih aplikatif, tujuan dari program ini juga sebagai upaya meningkatkan hubungan emosional antara orang tua dengan anaknya. Selain itu, untuk mengajarkan kepada mereka mengenai proses mencari uang yang selama ini dilakukan orang tua mereka.

“Dengan belajar membantu orang tua seperti ini, kami berharap kepekaan mereka bisa terasah. Mereka bisa lebih menghargai proses. Sehingga, mereka bisa tumbuh menjadi manusia yang produktif,” pungkasnya.(news.okezone.com)



from Siap Belajar http://ift.tt/2rG20iQ
via IFTTT

Tidak ada komentar:

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi

BUPATI  Purwakarta, Jawa Barat, Dedi Mulyadi ‎punya program cukup brilian di bidang pendidikan. Program yang telah digulirkan sejak beberapa tahun ini, terkait dengan aktivitas belajar mengajar para siswa di seluruh sekolah, baik tingkat SD dan SMP.‎ Tujuannya hanya satu, yakni ingin menciptakan sekolah menjadi pusat pendidikan multi talent. Upaya ini, diharapkan bisa mencetak generasi muda yang kreatif dan inovatif.

“Salah satu upaya kita, mendorong sekolah untuk menerapkan pelajaran yang salah satu poin pentingnya menitikberatkan pada pelajaran yang lebih aplikatif. Misalnya, pelajar berbasis pertanian, peternakan dan perkebunan,” ujar Dedi belum lama ini.

Kang Dedi berpendapat, saat ini perlu ada perubahan pola pembelajaran bagi para siswa. Pihaknya pun meminta supaya para guru lebih membuka wawasan lagi. Terutama, bisa lebih kreatif, berinovasi dan improvisasi dalam mengajarkan pelajaran ke anak didiknya. Supaya, pola pembelajaran di sekolah tak cenderung monoton.

Menurut dia, selama ini para pelajar hanya diberi ilmu serta teori yang cenderung monoton. Sedangkan, dalam tataran praktik dan aplikatif justru masih minim. Padahal, ilmu yang mereka pelajari itu perlu diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Dia menjelaskan, ‎jika saja gurunya kreatif dalam mengajar mereka bisa lebih berwarna. Misalnya, dengan lebih banyak menggelar aktivitas praktikum para siswa supaya mau belajar di alam terbuka.

“Kalau di Purwakarta, hampir seluruh sekolahnya sudah menerapkan pelajaran seperti ini,” jelas dia.

Dedi menyontohkan salah satu pelajara aplikatif yang dimaksud. Di sawah misalnya, banyak ilmu yang bisa didapat oleh para siswa. Siswa bisa melakukan praktikum pelajaran biologi, dari mulai meneliti, mengolah hingga menanam padi.

“Seperti inilah, rangkaian pelajaran yang perlu diberikan kepada siswa saat ini. Jadi, ‎kreatifitas anak-anak dibangun sejak dini. Supaya, saat dewasa kelak mereka memiliki jiwa enterpreneur,” tambah dia.

Dedi menambahkan, selain mendorong sekolah dan guru-gurunya mengajarkan pelajaran aplikatif, pada awal tahun kemarin pemkab pun membuat kebijakan lain bagi para siswanya. Yakni, memberi kesempatan kepada mereka belajar diluar sekolah untuk mendampingi orang tuanya bekerja.

“Ini merupakan program pendidikan vokasional.‎ Setiap hari Selasa pada pekan kedua dan ke empat, mereka tidak harus ke sekolah. Tapi, mereka wajib belajar bersama orang tuanya di rumah,” kata dia.

Jadi, terang Dedi, setiap Selasa mereka tak belajar di sekolah. Tapi, mereka diberi kesempatan untuk mempelajari apa yang menjadi pekerjaan orang tuannya. Misalnya, siswa tersebut anak seorang petani, berarti harus ikut ke sawah.

Selain menerapkan pelajaran lebih aplikatif, tujuan dari program ini juga sebagai upaya meningkatkan hubungan emosional antara orang tua dengan anaknya. Selain itu, untuk mengajarkan kepada mereka mengenai proses mencari uang yang selama ini dilakukan orang tua mereka.

“Dengan belajar membantu orang tua seperti ini, kami berharap kepekaan mereka bisa terasah. Mereka bisa lebih menghargai proses. Sehingga, mereka bisa tumbuh menjadi manusia yang produktif,” pungkasnya.(news.okezone.com)



from Siap Belajar http://ift.tt/2rG20iQ
via IFTTT