Selasa, 20 Juni 2017

Primary Teacher (SIS CILEGON) - SIS Group of Schools

Lowongan - Rp10,000k - Rp16,000k, 5 thn pengalaman, tayangkan pada 20 Jun 2017 09:51:00

kunjungi sumber
Lowongan - Rp10,000k - Rp16,000k, 5 thn pengalaman, tayangkan pada 20 Jun 2017 09:51:00

kunjungi sumber

GURU Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) - SMP / SMA cahaya rancamaya

Lowongan - Rp1,500k - Rp2,500k, 1 thn pengalaman, tayangkan pada 20 Jun 2017 09:18:00

kunjungi sumber
Lowongan - Rp1,500k - Rp2,500k, 1 thn pengalaman, tayangkan pada 20 Jun 2017 09:18:00

kunjungi sumber

ASISTEN GURU TAMAN KANAK KANAK - JAKARTA JAPANESE SCHOOL

Lowongan - Rp3,000k - Rp5,000k, N/A thn pengalaman, tayangkan pada 20 Jun 2017 08:42:00

kunjungi sumber
Lowongan - Rp3,000k - Rp5,000k, N/A thn pengalaman, tayangkan pada 20 Jun 2017 08:42:00

kunjungi sumber

SCHOOL COUNSELOR - SIS Group of Schools

Lowongan - Rp4,000k - Rp5,000k, 1 thn pengalaman, tayangkan pada 20 Jun 2017 07:12:00

kunjungi sumber
Lowongan - Rp4,000k - Rp5,000k, 1 thn pengalaman, tayangkan pada 20 Jun 2017 07:12:00

kunjungi sumber

Senin, 19 Juni 2017

ENGLISH TEACHER FOR KINDERGARTEN - Sekolah Kristen Tunas Bangsa

Lowongan - Rp3,000k - Rp4,000k, 1 thn pengalaman, tayangkan pada 20 Jun 2017 02:54:00

kunjungi sumber
Lowongan - Rp3,000k - Rp4,000k, 1 thn pengalaman, tayangkan pada 20 Jun 2017 02:54:00

kunjungi sumber

PRIMARY TEACHER - Sekolah Kristen Tunas Bangsa

Lowongan - Rp3,000k - Rp4,000k, N/A thn pengalaman, tayangkan pada 20 Jun 2017 02:48:00

kunjungi sumber
Lowongan - Rp3,000k - Rp4,000k, N/A thn pengalaman, tayangkan pada 20 Jun 2017 02:48:00

kunjungi sumber

Mahasiswa UGM Ciptakan Mainan Anak Inovatif untuk Belajar Matematika

Ilustrasi (tips.fispol.com)

Ilustrasi (tips.fispol.com)

MAHASISWA UGM menciptakan mainan berupa perpaduan jenga dan lego sebagai sarana pembelajaran matematika bagi anak. Mainan yang diberi nama JENGGO ini merupakan karya inovasi dari Anggita Windi Tiasari (FMIPA), Meilinda Chrisdian Pertiwi (FMIPA), Safita Ema Amalia (FMIPA), Galih Yudithya Utama (FMIPA), dan Micahel Sigit Wicaksono Anugrah Kristanto (FTP).

Pembuatan JENGGO dilatarbelakangi oleh kesadaran bahwa matematika merupakan ilmu yang diterapkan pada berbagai disiplin ilmu. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa matematika cukup penting dalam kehidupan sehari-hari.

Tim beranggapan bahwa pemahaman ilmu matematika akan lebih baik diajarkan sejak usia dini, terutama bagi anak di jenjang PAUD, TK, SD, dan SMP. Dengan begitu, pada jenjang studi selanjutnya mereka akan lebih mudah mempelajari ilmu matematika.

“Matematika sudah mulai dikenalkan sejak usia anak-anak masih dini. Namun banyak yang menganggap matematika sulit dan menjadikannya sebagai momok,” ujar Meilinda.

Menurutnya, anak-anak cenderung lebih suka bermain daripada belajar kontradiktif. Selain itu, masa anak-anak adalah masa yang baik untuk belajar. Hal tersebut menginspirasi Meilinda dan tim untuk membuat sebuah alat peraga edukasi(APE).

Kelebihan alat ini adalah dapat membuat anak-anak bermain sambil belajar. Menurut Meilinda, matematika sebenarnya sudah cukup familiar sejak usia dini. Namun anggapan bahwa matematika sulit menyebabkan anak-anak menjadi malas belajar dan cenderung menghindari matematika.

