Minggu, 26 Februari 2017
INTERNATIONAL MONTESSORI PRESCHOOL TEACHER KELAPA GADING & PIK - MONTESSORI GADING PERMATA SCHOOL
kunjungi sumber
kunjungi sumber
GURU AGAMA KRISTEN (TK & SD) - NATION FIRST SCHOOL
kunjungi sumber
kunjungi sumber
GURU BIDANG STUDI IPA & MATEMATIKA - NATION FIRST SCHOOL
kunjungi sumber
kunjungi sumber
GURU BAHASA INGGRIS (TK & SD) - NATION FIRST SCHOOL
kunjungi sumber
kunjungi sumber
GURU BAHASA INDONESIA (TK & SD) - NATION FIRST SCHOOL
kunjungi sumber
kunjungi sumber
GURU BAHASA MANDARIN (TK & SD) - NATION FIRST SCHOOL
kunjungi sumber
kunjungi sumber
Sabtu, 25 Februari 2017
MATHEMATICS / PHYSICS / CHEMISTRY / ACCOUNTING TEACHER - BIMBEL ONE LEARNING CENTRE
kunjungi sumber
kunjungi sumber
Koreksi Miskonsepsi, Ajarkan Konsep Dasar secara Mudah dan Benar
BANDUNG – Selama ini, ‘garis tinggi’ segitiga selalu digambarkan tegak. Garis tinggi didefinisikan sebagai garis yang ditarik dari titik sudut secara tegak lurus terhadap alas, dan alas selalu dianggap berada di bagian bawah segitiga dan horizontal. Akibatnya, siswa mengalami kesalahan dalam menentukan garis tinggi segitiga yang miring. Padahal, alas itu lebih tepat digambarkan sebagai ‘sisi’ di hadapan titik sudut tersebut atau perpanjangan sisi tersebut dalam hal segitiga tumpul. Maka, garis tinggi segitiga tepatnya didefinisikan sebagai garis yang ditarik dari titik sudut tegak lurus terhadap sisi di hadapannya atau terhadap perpanjangan sisi tersebut.
Demikianlah terungkap pada hari pertama pelatihan untuk pelatih (TOT) modul 4 USAID PRIORITAS tingkat provinsi Jawa Barat yang dipusatkan di Karawang, Selasa (21/2). Pelatihan diikuti oleh lima puluh orang fasilitator daerah mewakili dua belas daerah mitra USAID PRIORITAS di Jawa Barat. Pelatihan yang difasilitasi oleh fasilitator nasional dari UPI dan UIN Bandung ini diikuti oleh guru mata pelajaran IPA, Matematika, Bahasa Indonesia, dan Literasi sekolah dasar.
“Bayangkan, miskonsepsi (salah memahami konsep) tentang garis tinggi segitiga semacam itu sudah berlangsung puluhan tahun dan ribuan anak selama ini mengalami kesulitan menentukan garis tinggi segitiga yang miring atau segitiga tumpul,” ujar Ujang Sukandi, spesialis pelatihan guru USAID PRIORITAS. Masih menurut Ujang, penambahan kata ‘perpanjangan sisi’ pada pengertian garis tinggi segitiga sangat perlu agar anak tidak bingung saat menentukan garis tinggi sebuah segitiga tumpul.
“Modul 4 berfokus pada isi materi ajar di SD/MI dan SMP/MTs guna memantapkan dan memperkaya pemahaman konsep para guru sehingga mampu mengembangkan bahan ajar dan memudahkan para siswa memahami konsep-konsep” tutur Erna Irnawati, koordinator USAID PRIORITAS Jawa Barat. Lebih jauh Erna mengatakan, modul 4 juga dimaksudkan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan siswa yang diakibatkan oleh miskonsepsi dalam praktik pembelajaran seperti contoh kasus di atas. “Kita berharap, guru sekolah dasar dapat menanamkan kepada anak konsep-konsep ilmiah dasar secara mudah dan benar,” pungkas Erna.
