Sabtu, 30 Desember 2017

Hadapi Soal Isian UN 2018, Siswa Harus Dilatih

Ilustrasi

KESIAPAN  siswa harus benar-benar diperhatikan dalam menghadapi Ujian Nasional (UN) 2018, terutama terkait soal isian meski hanya berbobot 10%.

Ketua Dewan Pendidikan DIY Profesor Danisworo menyatakan, kesiapan siswa dituntut sebab soal isian mengharuskan mereka memiliki jawaban sesuai kemampuan masing-masing.

Untuk itu, siswa perlu dilatih dalam menjawab dengan keyakinan, khususnya untuk ilmu eksak seperti Matematika. Pemahaman siswa tidak boleh spekulatif, persiapan belajar harus dilakukan secara rutin dan terstruktur, jangan sampai menggunakan sistem kebut semalam.

“Kalau pilihan ganda kan masih bisa berspekulasi, misal waktunya habis dijawab semua A, harapannya pasti ada yang benar, kalau isian guru harus menyiapkan mengapa sampai pada jawaban itu,” ujarnya, seperti dilansir dari Solopos, Jumat (29/12/2017).

 Mengenai bobot penilaian, soal isian bernilai lebih besar ketimbang pilihan ganda. Pasalnya, siswa menjawab dengan penuh risiko sehingga prosesnya harus dinilai lebih berat.

Untuk ujian berbasis komputer, Danisworo menilai wilayah DIY sebagian besar siswanya banyak yang sudah menguasai komputer sehingga kemungkinan tidak ada persoalan.

“Tetapi kalau yang pelosok mungkin perangkatnya belum lengkap dan kesiapan harus dilatih betul, jangan sampai saat sudah mulai mengerjakan ada kendala dari sisi mengoperasikan,” tegas dia.(news.okezone.com)



from Siap Belajar http://ift.tt/2CdrdLH
via IFTTT

Tidak ada komentar:

Ilustrasi

KESIAPAN  siswa harus benar-benar diperhatikan dalam menghadapi Ujian Nasional (UN) 2018, terutama terkait soal isian meski hanya berbobot 10%.

Ketua Dewan Pendidikan DIY Profesor Danisworo menyatakan, kesiapan siswa dituntut sebab soal isian mengharuskan mereka memiliki jawaban sesuai kemampuan masing-masing.

Untuk itu, siswa perlu dilatih dalam menjawab dengan keyakinan, khususnya untuk ilmu eksak seperti Matematika. Pemahaman siswa tidak boleh spekulatif, persiapan belajar harus dilakukan secara rutin dan terstruktur, jangan sampai menggunakan sistem kebut semalam.

“Kalau pilihan ganda kan masih bisa berspekulasi, misal waktunya habis dijawab semua A, harapannya pasti ada yang benar, kalau isian guru harus menyiapkan mengapa sampai pada jawaban itu,” ujarnya, seperti dilansir dari Solopos, Jumat (29/12/2017).

 Mengenai bobot penilaian, soal isian bernilai lebih besar ketimbang pilihan ganda. Pasalnya, siswa menjawab dengan penuh risiko sehingga prosesnya harus dinilai lebih berat.

Untuk ujian berbasis komputer, Danisworo menilai wilayah DIY sebagian besar siswanya banyak yang sudah menguasai komputer sehingga kemungkinan tidak ada persoalan.

“Tetapi kalau yang pelosok mungkin perangkatnya belum lengkap dan kesiapan harus dilatih betul, jangan sampai saat sudah mulai mengerjakan ada kendala dari sisi mengoperasikan,” tegas dia.(news.okezone.com)



from Siap Belajar http://ift.tt/2CdrdLH
via IFTTT