“Anak-anak terkadang lebih suka bermain daripada belajar,” kata Meilinda. JENGGO memiliki bentuk seperti jenga dengan inovasi pada pewarnaan balok yang diharapkan menjadi salah satu daya tarik anak-anak untuk ikut bermain.

Selain itu, inovasi juga diberikan pada bentuk balok yang dapat dilepas pasang seperti lego. Balok yang dilepas pasang ini memiliki lima varian bentuk, yaitu segitiga, lingkaran, trapesium, jajaran genjang dan bujur sangkar. Inovasi ini sekaligus memberi pengetahuan pada anak-anak mengenai macam bangun datar yang umum diketahui.

Kelebihan produk JENGGO dibandingkan dengan produk jenga yang telah ada sebelumnya adalah adanya balok yang dapat dilepas pasang. Selain itu, ada kartu petunjuk bermain yang universal namun unik. “Universal yang dimaksud yakni dapat digunakan oleh anak PAUD hingga SMP yang masing-masing memiliki aturan permainan dan dapat disesuaikan umur atau jenjang sekolah,” tutur Meilinda.

Cara bermain JENGGO pun cukup mudah dan dapat dimainkan bersama dua atau lebih pemain. Langkah pertama, tiap tiga balok disusun rapi ke atas, kemudian dua dadu dikocok. Kemudian, pemain mengambil kartu petunjuk bermain, sekaligus mengambil balok sesuai angka hasil pengerjaan petunjuk di kartu.

Setelah itu, ditaruh di lapisan jenggo paling atas, begitu seterusnya hingga roboh. “Apabila pemain mendapat balok lepas pasang maka ia harus menyebutkan bangun datar di balok tersebut,” ujar Meilinda.

JENGGO dapat digunakan oleh anak-anak jenjang PAUD hingga SMP dan dapat digunakan sebagai pendamping guru untuk mengajar. Dengan adanya inovasi JENGGO, tim berharap dapat berkontribusi untuk negeri melalui hal-hal sederhana.(republika.co.id)



from Siap Belajar http://ift.tt/2rKjS0F
via IFTTT
Ilustrasi (tips.fispol.com)

Ilustrasi (tips.fispol.com)

MAHASISWA UGM menciptakan mainan berupa perpaduan jenga dan lego sebagai sarana pembelajaran matematika bagi anak. Mainan yang diberi nama JENGGO ini merupakan karya inovasi dari Anggita Windi Tiasari (FMIPA), Meilinda Chrisdian Pertiwi (FMIPA), Safita Ema Amalia (FMIPA), Galih Yudithya Utama (FMIPA), dan Micahel Sigit Wicaksono Anugrah Kristanto (FTP).

Pembuatan JENGGO dilatarbelakangi oleh kesadaran bahwa matematika merupakan ilmu yang diterapkan pada berbagai disiplin ilmu. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa matematika cukup penting dalam kehidupan sehari-hari.

Tim beranggapan bahwa pemahaman ilmu matematika akan lebih baik diajarkan sejak usia dini, terutama bagi anak di jenjang PAUD, TK, SD, dan SMP. Dengan begitu, pada jenjang studi selanjutnya mereka akan lebih mudah mempelajari ilmu matematika.

“Matematika sudah mulai dikenalkan sejak usia anak-anak masih dini. Namun banyak yang menganggap matematika sulit dan menjadikannya sebagai momok,” ujar Meilinda.

Menurutnya, anak-anak cenderung lebih suka bermain daripada belajar kontradiktif. Selain itu, masa anak-anak adalah masa yang baik untuk belajar. Hal tersebut menginspirasi Meilinda dan tim untuk membuat sebuah alat peraga edukasi(APE).

Kelebihan alat ini adalah dapat membuat anak-anak bermain sambil belajar. Menurut Meilinda, matematika sebenarnya sudah cukup familiar sejak usia dini. Namun anggapan bahwa matematika sulit menyebabkan anak-anak menjadi malas belajar dan cenderung menghindari matematika.

“Anak-anak terkadang lebih suka bermain daripada belajar,” kata Meilinda. JENGGO memiliki bentuk seperti jenga dengan inovasi pada pewarnaan balok yang diharapkan menjadi salah satu daya tarik anak-anak untuk ikut bermain.

Selain itu, inovasi juga diberikan pada bentuk balok yang dapat dilepas pasang seperti lego. Balok yang dilepas pasang ini memiliki lima varian bentuk, yaitu segitiga, lingkaran, trapesium, jajaran genjang dan bujur sangkar. Inovasi ini sekaligus memberi pengetahuan pada anak-anak mengenai macam bangun datar yang umum diketahui.

Kelebihan produk JENGGO dibandingkan dengan produk jenga yang telah ada sebelumnya adalah adanya balok yang dapat dilepas pasang. Selain itu, ada kartu petunjuk bermain yang universal namun unik. “Universal yang dimaksud yakni dapat digunakan oleh anak PAUD hingga SMP yang masing-masing memiliki aturan permainan dan dapat disesuaikan umur atau jenjang sekolah,” tutur Meilinda.

Cara bermain JENGGO pun cukup mudah dan dapat dimainkan bersama dua atau lebih pemain. Langkah pertama, tiap tiga balok disusun rapi ke atas, kemudian dua dadu dikocok. Kemudian, pemain mengambil kartu petunjuk bermain, sekaligus mengambil balok sesuai angka hasil pengerjaan petunjuk di kartu.

Setelah itu, ditaruh di lapisan jenggo paling atas, begitu seterusnya hingga roboh. “Apabila pemain mendapat balok lepas pasang maka ia harus menyebutkan bangun datar di balok tersebut,” ujar Meilinda.

JENGGO dapat digunakan oleh anak-anak jenjang PAUD hingga SMP dan dapat digunakan sebagai pendamping guru untuk mengajar. Dengan adanya inovasi JENGGO, tim berharap dapat berkontribusi untuk negeri melalui hal-hal sederhana.(republika.co.id)



from Siap Belajar http://ift.tt/2rKjS0F
via IFTTT

Tahun Ajaran Baru, Purwakarta Terapkan Sekolah Berbasis Alam

Siswa mencoba mengidentifikasi jenis mahluk hidup di sekitar sawah dekat sekolah.(prioritaspendidikan.com)

Siswa mencoba mengidentifikasi jenis mahluk hidup di sekitar sawah dekat sekolah.(prioritaspendidikan.com)

PEMKAB  Purwakarta akan berlakukan kebijakan setiap sekolah harus berbasis alam. Kebijakan ini, berlaku mulai tahun ajaran baru 2017/2018. Dengan sekolah berbasis alam ini, diharapkan lembaga pendidikan tersebut bisa lebih melahirkan generasi cerdas berkarakter, serta tak melupakan alamnya.

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengatakan, alam merupakan laboratorium terbesar yang pernah ada. Semuanya dibisa digali, diteliti, dan dipelajari. Dengan memelajari alam, maka para akan kaya raya dengan ilmu pengetahuan. Karena itu, sekolah di Purwakarta mulai ajaran baru harus kembali ke alam.

“Dengan dikenalkannya alam kepada pelajar, diharapkan mereka bisa mencintai lingkungannya. Minimal kebersihan lingkungan mereka tinggal tetap dijaga,” ujar Dedi, kepada Republika.co.id, Ahad (18/6).

Menurut Dedi, saat ini, memang sejumlah sekolah sudah menggalakan untuk kembali ke alam. Yakni, ada yang berbasis pertanian, perkebunan dan peternakan. Jadi, anak-anak dididik untuk belajar menanam padi, sayur mayur, serta beternak hewan.

Bahkan, sekolah yang tak memiliki lahan luas, anak-anaknya diharuskan membawa pohon sayur mayur untuk ditanam di pot. Seperti, pohon cabai, tomat, bawang merah dan lainnya. Dengan kondisi ini, diharapkan anak-anak gemar bercocok tanam dan beternak.

Jika anak-anak tak diajarkan mengenai alam sejak dini, lanjut Dedi, ke depannya akan repot. Sebab, mereka hanya akan tahu hasil, tanpa merasakan prosesnya. Maksudnya, anak-anak hanya akan tahu memakan nasinya. Tanpa mereka tahu bagaimana panas dan getirnya menjadi petani, saat mulai menggarap lahan hingga panen. “Kita ingin anak-anak ini menghargai proses. Jangan sampai mereka jadi generasi konsumtif,” ujar Dedi.

Sekertaris Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta Purwanto mengatakan, saat ini sudah banyak sekolah yang setiap Hari Rabu belajar di luar kelas. Yaitu, gurunya mengajak anak-anak untuk bermain di taman, sawah, kebun dan lainnya. “Mereka sudah belajar di alam sekali dalam sepekan,” ujarnya.(republika.co.id)



from Siap Belajar http://ift.tt/2rPjF7X
via IFTTT
Siswa mencoba mengidentifikasi jenis mahluk hidup di sekitar sawah dekat sekolah.(prioritaspendidikan.com)

Siswa mencoba mengidentifikasi jenis mahluk hidup di sekitar sawah dekat sekolah.(prioritaspendidikan.com)

PEMKAB  Purwakarta akan berlakukan kebijakan setiap sekolah harus berbasis alam. Kebijakan ini, berlaku mulai tahun ajaran baru 2017/2018. Dengan sekolah berbasis alam ini, diharapkan lembaga pendidikan tersebut bisa lebih melahirkan generasi cerdas berkarakter, serta tak melupakan alamnya.

