Kamis, 20 Juli 2017

Menristekdikti : Perguruan Tinggi Harus Berkualitas

Ilustrasi

Ilustrasi

PERGURURAN tinggi harus mampu menjaga harkat dan martabatnya. Bukan hanya melalui prestasi akademik atau publikasi jurnal ilmiah yang baik, tetapi lebih penting dari tindak tanduk yang penuh dengan nilai-nilai kejujuran dari setiap insan sivitas akademika.
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan, kejujuran merupakan satu hal yang sangat penting untuk diimplementasikan dalam dunia perguruan tinggi. Ia tidak boleh menghilang dari sana sebab akan melindasi jerih payah dan abdi seorang akademisi.
“Salah (dalam penelitian) boleh, asalkan jujur. Agar kesalahan dapat diperbaiki oleh peneliti-peneliti lainnya. Perguruan tinggi harus menempatkan sesuatu yang berkualitas, martabatnya harus dijaga dengan kejujuran dan publikasi yang baik,” kata Nasir kepada wartawan usai melantik Rektor Universitas Halu Oleo (Unhalu) Muhammad Zamrun Fihirun di Gedung D Kompleks Kemenristekdikti, Jakarta, Selasa (18/7/2017).
Usai melantik Zamrun, Menristekdikti mengatakan pemerintah tidak akan main-main dengan dosen yang melakukan tindakan tidak jujur yaitu plagiasi. Larangan tersebut bahkan akan diganjar dengan sanksi berat yaitu pencabutan hak dosen di perguruan tinggi.
Pelantikan Zamrun sempat menuai polemik di kalangan guru besar Unhalu karena yang bersangkutan dituding melakukan plagiasi dalam artikelnya yang terbit di jurnal Basic Review, yang merupakan jurnal terbaik yang ada di Amerika Serikat.
Nasir mengatakan, pemerintah sudah menurunkan tim evaluator untuk meninjau artikel yang ditulis Zamrun tersebut. Hasilnya, berdasarkan penilaian tim evaluator independen yang ditunjuk Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Iptek Dikti (SDID) Kemenristekdikti.
“Selama peninjauan itu, yang menjadi sangat penting adalah apa esensi dalam jurnal tersebut,” kata Nasir.
Direktur Jenderal SDID Kemenristekdikti Ali Gufron mengatakan, usai mendapatkan laporan dugaan plagiasi yang dilakukan Zamrun. Namun setelah selama kurang lebih tim independen melakukan peninjauan terhadap artikel tersebut, maka disimpulkan tidak ada plagiasi seperti yang disangkakan.
“Meskipun ada kesaman secara pendahuluan dan theoritical framework, dan itu sama juga dengan yang dilakukan beberapa profesor, tapi kami simpulkan bukan termasuk plagiarisme. Yang bersangkutan tetap kami lantik,” kata Gufron.
Berdasarkan hasil penilaian tim evaluator independen pula akhirnya ditemukan bahwa Rektor Unhalu dapat menghasilkan temuan yang baru dari artikel yang ditudingkan diplagiasi. Menurutnya, temuan yang baru dari penelitian ini sangat wajar.
“Karena temuan yang baru merujuknya dari penelitian sebelumnya,” katanya.(inilahkoran.com)


from Siap Belajar http://ift.tt/2tLEpOU
via IFTTT

Tidak ada komentar:

Ilustrasi

Ilustrasi

PERGURURAN tinggi harus mampu menjaga harkat dan martabatnya. Bukan hanya melalui prestasi akademik atau publikasi jurnal ilmiah yang baik, tetapi lebih penting dari tindak tanduk yang penuh dengan nilai-nilai kejujuran dari setiap insan sivitas akademika.
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan, kejujuran merupakan satu hal yang sangat penting untuk diimplementasikan dalam dunia perguruan tinggi. Ia tidak boleh menghilang dari sana sebab akan melindasi jerih payah dan abdi seorang akademisi.
“Salah (dalam penelitian) boleh, asalkan jujur. Agar kesalahan dapat diperbaiki oleh peneliti-peneliti lainnya. Perguruan tinggi harus menempatkan sesuatu yang berkualitas, martabatnya harus dijaga dengan kejujuran dan publikasi yang baik,” kata Nasir kepada wartawan usai melantik Rektor Universitas Halu Oleo (Unhalu) Muhammad Zamrun Fihirun di Gedung D Kompleks Kemenristekdikti, Jakarta, Selasa (18/7/2017).
Usai melantik Zamrun, Menristekdikti mengatakan pemerintah tidak akan main-main dengan dosen yang melakukan tindakan tidak jujur yaitu plagiasi. Larangan tersebut bahkan akan diganjar dengan sanksi berat yaitu pencabutan hak dosen di perguruan tinggi.
Pelantikan Zamrun sempat menuai polemik di kalangan guru besar Unhalu karena yang bersangkutan dituding melakukan plagiasi dalam artikelnya yang terbit di jurnal Basic Review, yang merupakan jurnal terbaik yang ada di Amerika Serikat.
Nasir mengatakan, pemerintah sudah menurunkan tim evaluator untuk meninjau artikel yang ditulis Zamrun tersebut. Hasilnya, berdasarkan penilaian tim evaluator independen yang ditunjuk Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Iptek Dikti (SDID) Kemenristekdikti.
“Selama peninjauan itu, yang menjadi sangat penting adalah apa esensi dalam jurnal tersebut,” kata Nasir.
Direktur Jenderal SDID Kemenristekdikti Ali Gufron mengatakan, usai mendapatkan laporan dugaan plagiasi yang dilakukan Zamrun. Namun setelah selama kurang lebih tim independen melakukan peninjauan terhadap artikel tersebut, maka disimpulkan tidak ada plagiasi seperti yang disangkakan.
“Meskipun ada kesaman secara pendahuluan dan theoritical framework, dan itu sama juga dengan yang dilakukan beberapa profesor, tapi kami simpulkan bukan termasuk plagiarisme. Yang bersangkutan tetap kami lantik,” kata Gufron.
Berdasarkan hasil penilaian tim evaluator independen pula akhirnya ditemukan bahwa Rektor Unhalu dapat menghasilkan temuan yang baru dari artikel yang ditudingkan diplagiasi. Menurutnya, temuan yang baru dari penelitian ini sangat wajar.
“Karena temuan yang baru merujuknya dari penelitian sebelumnya,” katanya.(inilahkoran.com)


from Siap Belajar http://ift.tt/2tLEpOU
via IFTTT