“Wah, kalau begitu, kita harus mereformulasi pengertian garis tinggi segitiga dan cara mengajarkannya,” tukas Ahmad Sukaryo, kepala SDN 1 Lung Benda Kab Cirebon, setelah berhasil membuat rumusan sendiri pengertian garis tinggi segitiga bersama rekan sekelompoknya. [DS/USAID Prioritas]
from Siap Belajar http://ift.tt/2kXnl97
via IFTTT
BANDUNG – Selama ini, ‘garis tinggi’ segitiga selalu digambarkan tegak. Garis tinggi didefinisikan sebagai garis yang ditarik dari titik sudut secara tegak lurus terhadap alas, dan alas selalu dianggap berada di bagian bawah segitiga dan horizontal. Akibatnya, siswa mengalami kesalahan dalam menentukan garis tinggi segitiga yang miring. Padahal, alas itu lebih tepat digambarkan sebagai ‘sisi’ di hadapan titik sudut tersebut atau perpanjangan sisi tersebut dalam hal segitiga tumpul. Maka, garis tinggi segitiga tepatnya didefinisikan sebagai garis yang ditarik dari titik sudut tegak lurus terhadap sisi di hadapannya atau terhadap perpanjangan sisi tersebut.
Demikianlah terungkap pada hari pertama pelatihan untuk pelatih (TOT) modul 4 USAID PRIORITAS tingkat provinsi Jawa Barat yang dipusatkan di Karawang, Selasa (21/2). Pelatihan diikuti oleh lima puluh orang fasilitator daerah mewakili dua belas daerah mitra USAID PRIORITAS di Jawa Barat. Pelatihan yang difasilitasi oleh fasilitator nasional dari UPI dan UIN Bandung ini diikuti oleh guru mata pelajaran IPA, Matematika, Bahasa Indonesia, dan Literasi sekolah dasar.
“Bayangkan, miskonsepsi (salah memahami konsep) tentang garis tinggi segitiga semacam itu sudah berlangsung puluhan tahun dan ribuan anak selama ini mengalami kesulitan menentukan garis tinggi segitiga yang miring atau segitiga tumpul,” ujar Ujang Sukandi, spesialis pelatihan guru USAID PRIORITAS. Masih menurut Ujang, penambahan kata ‘perpanjangan sisi’ pada pengertian garis tinggi segitiga sangat perlu agar anak tidak bingung saat menentukan garis tinggi sebuah segitiga tumpul.
“Modul 4 berfokus pada isi materi ajar di SD/MI dan SMP/MTs guna memantapkan dan memperkaya pemahaman konsep para guru sehingga mampu mengembangkan bahan ajar dan memudahkan para siswa memahami konsep-konsep” tutur Erna Irnawati, koordinator USAID PRIORITAS Jawa Barat. Lebih jauh Erna mengatakan, modul 4 juga dimaksudkan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan siswa yang diakibatkan oleh miskonsepsi dalam praktik pembelajaran seperti contoh kasus di atas. “Kita berharap, guru sekolah dasar dapat menanamkan kepada anak konsep-konsep ilmiah dasar secara mudah dan benar,” pungkas Erna.
“Wah, kalau begitu, kita harus mereformulasi pengertian garis tinggi segitiga dan cara mengajarkannya,” tukas Ahmad Sukaryo, kepala SDN 1 Lung Benda Kab Cirebon, setelah berhasil membuat rumusan sendiri pengertian garis tinggi segitiga bersama rekan sekelompoknya. [DS/USAID Prioritas]
from Siap Belajar http://ift.tt/2kXnl97
via IFTTT
Kemendikbud-KKP kerja sama revitalisasi percepatan pembangunan SMK
KEMENTERIAN Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Kelautan dan Perikanan mengikat kerja sama untuk merevitalisasi program percepatan pembangunan Sekolah Menengah Kejuruan yang melibatkan sejumlah kementerian.
Penandatanganan nota kesepahaman kedua kementerian tersebut dilakukan di sela acara wisuda sekitar 900 lulusan mahasiswa UMM dari jenjang diploma 3, sarjana strata 1 (S1), magister (S2), dan program doktoral (S3) di gedung UMM Dome di Malang, Sabtu.
Mendikbud Muhadjir Effendy mengatakan kerja sama tersebut merupakan revitalisasi percepatan pembangunan SMK yang melibatkan beberapa kementerian. Dengan KKP, Kemendikbud bekerja sama untuk membangun SMK jurusan Kelautan.
“SMK jurusan Kelautan itu melekat dengan program-program KKP, salah satunya modernisasi kapal tangkap, sehingga SDM baru yang lebih canggih dalam teknologi penangkapan ikan akan semakin dibutuhkan,” kata Muhadjir kepada wartawan usai acara wisuda UMM.
Selain itu, kata mantan Rektor UMM tersebut, kerja sama itu juga untuk mengenalkan bahari Indonesia pada siswa sejak dini.
Nantinya, katanya, segera dibentuk tim antara Kemendikbud dan KKP guna menyusun modul yang akan diimplementasikan dalam proses belajar mengajar (PBM) maupun praktik di lapangan.
Modul tersebut, katanya, akan bersifat kurikuler dan kontennya disesuaikan dengan usia anak.
“Sehingga sesuai program KKP seperti yang dikatakan Bu Susi Pudjiastuti (Menteri KKP), orientasinya tidak lagi serba darat tapi menjadi serba laut dan tidak lagi memunggungi dan memandang laut dengan sebelah mata,” katanya.
Sebanyak 48 SMK jurusan Kelautan, kata Muhadjir, akan difokuskan pembangunannya untuk wilayah Indonesia timur yang mencakup lima provinsi, yakni Maluku Utara, Maluku, Papua, Papua Barat, dan NTT.
“SMK Kelautan ini memang kami fokuskan pada daerah yang potensial di bidang industri kelautan, penangkapan, budi daya, dan pengolahan hasil laut,” ucapnya.(antaranews.com)
from Siap Belajar http://ift.tt/2mwTujW
via IFTTT
KEMENTERIAN Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Kelautan dan Perikanan mengikat kerja sama untuk merevitalisasi program percepatan pembangunan Sekolah Menengah Kejuruan yang melibatkan sejumlah kementerian.
Penandatanganan nota kesepahaman kedua kementerian tersebut dilakukan di sela acara wisuda sekitar 900 lulusan mahasiswa UMM dari jenjang diploma 3, sarjana strata 1 (S1), magister (S2), dan program doktoral (S3) di gedung UMM Dome di Malang, Sabtu.
Mendikbud Muhadjir Effendy mengatakan kerja sama tersebut merupakan revitalisasi percepatan pembangunan SMK yang melibatkan beberapa kementerian. Dengan KKP, Kemendikbud bekerja sama untuk membangun SMK jurusan Kelautan.
“SMK jurusan Kelautan itu melekat dengan program-program KKP, salah satunya modernisasi kapal tangkap, sehingga SDM baru yang lebih canggih dalam teknologi penangkapan ikan akan semakin dibutuhkan,” kata Muhadjir kepada wartawan usai acara wisuda UMM.
Selain itu, kata mantan Rektor UMM tersebut, kerja sama itu juga untuk mengenalkan bahari Indonesia pada siswa sejak dini.
Nantinya, katanya, segera dibentuk tim antara Kemendikbud dan KKP guna menyusun modul yang akan diimplementasikan dalam proses belajar mengajar (PBM) maupun praktik di lapangan.
Modul tersebut, katanya, akan bersifat kurikuler dan kontennya disesuaikan dengan usia anak.
“Sehingga sesuai program KKP seperti yang dikatakan Bu Susi Pudjiastuti (Menteri KKP), orientasinya tidak lagi serba darat tapi menjadi serba laut dan tidak lagi memunggungi dan memandang laut dengan sebelah mata,” katanya.
Sebanyak 48 SMK jurusan Kelautan, kata Muhadjir, akan difokuskan pembangunannya untuk wilayah Indonesia timur yang mencakup lima provinsi, yakni Maluku Utara, Maluku, Papua, Papua Barat, dan NTT.
