DEMI mewujudkan masyarakat yang melek literasi digital diperlukan peran berbagai pihak dalam mengobarkan gerakan literasi digital. Mulai dari pemerintah, pegiat literasi, pendidik, hingga masyarakat.
Hal tersebut dikatakan Koordinator Penelitian Jaringan Penggiat Literasi Digital (Japelidi) Semarang, Doktor Liliek Budiastuti Wiratmo.
Menurut Liliek, literasi digital harus diberikan dalam level keluarga, sekolah, dan negara. Misalnya dalam keluarga, kata dia, orang tua harus menjadi contoh serta melibatkan anak sebagai partner dalam membuat keputusan atas akses media digital.
Kemudian, lanjut Liliek, di level sekolah sendiri harus ada perubahan ke arah pendidikan berbasis digital. Contohnya, murid dan guru adalah setara dalam menguasai konten pembelajaran bersama.
“Orang tua juga harus berkolaborasi dengan guru dalam pendidikan anak serta penyediaan laboraturium media digital,” kata Liliek, Minggu (24/9/2017).
Sementara itu, sambung dia, peran negara sendiri bisa dimulai dari mendorong transformasi digital dengan membangun infrastruktur digital yang demokratis. Selanjutnya, negara bisa memperkuat e-governance, serta memberdayakan warga negara sebagai bagian dari kewarganegaraan digital.
Selain pendidik, keluarga, dan negara, Japelidi juga menyoroti peran pegiat literasi. Bagi Liliek, pegiat literasi perlu bersinergi agar dapat meluaskan gerakan tersebut sehingga masyarakat lebih melek media digital.
“Hal ini karena gerakan literasi digital di Indonesia cenderung bersifat sukarela, insidental, sporadis, dan belum ada sinergi antarpelaku gerakan,” katanya.
Oleh karena itu, Japelidi memandang perlu lebih banyak pelaku kegiatan yang bukan berasal dari perguruan tinggi. Di samping itu, perlu lebih banyak eksplorasi ragam literasi digital yang bersifat kreatif dan empowerment.
Organisasi yang anggotanya sebagian besar adalah dosen Ilmu Komunikasi itu juga memandang perlu memperluas target sasaran literasi digital supaya tidak hanya tertuju pada kaum muda.
“Kami juga perlu kemitraan yang lebih banyak lagi, terutama dengan pemerintah, media, dan korporasi, mengingat kemungkinan besar masih banyak data dan informasi gerakan literasi digital yang belum terungkap.”
Tim Peneliti dari Japelidi ini sendiri berasal dari Yogyakarta, Salatiga, Semarang, Surakarta, Malang Raya, Bandung, Banjarmasin, Bali, dan Jakarta. Rekomendasi tersebut telah disusun oleh 56 peneliti yang dominan merupakan dosen Ilmu Komunikasi.(news.okezone.com)
from Siap Belajar http://ift.tt/2yA2YSr
via IFTTT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar