Jumat, 21 April 2017

2 Kampus Ini Luncurkan Program Sekolah Desa

Kampus IPB di Dramaga, Bogor, Jawa Barat.

Kampus IPB di Dramaga, Bogor, Jawa Barat.

INSTITUT Pertanian Bogor (IPB), Jawa Barat, bekerja sama dengan Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur, meluncurkan program Sekolah Desa Indonesia untuk membantu kepala desa dalam mengelola dana desa.

Peluncuran program Sekolah Desa Indonesia berlangsung dalam acara Dialog Jumat Keliling (Jumling) IPB di Kantor Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jumat (21/4/2017).


“Program Sekolah Desa ini dalam pelaksanaannya IPB bekerja sama dengan Universitas Brawijaya yang sudah menghasilkan perangkat lunak yang bisa dimanfaatkan oleh kades dalam mengelola dana desa,” kata Ketua Lembaga Pengabdian dan Pengembangan Masyarakat (LPPM) IPB Prof Prastowo.

Ia menyebutkan program Sekolah Desa menjadi salah satu dari tiga fokus utama LPPM IPB dalam kegiatan Jumling IPB 2017. Program tersebut baru pertama kali dilaksanakan melihat kebutuhan kepala desa dalam mengelola dana desa yang akuntabel.

Pada 2017 IPB kembali melaksanakan kegiatan tahunan Jumling IPB dengan sasaran 17 desa lingkar kampus, meliputi 14 desa di wilayah Kabupaten Bogor dan tiga kelurahan di wilayah Kota Bogor. Program Jumling IPB sudah berjalan selama 10 tahun.

“Latar belakang kegiatan Jumling IPB adalah silaturahmi dengan masyarakat sekitar lingkungan kampus. Dengan silaturahmi, atau komunikasi banyak manfaat yang dirasakan, yang bermuara pada kemandirian. Kemitraan yang dibangun IPB bukan ketergantungan tetapi kemandirian,” katanya.

Selain Sekolah Desa, Jumling IPB 2017 juga fokus pada kebersihan lingkungan dan masalah sampah. Dalam kegiatan peduli lingkungan tersebut, IPB akan mengerahkan 1.000 mahasiswa untuk turun ke masyarakat melakukan aksi bersih-bersih.

“Dalam kegiatan lingkungan dan kebersihan ini, akan lebih dimasifkan dengan membuat satu lokasi percontohan yang bersih dan bebas dari sampah, sehingga dapat menjadi model percontohan bagi desa lain,” kata Pras.

Program berikutnya yakni penguatan usaha mikro kecil (UKM) pangan dan usaha mikro khusus yang melakukan usaha lapangan terutama pangan, jajanan yang dikonsumsi anak-anak.

“IPB memandang kesehatan pangan yang dikonsumsi oleh anak cucu bangsa harus dijaga kesehatannya karena kalau tidak terjaga akan berpengaruh pada tumbuh kembang, kesehatan fisik, dan mental generasi penerus bangsa,” katanya.

Sementara itu, Koordinator Program Sekolah Desa, Warcito menjelaskan, Sekolah Desa diinisiasi oleh Universitas Brawijaya dan IPB baru dilatih untuk mensosialisasikan program tersebut.

“Sosialisasi akan dilakukan di empat desa yang ada di Kecamatan Ciampea, dan 10 desa yang ada di Kecamatan Dramaga,” katanya.

Langkah yang akan dilakukan dalam program Sekolah Desa ini diawali dengan mengumpulkan seluruh camat dan kepada desa untuk diberikan pelatihan bagaimana mengelola keuangan desa mulai dari perencanaan, pendapatan yang sesuai dengan undang-undang yang berlaku. “Universitas Brawijaya sudah membuat aplikasi keuangan desa, jadi bisa diaplikasikan ke website desa untuk digunakan,” katanya.

Selanjutnya kata Warcito, Sekolah Desa juga akan mendampingi kepala desa dalam mengelola BUMDes, dan membantu desa yang belum memiliki BUMDes untuk segera dibentuk dan melatih cara pengembangannya.

“Dalam pendampingan Sekolah Desa ini kami akan melibatkan mahasiswa untuk membantu setiap desa,” kata Warcito.(news.okezone.com)



from Siap Belajar http://ift.tt/2ovg7GL
via IFTTT

Tidak ada komentar:

Kampus IPB di Dramaga, Bogor, Jawa Barat.

