Kamis, 26 Oktober 2017

Transfer Pengalaman, Bukan Sekadar Pengetahuan

Ilustrasi(jabar.tribunnews.com)

Ilustrasi(jabar.tribunnews.com)

TEGAS dan sabar. Itulah Nurani Widaningsih. Guru TK Picu Pacu Kreativitas Indonesia ini dikenal sebagai salah satu guru yang baik dan pandai bersosialisasi dengan anak-anak didiknya.
Tak hanya itu, Kak Rani, begitu dia biasa disapa oleh rekan-rekannya, memiliki totalitas yang cukup tinggi dalam hal mengajar anak-anak didiknya. Hal inilah yang membuat orang-orang sekeliling dia menyukai karakter dari guru tersebut, tak terkecuali bagi Andi Yudha A, Owner & Founder TK Picu Pacu Kreativitas Indonesia ini.
“Terlepas dia sebagai penulis dan guru, saya lihat totalitas dan kesungguhan komunikasinya dengan anak-anak itu terlihat menggunakan passion. Yang saya lihat, dia suka dan menikmati kesungguhan dunia anak-anak ini. Aktivitasnya terlihat di TK ini,” kata Andi kepada INILAH, akhir pekan lalu.
Salah satu bukti keseriusan Kak Rani dalam hal mendidik anak-anaknya, lanjut Andi, adalah selama tiga tahun lamanya, Kak Rani diberikan tanggung jawab lebih untuk mengelola TK tersebut. Dia memberikan kontribusi dan memberikan amanah dengan baik. Berawal dari siswanya hanya lima orang, terbukti hingga sekarang TK Picu Pacu Kreativitas Indonesia memiliki lebih dari 100 siswa.
“Saya memang membutuhkan orang-orang seperti dia. Orang-orang yang memiliki konsep, prinsip dalam proses pendidikan,” ucapnya.
Terkait dalam hal mengajar, lanjut Andi, Kak Rani memiliki cara yang sangat baik. Berangkat dari kecintaannya terhadap anak-anak, dia menyampaikan sesuatu yang tidak sekadar pengetahuan, tapi transfer of experience, tidak sekadar transfer of knowledge.
“Walaupun saya berbagi dengan kreativitas saya, Kak Rani cepat menyerap.Menurut saya tidak banyak juga orang yang cepat menyerap dan cepat mengaplikasikannya.Kalau Kak Rani ini cepat menyerap dan itu memudahkan semua pihak,” imbuhnya.
Sebagai contoh, dia menyebutkan, saat Kak Rani akan menerapkan konsep kedisiplinan, dia akan mencontohkan dengan disiplin waktu dengan menggunakan alat bantu misalkan melalui lagu, membawakan cerita atau dongeng, sehingga anak-anak ini dapat mudah mendapatkan pemaknaan.
“Sehingga ketika anak-anak pulang, cerita ke orang tuanya. Ketika anak-anak pulang sekolah ini, ada sesuatu yang mereka bawa,” ujarnya.
Menurutnya, kendati Kak Rani memiliki aktivitas yang cukup padat diluar jam sekolah, ia menilai hal ini bukan menjadi soal. Justru apa yang dia lakukan sangat baik. Kak Rani merupakan salah satu orang yang tegas dan sabar. Artinya dia bisa menempatkan porsi-porsinya dengan tepat. Mulai dari urusan sekolah maupun di luar sekolah.
“Sepanjang saya bekerjasama dengan dia, Kak Rani itu pandai mengatur waktu. Justru saya kasih kegiatan yang banyak. Jadi prinsipnya, orang yang pandai mengatur waktu adalah orang yang banyak kegiatan dan dia bisa atur itu,” papar alumni ITB ini.
Dia berharap, dikarenakan tantangan ke depannya jauh lebih tinggi lagi, maka dia harus lebih peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di bidang pendidikan, seni olah raga, dan lainnya.
Tak hanya itu, Kak Rani, begitu dia biasa disapa oleh rekan-rekannya, memiliki totalitas yang cukup tinggi dalam hal mengajar anak-anak didiknya. Hal inilah yang membuat orang-orang sekeliling dia menyukai karakter dari guru tersebut, tak terkecuali bagi Andi Yudha A, Owner & Founder TK Picu Pacu Kreativitas Indonesia ini.
“Terlepas dia sebagai penulis dan guru, saya lihat totalitas dan kesungguhan komunikasinya dengan anak-anak itu terlihat menggunakan passion. Yang saya lihat, dia suka dan menikmati kesungguhan dunia anak-anak ini. Aktivitasnya terlihat di TK ini,” kata Andi kepada INILAH, akhir pekan lalu.
Salah satu bukti keseriusan Kak Rani dalam hal mendidik anak-anaknya, lanjut Andi, adalah selama tiga tahun lamanya, Kak Rani diberikan tanggung jawab lebih untuk mengelola TK tersebut. Dia memberikan kontribusi dan memberikan amanah dengan baik. Berawal dari siswanya hanya lima orang, terbukti hingga sekarang TK Picu Pacu Kreativitas Indonesia memiliki lebih dari 100 siswa.
“Saya memang membutuhkan orang-orang seperti dia. Orang-orang yang memiliki konsep, prinsip dalam proses pendidikan,” ucapnya.
Terkait dalam hal mengajar, lanjut Andi, Kak Rani memiliki cara yang sangat baik. Berangkat dari kecintaannya terhadap anak-anak, dia menyampaikan sesuatu yang tidak sekadar pengetahuan, tapi transfer of experience, tidak sekadar transfer of knowledge.
“Walaupun saya berbagi dengan kreativitas saya, Kak Rani cepat menyerap.Menurut saya tidak banyak juga orang yang cepat menyerap dan cepat mengaplikasikannya.Kalau Kak Rani ini cepat menyerap dan itu memudahkan semua pihak,” imbuhnya.
Sebagai contoh, dia menyebutkan, saat Kak Rani akan menerapkan konsep kedisiplinan, dia akan mencontohkan dengan disiplin waktu dengan menggunakan alat bantu misalkan melalui lagu, membawakan cerita atau dongeng, sehingga anak-anak ini dapat mudah mendapatkan pemaknaan.
“Sehingga ketika anak-anak pulang, cerita ke orang tuanya. Ketika anak-anak pulang sekolah ini, ada sesuatu yang mereka bawa,” ujarnya.
Menurutnya, kendati Kak Rani memiliki aktivitas yang cukup padat diluar jam sekolah, ia menilai hal ini bukan menjadi soal. Justru apa yang dia lakukan sangat baik. Kak Rani merupakan salah satu orang yang tegas dan sabar. Artinya dia bisa menempatkan porsi-porsinya dengan tepat. Mulai dari urusan sekolah maupun di luar sekolah.
“Sepanjang saya bekerjasama dengan dia, Kak Rani itu pandai mengatur waktu. Justru saya kasih kegiatan yang banyak. Jadi prinsipnya, orang yang pandai mengatur waktu adalah orang yang banyak kegiatan dan dia bisa atur itu,” papar alumni ITB ini.
Dia berharap, dikarenakan tantangan ke depannya jauh lebih tinggi lagi, maka dia harus lebih peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di bidang pendidikan, seni olah raga, dan lainnya.(inilahkoran.com)