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengatakan, alam merupakan laboratorium terbesar yang pernah ada. Semuanya dibisa digali, diteliti, dan dipelajari. Dengan memelajari alam, maka para akan kaya raya dengan ilmu pengetahuan. Karena itu, sekolah di Purwakarta mulai ajaran baru harus kembali ke alam.

“Dengan dikenalkannya alam kepada pelajar, diharapkan mereka bisa mencintai lingkungannya. Minimal kebersihan lingkungan mereka tinggal tetap dijaga,” ujar Dedi, kepada Republika.co.id, Ahad (18/6).

Menurut Dedi, saat ini, memang sejumlah sekolah sudah menggalakan untuk kembali ke alam. Yakni, ada yang berbasis pertanian, perkebunan dan peternakan. Jadi, anak-anak dididik untuk belajar menanam padi, sayur mayur, serta beternak hewan.

Bahkan, sekolah yang tak memiliki lahan luas, anak-anaknya diharuskan membawa pohon sayur mayur untuk ditanam di pot. Seperti, pohon cabai, tomat, bawang merah dan lainnya. Dengan kondisi ini, diharapkan anak-anak gemar bercocok tanam dan beternak.

Jika anak-anak tak diajarkan mengenai alam sejak dini, lanjut Dedi, ke depannya akan repot. Sebab, mereka hanya akan tahu hasil, tanpa merasakan prosesnya. Maksudnya, anak-anak hanya akan tahu memakan nasinya. Tanpa mereka tahu bagaimana panas dan getirnya menjadi petani, saat mulai menggarap lahan hingga panen. “Kita ingin anak-anak ini menghargai proses. Jangan sampai mereka jadi generasi konsumtif,” ujar Dedi.

Sekertaris Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta Purwanto mengatakan, saat ini sudah banyak sekolah yang setiap Hari Rabu belajar di luar kelas. Yaitu, gurunya mengajak anak-anak untuk bermain di taman, sawah, kebun dan lainnya. “Mereka sudah belajar di alam sekali dalam sepekan,” ujarnya.(republika.co.id)



from Siap Belajar http://ift.tt/2rPjF7X
via IFTTT

Penerapan Sekolah Lima Hari Sepekan Ditangguhkan

Ilustrasi.(prioritaspendidikan.org)

Ilustrasi.(prioritaspendidikan.org)

PENERAPAN  kebijakan sekolah lima hari dalam sepekan ditangguhkan karena Presiden Joko Widodo menghendaki dibuatnya peraturan presiden terlebih dahulu. Hal tersebut terungkap ketika Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy dan Ketua Majelis Ulama Indonesia Ma’ruf Amin bertemu dengan presiden, Senin 19 Juni 2017.

Seusai bertemu dengan presiden, Ma’ruf Amin menyampaikan pernyataan pers di Kantor Presiden. Saat itu, hanya Ma’ruf yang menyampaikan pernyataan. Sementara Muhadjir yang berdiri di samping Ma’ruf, tidak memberikan pernyataan pers sama sekali.

Ma’ruf mengatakan, presiden sangat merespons aspirasi yang berkembang di masyarakat terkait kebijakan sekolah lima hari. Presiden juga dikatakannya memahami yang menjadi keinginan masyarakat dan ormas-ormas islam terkait kebijakan lima hari sekolah.

Oleh karena itu, katanya, presiden akan menata ulang regulasi sekolah lima hari. Awalnya, kebijakan itu tertuang dalam Peraturan Menteri Nomor 23 Tahun 2017 tentang Hari Sekolah. “Presiden akan meningkatkan regulasinya. Dari yang semula permen, mungkin akan ditingkatkan menjadi peraturan presiden,” tuturnya.

Dalam menyusun perpres ini, kata Ma’ruf, banyak elemen masyarakat yang dilibatkan. Selain kemendikbud, kemenag, dan kemendagri, yang mewakili pemerintah, pembahasannya juga akan melibatkan ormas islam seperti MUI, NU, Muhammadiyah serta ormas-ormas lainnya.

