Kamis, 29 Maret 2018

Badan Bahasa Susun Kajian Teknis untuk Pengembangan Literasi Nasional

Ilustrasi

BADAN  Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyiapkan kajian teknis penyusunan kebijakan pengembangan literasi nasional. Hasil dari kajian tersebut akan menjadi salah satu acuan untuk memulai program Gerakan Literasi Nasional (GLN).

Kepala Badan Bahasa Dadang Sunendar menuturkan, sebagai gerakan bersama, GLN memerlukan data dan informasi yang akurat terkait capaian tingkat literasi rata-rata nasional, khususnya literasi siswa. GLN menyasar semua masyarakat terutama para orang tua agar mau mengajari anak-anaknya untuk terbiasa membaca di rumah.

“Kita identifikasi bersama berbagai permasalahan literasi nasional. Kita juga identifikasi daerah yang masih lemah dalam hal literasi. Selain itu, kita juga inventarisasi program-program yang telah dilakukan dan program konkret yang akan dilakukan,” kata Dadang dalam kegiatan Pembekalan Teknis Pengumpulan Data Penyusunan Bahan Kebijakan, Jakarta, Rabu, 28 Maret 2018.

Sebagai gerakan yang harus dilakukan secara masif dan bersama-sama, Dadang menyambut baik berbagai inisiatif untuk menggelorakan peningkatan literasi nasional. “Gerakan literasi di Kemendikbud ini bergerak melalui tiga poros utama, yaitu literasi keluarga, literasi sekolah dan literasi masyarakat yang memerlukan perhatian kita bersama,” ujarnya.

Literasi digital

Kepala Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan (PPSDK) Emi Emilia mengungkapkan, data yang dikumpulkan dalam penelitian berasal dari siswa SMA kelas X di 34 provinsi. Hasil dari penelitian ini akan dapat dipergunakan untuk pengambilan kebijakan GLN yang merupakan tanggung jawab bersama.

“Ada banyak yang dapat kita lakukan dengan data dari penelitian ini. Misalnya, kita bisa berikan rekomendasi terkait kegiatan literasi, baik di rumah, di sekolah, maupun di masyarakat,” ujar Emi.

Ia menjelaskan, soal-soal yang digunakan untuk penelitian tidak hanya untuk memotret kemampuan literasi membaca, tetapi juga telah dikombinasikan dengan kemampuan literasi digital para siswa. “Kami pilih 9 sekolah di tiap provinsi yang telah melakukan UNBK secara mandiri,” ujarnya.(pikiran-rakyat.com)



from Siap Belajar http://bit.ly/2E5VkR5
via IFTTT

Tidak ada komentar:

Ilustrasi

BADAN  Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyiapkan kajian teknis penyusunan kebijakan pengembangan literasi nasional. Hasil dari kajian tersebut akan menjadi salah satu acuan untuk memulai program Gerakan Literasi Nasional (GLN).

Kepala Badan Bahasa Dadang Sunendar menuturkan, sebagai gerakan bersama, GLN memerlukan data dan informasi yang akurat terkait capaian tingkat literasi rata-rata nasional, khususnya literasi siswa. GLN menyasar semua masyarakat terutama para orang tua agar mau mengajari anak-anaknya untuk terbiasa membaca di rumah.

“Kita identifikasi bersama berbagai permasalahan literasi nasional. Kita juga identifikasi daerah yang masih lemah dalam hal literasi. Selain itu, kita juga inventarisasi program-program yang telah dilakukan dan program konkret yang akan dilakukan,” kata Dadang dalam kegiatan Pembekalan Teknis Pengumpulan Data Penyusunan Bahan Kebijakan, Jakarta, Rabu, 28 Maret 2018.

Sebagai gerakan yang harus dilakukan secara masif dan bersama-sama, Dadang menyambut baik berbagai inisiatif untuk menggelorakan peningkatan literasi nasional. “Gerakan literasi di Kemendikbud ini bergerak melalui tiga poros utama, yaitu literasi keluarga, literasi sekolah dan literasi masyarakat yang memerlukan perhatian kita bersama,” ujarnya.

Literasi digital

Kepala Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan (PPSDK) Emi Emilia mengungkapkan, data yang dikumpulkan dalam penelitian berasal dari siswa SMA kelas X di 34 provinsi. Hasil dari penelitian ini akan dapat dipergunakan untuk pengambilan kebijakan GLN yang merupakan tanggung jawab bersama.

“Ada banyak yang dapat kita lakukan dengan data dari penelitian ini. Misalnya, kita bisa berikan rekomendasi terkait kegiatan literasi, baik di rumah, di sekolah, maupun di masyarakat,” ujar Emi.

Ia menjelaskan, soal-soal yang digunakan untuk penelitian tidak hanya untuk memotret kemampuan literasi membaca, tetapi juga telah dikombinasikan dengan kemampuan literasi digital para siswa. “Kami pilih 9 sekolah di tiap provinsi yang telah melakukan UNBK secara mandiri,” ujarnya.(pikiran-rakyat.com)



from Siap Belajar http://bit.ly/2E5VkR5
via IFTTT