Senin, 19 Maret 2018

Gelar Ujian Nasional, Mendikbud Imbau Sekolah Tak Utang

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy (antaranews.com)

MENTERI  Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mendorong pemerintah daerah memanfaatkan hasil Ujian Nasional (UN) untuk meningkatkan mutu pendidikan di daerah. Termasuk mengembalikan kedaulatan guru sebagai pendidik dalam melaksanakan evaluasi belajar.

“Lewat penyelenggaraan USBN, pemerintah ingin memberdayakan guru dalam pembuatan soal dan evaluasi. Para guru harus terus dilatih untuk meningkatkan mutu, termasuk dalam evaluasi,” ungkap Mendikbud Muhadjir Effendy di Jakarta seperti dilansir dari KRJogja, Sabtu (17/03/2018).

Karena itu, menurut Mendikbud guru dapat memastikan siswa mencapai kompetensi lulusan yang diharapkan. Sebab, soal dibuat guru dan tidak sepenuhnya dipegang BSNP sehingga pelaksanaan USBN termasuk pembaruan yang dilakukan kami.

Mengenai sejumlah sekolah mengutang pembiayaan ujian karena dana bos belum cair, ia meminta bila dana bos sudah cair agar segera diganti. “Bos sekarang sudah DAK. Jadi perannya provinsi. Seharusnya imbauan kepada pemerintah provinsi, kabupaten/kota jangan terlambat mencairkan bos. Kalau diperlambat kasihan sekolah harus mengutang. Kalau utang berbunga pasti sekolah nombok,” tegasnya.

 Ia berharap para peserta UNBK bisa belajar dengan giat dan mencari informasi terkait dengan pelaksanaan UNBK kepada para senior. Selain itu, tidak menganggap enteng dan mempelajari kisi-kisi soal yang diberikan.

“Sekolah harus memberikan ruang sebanyak mungkin untuk anak berlatih, keakuratan, kecepatan, dan kejujuran. Penguasaan juga,” tandasnya.

Kepala BSNP Bambang Suryadi mengatakan naskah soal USBN Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) disusun oleh guru pada satuan pendidikan yang dikonsolidasikan di Kelompok Kerja Guru (KKG). Naskah soal USBN SMP/MTs dan SMA/MA/SMK disusun oleh guru pada satuan pendidikan yang dikonsolidasikan di Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP).

Bambang Suryadi menjelaskan untuk perakitan soal (sampai dengan 100%) dilaksanakan di tingkat MGMP/KKG/Forum Tutor atau di satuan pendidikan.

Pada penyelenggaraan USBN tahun ini terdapat 3 mata pelajaran yang diujikan untuk jenjang SD, yaitu Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), dan Matematika. Untuk Paket A diujikan 5 mata pelajaran, yaitu PKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA dan IPS. Sedangkan untuk jenjang SMP dan SMA/MA, semua mata pelajaran diujikan dalam USBN. Selain pilihan ganda, peserta didik juga diminta mengerjakan soal berbentuk esai.

“Di USBN, kami minta guru membuat soal esai atau uraian. Porsinya sekitar 10 persen dari keseluruhan soal. Pembiasaan mengerjakan ujian esai diharapkan membantu siswa terbiasa berargumentasi dan menyampaikan alasan (rasional) atas pendapatnya. Untuk dapat menggali kemampuan siswa mengungkapkan alasan dari sebuah jawaban, yaitu dengan esai,” jelas Bambang Suryadi.(news.okezone.com)



from Siap Belajar http://ift.tt/2G45LtJ
via IFTTT

Tidak ada komentar:

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy (antaranews.com)

MENTERI  Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mendorong pemerintah daerah memanfaatkan hasil Ujian Nasional (UN) untuk meningkatkan mutu pendidikan di daerah. Termasuk mengembalikan kedaulatan guru sebagai pendidik dalam melaksanakan evaluasi belajar.

“Lewat penyelenggaraan USBN, pemerintah ingin memberdayakan guru dalam pembuatan soal dan evaluasi. Para guru harus terus dilatih untuk meningkatkan mutu, termasuk dalam evaluasi,” ungkap Mendikbud Muhadjir Effendy di Jakarta seperti dilansir dari KRJogja, Sabtu (17/03/2018).

Karena itu, menurut Mendikbud guru dapat memastikan siswa mencapai kompetensi lulusan yang diharapkan. Sebab, soal dibuat guru dan tidak sepenuhnya dipegang BSNP sehingga pelaksanaan USBN termasuk pembaruan yang dilakukan kami.

Mengenai sejumlah sekolah mengutang pembiayaan ujian karena dana bos belum cair, ia meminta bila dana bos sudah cair agar segera diganti. “Bos sekarang sudah DAK. Jadi perannya provinsi. Seharusnya imbauan kepada pemerintah provinsi, kabupaten/kota jangan terlambat mencairkan bos. Kalau diperlambat kasihan sekolah harus mengutang. Kalau utang berbunga pasti sekolah nombok,” tegasnya.

 Ia berharap para peserta UNBK bisa belajar dengan giat dan mencari informasi terkait dengan pelaksanaan UNBK kepada para senior. Selain itu, tidak menganggap enteng dan mempelajari kisi-kisi soal yang diberikan.

“Sekolah harus memberikan ruang sebanyak mungkin untuk anak berlatih, keakuratan, kecepatan, dan kejujuran. Penguasaan juga,” tandasnya.

Kepala BSNP Bambang Suryadi mengatakan naskah soal USBN Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) disusun oleh guru pada satuan pendidikan yang dikonsolidasikan di Kelompok Kerja Guru (KKG). Naskah soal USBN SMP/MTs dan SMA/MA/SMK disusun oleh guru pada satuan pendidikan yang dikonsolidasikan di Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP).

Bambang Suryadi menjelaskan untuk perakitan soal (sampai dengan 100%) dilaksanakan di tingkat MGMP/KKG/Forum Tutor atau di satuan pendidikan.

Pada penyelenggaraan USBN tahun ini terdapat 3 mata pelajaran yang diujikan untuk jenjang SD, yaitu Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), dan Matematika. Untuk Paket A diujikan 5 mata pelajaran, yaitu PKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA dan IPS. Sedangkan untuk jenjang SMP dan SMA/MA, semua mata pelajaran diujikan dalam USBN. Selain pilihan ganda, peserta didik juga diminta mengerjakan soal berbentuk esai.

“Di USBN, kami minta guru membuat soal esai atau uraian. Porsinya sekitar 10 persen dari keseluruhan soal. Pembiasaan mengerjakan ujian esai diharapkan membantu siswa terbiasa berargumentasi dan menyampaikan alasan (rasional) atas pendapatnya. Untuk dapat menggali kemampuan siswa mengungkapkan alasan dari sebuah jawaban, yaitu dengan esai,” jelas Bambang Suryadi.(news.okezone.com)



from Siap Belajar http://ift.tt/2G45LtJ
via IFTTT