Penguatan madrasah diniyah

Ma’ruf menambahkan, aturan baru itu juga nantinya akan melakukan penguatan terhadap posisi madrasah diniyah. Tidak hanya dilindungi, katanya, tapi juga dikuatkan. Cakupannya pun direncanakan meluas, mencakup juga pengakalan terhadap paham-paham radikalisme.

“Karena itu, mungkin judulnya akan diganti. Bukan lima hari sekolah, tapi mungkin pendidikan penguatan karakter,” katanya.

Ma’ruf mengharapkan, perpres tersebut segera terbit. Dengan demikian, suasana dinilainya akan menjadi harmonis, tenang dan tidak ada masalah lagi.

Menyinggung apakah perpres ini nantinya akan sama secara konsep dengan Permen No 23 Tahun 2017, terutama soal waktu sekolah dan jam kerja guru, Ma’ruf hanya mengembalikan jawabannya kepada menunggu penyusunan perpres rampung. “Kita tunggu perpres dulu. Nanti perpres yang akan menentukan,” katanya.(pikiran-rakyat.com)



from Siap Belajar http://ift.tt/2tHtAOe
via IFTTT
Ilustrasi.(prioritaspendidikan.org)

Ilustrasi.(prioritaspendidikan.org)

PENERAPAN  kebijakan sekolah lima hari dalam sepekan ditangguhkan karena Presiden Joko Widodo menghendaki dibuatnya peraturan presiden terlebih dahulu. Hal tersebut terungkap ketika Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy dan Ketua Majelis Ulama Indonesia Ma’ruf Amin bertemu dengan presiden, Senin 19 Juni 2017.

Seusai bertemu dengan presiden, Ma’ruf Amin menyampaikan pernyataan pers di Kantor Presiden. Saat itu, hanya Ma’ruf yang menyampaikan pernyataan. Sementara Muhadjir yang berdiri di samping Ma’ruf, tidak memberikan pernyataan pers sama sekali.

Ma’ruf mengatakan, presiden sangat merespons aspirasi yang berkembang di masyarakat terkait kebijakan sekolah lima hari. Presiden juga dikatakannya memahami yang menjadi keinginan masyarakat dan ormas-ormas islam terkait kebijakan lima hari sekolah.

Oleh karena itu, katanya, presiden akan menata ulang regulasi sekolah lima hari. Awalnya, kebijakan itu tertuang dalam Peraturan Menteri Nomor 23 Tahun 2017 tentang Hari Sekolah. “Presiden akan meningkatkan regulasinya. Dari yang semula permen, mungkin akan ditingkatkan menjadi peraturan presiden,” tuturnya.

Dalam menyusun perpres ini, kata Ma’ruf, banyak elemen masyarakat yang dilibatkan. Selain kemendikbud, kemenag, dan kemendagri, yang mewakili pemerintah, pembahasannya juga akan melibatkan ormas islam seperti MUI, NU, Muhammadiyah serta ormas-ormas lainnya.

Penguatan madrasah diniyah

Ma’ruf menambahkan, aturan baru itu juga nantinya akan melakukan penguatan terhadap posisi madrasah diniyah. Tidak hanya dilindungi, katanya, tapi juga dikuatkan. Cakupannya pun direncanakan meluas, mencakup juga pengakalan terhadap paham-paham radikalisme.

“Karena itu, mungkin judulnya akan diganti. Bukan lima hari sekolah, tapi mungkin pendidikan penguatan karakter,” katanya.

Ma’ruf mengharapkan, perpres tersebut segera terbit. Dengan demikian, suasana dinilainya akan menjadi harmonis, tenang dan tidak ada masalah lagi.

Menyinggung apakah perpres ini nantinya akan sama secara konsep dengan Permen No 23 Tahun 2017, terutama soal waktu sekolah dan jam kerja guru, Ma’ruf hanya mengembalikan jawabannya kepada menunggu penyusunan perpres rampung. “Kita tunggu perpres dulu. Nanti perpres yang akan menentukan,” katanya.(pikiran-rakyat.com)



from Siap Belajar http://ift.tt/2tHtAOe
via IFTTT

Chinese Typer by laptop 中文打字员 - HUAWEI TECH INVESTMENT, PT

Lowongan - Rp8,000k - Rp13,000k, N/A thn pengalaman, tayangkan pada 19 Jun 2017 05:01:00

kunjungi sumber
Lowongan - Rp8,000k - Rp13,000k, N/A thn pengalaman, tayangkan pada 19 Jun 2017 05:01:00

kunjungi sumber