“SMK Kelautan ini memang kami fokuskan pada daerah yang potensial di bidang industri kelautan, penangkapan, budi daya, dan pengolahan hasil laut,” ucapnya.(antaranews.com)
from Siap Belajar http://ift.tt/2mwTujW
via IFTTT
Menumbuhkan Kecintaan Budaya Dengan Membatik
GURU SD Kertajati, Kecamatan Kertajati, kabupaten Majalengka perkenalkan membatik menggunakan canting kepada sejumlah murid-muridnya, Kamis, 23 Februari 2017. Hal tersebut dilakukan untuk menanamkan kecintaan siswa akan pakaian batik.
Mereka membatik diatas kain selebar 50 cm X 50 cm, dan ada pula yang berukuran lebih kecil. Sebelumnya mereka menggambari kain terlebih dulu dengan menggunakan pensil sesuai keinginan masing-masing. Ada yang memilih corak bunga, gunung, ikan dan aneka gambar lainnya sesuai selera mereka.
Menurut keterangan salah seorang guru, Kurniawati, membatik diajarkan kepada para muridnya untuk menumbuhkan kecintaan akan batik. Selain batik sudah menjadi hak paten bagi Indonesia, membatik juga kelak bisa jadi pekerjaan para murid karena prospek usahanya cukup cerah.
“Sekarang semua orang memiliki baju batik, orang dewasa hingga anak-anak biasa mengenakan baju batik. Diharapkan murid-murid kami juga bisa mencintai batik, makanya kami berupaya memperkenalkan mereka cara membatik dengan canting, diharapkan kelak mereka bisa terus mengenang apa yang pernah diajarkan di sekolah, sukur-sukur nanti ada yang memiliki usaha batik,” kata Kurniawati.
Pelajaran membatik menurut dia akan terus dilakukan melalui ekstrakurikuler, selain pelajaran lainnya seperti pramuka dan olah raga serta kesenian.
Adapun murid-murid mengaku hasil karyanya akan dipasang di dinding dan menggunakan pigura, ada pula yang mengaku akan dijadikan taplak meja serta menjadi hiasan di sekolahnya sebagai karya monumental sekaligus untuk contoh bagi murid lainnya.(pikiran-rakyat.com)
from Siap Belajar http://ift.tt/2lVARty
via IFTTT
GURU SD Kertajati, Kecamatan Kertajati, kabupaten Majalengka perkenalkan membatik menggunakan canting kepada sejumlah murid-muridnya, Kamis, 23 Februari 2017. Hal tersebut dilakukan untuk menanamkan kecintaan siswa akan pakaian batik.
Mereka membatik diatas kain selebar 50 cm X 50 cm, dan ada pula yang berukuran lebih kecil. Sebelumnya mereka menggambari kain terlebih dulu dengan menggunakan pensil sesuai keinginan masing-masing. Ada yang memilih corak bunga, gunung, ikan dan aneka gambar lainnya sesuai selera mereka.
Menurut keterangan salah seorang guru, Kurniawati, membatik diajarkan kepada para muridnya untuk menumbuhkan kecintaan akan batik. Selain batik sudah menjadi hak paten bagi Indonesia, membatik juga kelak bisa jadi pekerjaan para murid karena prospek usahanya cukup cerah.
“Sekarang semua orang memiliki baju batik, orang dewasa hingga anak-anak biasa mengenakan baju batik. Diharapkan murid-murid kami juga bisa mencintai batik, makanya kami berupaya memperkenalkan mereka cara membatik dengan canting, diharapkan kelak mereka bisa terus mengenang apa yang pernah diajarkan di sekolah, sukur-sukur nanti ada yang memiliki usaha batik,” kata Kurniawati.
Pelajaran membatik menurut dia akan terus dilakukan melalui ekstrakurikuler, selain pelajaran lainnya seperti pramuka dan olah raga serta kesenian.
Adapun murid-murid mengaku hasil karyanya akan dipasang di dinding dan menggunakan pigura, ada pula yang mengaku akan dijadikan taplak meja serta menjadi hiasan di sekolahnya sebagai karya monumental sekaligus untuk contoh bagi murid lainnya.(pikiran-rakyat.com)
from Siap Belajar http://ift.tt/2lVARty
via IFTTT