from Siap Belajar http://ift.tt/2lltfRO
via IFTTT

Tidak ada komentar:

Ilustrasi(jabar.tribunnews.com)

Ilustrasi(jabar.tribunnews.com)

TEGAS dan sabar. Itulah Nurani Widaningsih. Guru TK Picu Pacu Kreativitas Indonesia ini dikenal sebagai salah satu guru yang baik dan pandai bersosialisasi dengan anak-anak didiknya.
Tak hanya itu, Kak Rani, begitu dia biasa disapa oleh rekan-rekannya, memiliki totalitas yang cukup tinggi dalam hal mengajar anak-anak didiknya. Hal inilah yang membuat orang-orang sekeliling dia menyukai karakter dari guru tersebut, tak terkecuali bagi Andi Yudha A, Owner & Founder TK Picu Pacu Kreativitas Indonesia ini.
“Terlepas dia sebagai penulis dan guru, saya lihat totalitas dan kesungguhan komunikasinya dengan anak-anak itu terlihat menggunakan passion. Yang saya lihat, dia suka dan menikmati kesungguhan dunia anak-anak ini. Aktivitasnya terlihat di TK ini,” kata Andi kepada INILAH, akhir pekan lalu.
Salah satu bukti keseriusan Kak Rani dalam hal mendidik anak-anaknya, lanjut Andi, adalah selama tiga tahun lamanya, Kak Rani diberikan tanggung jawab lebih untuk mengelola TK tersebut. Dia memberikan kontribusi dan memberikan amanah dengan baik. Berawal dari siswanya hanya lima orang, terbukti hingga sekarang TK Picu Pacu Kreativitas Indonesia memiliki lebih dari 100 siswa.
“Saya memang membutuhkan orang-orang seperti dia. Orang-orang yang memiliki konsep, prinsip dalam proses pendidikan,” ucapnya.
Terkait dalam hal mengajar, lanjut Andi, Kak Rani memiliki cara yang sangat baik. Berangkat dari kecintaannya terhadap anak-anak, dia menyampaikan sesuatu yang tidak sekadar pengetahuan, tapi transfer of experience, tidak sekadar transfer of knowledge.
“Walaupun saya berbagi dengan kreativitas saya, Kak Rani cepat menyerap.Menurut saya tidak banyak juga orang yang cepat menyerap dan cepat mengaplikasikannya.Kalau Kak Rani ini cepat menyerap dan itu memudahkan semua pihak,” imbuhnya.
Sebagai contoh, dia menyebutkan, saat Kak Rani akan menerapkan konsep kedisiplinan, dia akan mencontohkan dengan disiplin waktu dengan menggunakan alat bantu misalkan melalui lagu, membawakan cerita atau dongeng, sehingga anak-anak ini dapat mudah mendapatkan pemaknaan.
“Sehingga ketika anak-anak pulang, cerita ke orang tuanya. Ketika anak-anak pulang sekolah ini, ada sesuatu yang mereka bawa,” ujarnya.
Menurutnya, kendati Kak Rani memiliki aktivitas yang cukup padat diluar jam sekolah, ia menilai hal ini bukan menjadi soal. Justru apa yang dia lakukan sangat baik. Kak Rani merupakan salah satu orang yang tegas dan sabar. Artinya dia bisa menempatkan porsi-porsinya dengan tepat. Mulai dari urusan sekolah maupun di luar sekolah.
“Sepanjang saya bekerjasama dengan dia, Kak Rani itu pandai mengatur waktu. Justru saya kasih kegiatan yang banyak. Jadi prinsipnya, orang yang pandai mengatur waktu adalah orang yang banyak kegiatan dan dia bisa atur itu,” papar alumni ITB ini.