Kampus IPB di Dramaga, Bogor, Jawa Barat.

INSTITUT Pertanian Bogor (IPB), Jawa Barat, bekerja sama dengan Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur, meluncurkan program Sekolah Desa Indonesia untuk membantu kepala desa dalam mengelola dana desa.

Peluncuran program Sekolah Desa Indonesia berlangsung dalam acara Dialog Jumat Keliling (Jumling) IPB di Kantor Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jumat (21/4/2017).


“Program Sekolah Desa ini dalam pelaksanaannya IPB bekerja sama dengan Universitas Brawijaya yang sudah menghasilkan perangkat lunak yang bisa dimanfaatkan oleh kades dalam mengelola dana desa,” kata Ketua Lembaga Pengabdian dan Pengembangan Masyarakat (LPPM) IPB Prof Prastowo.

Ia menyebutkan program Sekolah Desa menjadi salah satu dari tiga fokus utama LPPM IPB dalam kegiatan Jumling IPB 2017. Program tersebut baru pertama kali dilaksanakan melihat kebutuhan kepala desa dalam mengelola dana desa yang akuntabel.

Pada 2017 IPB kembali melaksanakan kegiatan tahunan Jumling IPB dengan sasaran 17 desa lingkar kampus, meliputi 14 desa di wilayah Kabupaten Bogor dan tiga kelurahan di wilayah Kota Bogor. Program Jumling IPB sudah berjalan selama 10 tahun.

“Latar belakang kegiatan Jumling IPB adalah silaturahmi dengan masyarakat sekitar lingkungan kampus. Dengan silaturahmi, atau komunikasi banyak manfaat yang dirasakan, yang bermuara pada kemandirian. Kemitraan yang dibangun IPB bukan ketergantungan tetapi kemandirian,” katanya.

Selain Sekolah Desa, Jumling IPB 2017 juga fokus pada kebersihan lingkungan dan masalah sampah. Dalam kegiatan peduli lingkungan tersebut, IPB akan mengerahkan 1.000 mahasiswa untuk turun ke masyarakat melakukan aksi bersih-bersih.

“Dalam kegiatan lingkungan dan kebersihan ini, akan lebih dimasifkan dengan membuat satu lokasi percontohan yang bersih dan bebas dari sampah, sehingga dapat menjadi model percontohan bagi desa lain,” kata Pras.

Program berikutnya yakni penguatan usaha mikro kecil (UKM) pangan dan usaha mikro khusus yang melakukan usaha lapangan terutama pangan, jajanan yang dikonsumsi anak-anak.

“IPB memandang kesehatan pangan yang dikonsumsi oleh anak cucu bangsa harus dijaga kesehatannya karena kalau tidak terjaga akan berpengaruh pada tumbuh kembang, kesehatan fisik, dan mental generasi penerus bangsa,” katanya.

Sementara itu, Koordinator Program Sekolah Desa, Warcito menjelaskan, Sekolah Desa diinisiasi oleh Universitas Brawijaya dan IPB baru dilatih untuk mensosialisasikan program tersebut.

“Sosialisasi akan dilakukan di empat desa yang ada di Kecamatan Ciampea, dan 10 desa yang ada di Kecamatan Dramaga,” katanya.

Langkah yang akan dilakukan dalam program Sekolah Desa ini diawali dengan mengumpulkan seluruh camat dan kepada desa untuk diberikan pelatihan bagaimana mengelola keuangan desa mulai dari perencanaan, pendapatan yang sesuai dengan undang-undang yang berlaku. “Universitas Brawijaya sudah membuat aplikasi keuangan desa, jadi bisa diaplikasikan ke website desa untuk digunakan,” katanya.

Selanjutnya kata Warcito, Sekolah Desa juga akan mendampingi kepala desa dalam mengelola BUMDes, dan membantu desa yang belum memiliki BUMDes untuk segera dibentuk dan melatih cara pengembangannya.

“Dalam pendampingan Sekolah Desa ini kami akan melibatkan mahasiswa untuk membantu setiap desa,” kata Warcito.(news.okezone.com)



from Siap Belajar http://ift.tt/2ovg7GL
via IFTTT