Rabu, 22 November 2017

Tumbuhkan Literasi di Sekolah

salah seorang siswi Membaca resensi buku dalam program gerakan literasi sekolah (USAID Prioritas)

salah seorang siswi Membaca resensi buku dalam program gerakan literasi sekolah (USAID Prioritas)

SMA dan SMK di Kabupaten Bandung berupaya menumbuhkan semangat literasi dengan membudayakan membaca dan menulis. Hal itu sebagai upaya agar para siswa bisa mendapatkan berbagai informasi dan pengetahuan serta ketrampilan menghadapi tantangan kehidupan.

“Jangan sampai para siswa sebatas membaca buku-buku pelajaran sehingga terfokus kepada akademik,” kata Ketua Gerakan Literasi Sekolah SMA dan SMK Kabupaten Bandung, Reni Damayanti, dalam workshop gerakan literasi sekolah di SMAN 1 Dayeuhkolot bekerja sama dengan Pikiran Rakyat, Rabu, 22 November 2017.

Dia menambahkan, gerakan litarasi sekolah untuk menumbuhkan budaya membaca non buku pelajaran. “Di sekolah maupun di rumah perlu dibiasakan membaca buku-buku non pelajaran ini. Dengan membaca buku non pelajaran akan menambah wawasan, pencerahan, sekaligus mengurangi jam anak untuk mengakses hal-hal kurang baik dari dunia maya,” ucapnya.

Menumbuhkan budaya baca ini, kata Reni, bisa dari buku-buku yang ringan sehingga tak terlalu mengernyitkan dahi. “Silakan baca buku cerita atau fiksi, kisah sukses seseorang, kisah nabi, dan lain-lain,” katanya.

Ikut memberikan workshop adalah wartawan Pikiran Rakyat, dan guru pembimbing gerakan literasi sekolah. Acara juga diisi dengan simulasi gerakan literasi sekolah dengan melibatkan orangtua siswa.

Menurut seorang orangtua siswa, Asep Kurnia, cukup sulit untuk menumbuhkan budaya membaca karena anak-anak lebih senang menonton daripada membaca. “Namun, apabila orangtua menyediakan buku-buku di rumah dan awalnya memaksa dulu anak membaca semoga tumbuh budaya baca ini. Perlu aturan dan adanya waktu khusus untuk membaca ini,” ujarnya.(pikiran-rakyat.com)



from Siap Belajar http://ift.tt/2BgnxEX
via IFTTT

Tidak ada komentar:

salah seorang siswi Membaca resensi buku dalam program gerakan literasi sekolah (USAID Prioritas)

salah seorang siswi Membaca resensi buku dalam program gerakan literasi sekolah (USAID Prioritas)

SMA dan SMK di Kabupaten Bandung berupaya menumbuhkan semangat literasi dengan membudayakan membaca dan menulis. Hal itu sebagai upaya agar para siswa bisa mendapatkan berbagai informasi dan pengetahuan serta ketrampilan menghadapi tantangan kehidupan.

“Jangan sampai para siswa sebatas membaca buku-buku pelajaran sehingga terfokus kepada akademik,” kata Ketua Gerakan Literasi Sekolah SMA dan SMK Kabupaten Bandung, Reni Damayanti, dalam workshop gerakan literasi sekolah di SMAN 1 Dayeuhkolot bekerja sama dengan Pikiran Rakyat, Rabu, 22 November 2017.

Dia menambahkan, gerakan litarasi sekolah untuk menumbuhkan budaya membaca non buku pelajaran. “Di sekolah maupun di rumah perlu dibiasakan membaca buku-buku non pelajaran ini. Dengan membaca buku non pelajaran akan menambah wawasan, pencerahan, sekaligus mengurangi jam anak untuk mengakses hal-hal kurang baik dari dunia maya,” ucapnya.

Menumbuhkan budaya baca ini, kata Reni, bisa dari buku-buku yang ringan sehingga tak terlalu mengernyitkan dahi. “Silakan baca buku cerita atau fiksi, kisah sukses seseorang, kisah nabi, dan lain-lain,” katanya.

Ikut memberikan workshop adalah wartawan Pikiran Rakyat, dan guru pembimbing gerakan literasi sekolah. Acara juga diisi dengan simulasi gerakan literasi sekolah dengan melibatkan orangtua siswa.

Menurut seorang orangtua siswa, Asep Kurnia, cukup sulit untuk menumbuhkan budaya membaca karena anak-anak lebih senang menonton daripada membaca. “Namun, apabila orangtua menyediakan buku-buku di rumah dan awalnya memaksa dulu anak membaca semoga tumbuh budaya baca ini. Perlu aturan dan adanya waktu khusus untuk membaca ini,” ujarnya.(pikiran-rakyat.com)



from Siap Belajar http://ift.tt/2BgnxEX
via IFTTT