Dia berharap, dikarenakan tantangan ke depannya jauh lebih tinggi lagi, maka dia harus lebih peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di bidang pendidikan, seni olah raga, dan lainnya.
Tak hanya itu, Kak Rani, begitu dia biasa disapa oleh rekan-rekannya, memiliki totalitas yang cukup tinggi dalam hal mengajar anak-anak didiknya. Hal inilah yang membuat orang-orang sekeliling dia menyukai karakter dari guru tersebut, tak terkecuali bagi Andi Yudha A, Owner & Founder TK Picu Pacu Kreativitas Indonesia ini.
“Terlepas dia sebagai penulis dan guru, saya lihat totalitas dan kesungguhan komunikasinya dengan anak-anak itu terlihat menggunakan passion. Yang saya lihat, dia suka dan menikmati kesungguhan dunia anak-anak ini. Aktivitasnya terlihat di TK ini,” kata Andi kepada INILAH, akhir pekan lalu.
Salah satu bukti keseriusan Kak Rani dalam hal mendidik anak-anaknya, lanjut Andi, adalah selama tiga tahun lamanya, Kak Rani diberikan tanggung jawab lebih untuk mengelola TK tersebut. Dia memberikan kontribusi dan memberikan amanah dengan baik. Berawal dari siswanya hanya lima orang, terbukti hingga sekarang TK Picu Pacu Kreativitas Indonesia memiliki lebih dari 100 siswa.
“Saya memang membutuhkan orang-orang seperti dia. Orang-orang yang memiliki konsep, prinsip dalam proses pendidikan,” ucapnya.
Terkait dalam hal mengajar, lanjut Andi, Kak Rani memiliki cara yang sangat baik. Berangkat dari kecintaannya terhadap anak-anak, dia menyampaikan sesuatu yang tidak sekadar pengetahuan, tapi transfer of experience, tidak sekadar transfer of knowledge.
“Walaupun saya berbagi dengan kreativitas saya, Kak Rani cepat menyerap.Menurut saya tidak banyak juga orang yang cepat menyerap dan cepat mengaplikasikannya.Kalau Kak Rani ini cepat menyerap dan itu memudahkan semua pihak,” imbuhnya.
Sebagai contoh, dia menyebutkan, saat Kak Rani akan menerapkan konsep kedisiplinan, dia akan mencontohkan dengan disiplin waktu dengan menggunakan alat bantu misalkan melalui lagu, membawakan cerita atau dongeng, sehingga anak-anak ini dapat mudah mendapatkan pemaknaan.
“Sehingga ketika anak-anak pulang, cerita ke orang tuanya. Ketika anak-anak pulang sekolah ini, ada sesuatu yang mereka bawa,” ujarnya.
Menurutnya, kendati Kak Rani memiliki aktivitas yang cukup padat diluar jam sekolah, ia menilai hal ini bukan menjadi soal. Justru apa yang dia lakukan sangat baik. Kak Rani merupakan salah satu orang yang tegas dan sabar. Artinya dia bisa menempatkan porsi-porsinya dengan tepat. Mulai dari urusan sekolah maupun di luar sekolah.
“Sepanjang saya bekerjasama dengan dia, Kak Rani itu pandai mengatur waktu. Justru saya kasih kegiatan yang banyak. Jadi prinsipnya, orang yang pandai mengatur waktu adalah orang yang banyak kegiatan dan dia bisa atur itu,” papar alumni ITB ini.
Dia berharap, dikarenakan tantangan ke depannya jauh lebih tinggi lagi, maka dia harus lebih peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di bidang pendidikan, seni olah raga, dan lainnya.(inilahkoran.com)


from Siap Belajar http://ift.tt/2lltfRO
via IFTTT