Kamis, 07 Juni 2018

Kemendikbud Dorong SMK Ciptakan Wirausaha Muda

Ilustrasi

KEMENTERIAN  Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus berupaya mengembangkan kewirausahaan di kalangan siswa SMK. Melalui program Bantuan Pengembangan Pembelajaran Kewirausahaan SMK, para Kepala Sekolah ditantang untuk melahirkan lebih banyak wirausaha muda dari SMK.

“Program Sekolah Pencetak Wirausaha ini untuk mengintegrasikan konsep BMW yaitu bekerja, melanjutkan studi, wirausaha,” ujar Kepala Subdirektorat Kurikulum Direktorat Pembinaan SMK, Mochamad Widiyanto melalui siaran pers, Rabu (6/6).

Saat ini, kata dia, pendidikan kewirausahaan di SMK diimplementasikan dalam berbagai bentuk pembelajaran berbasis produksi dan bisnis seperti Teaching Factory atau Techno Park. Widi menargetkan pada tahun 2018 ini 150 SMK mengikuti program SMK Pencetak Wirausaha (SPW). Angkatan I program SPW ini diikuti sebanyak 114 sekolah.

“Kita berikan bantuan berupa bimbingan teknis dan pembiayaan agar mereka melahirkan wirausaha muda. Targetnya 5 persen dari total lulusan dapat menciptakan lapangan kerja atau menjadi wirausaha,” jelas Widi.

Dia menerangkan, program SPW merupakan model pembelajaran yang mendorong siswa untuk memiliki keterampilan melalui praktik usaha. Siswa didorong melakukan praktik wirausaha berbasis daring karena dipandang relatif murah dan mudah untuk pemula. Khususnya bagi siswa generazi Z, sejalan dengan upaya menghadapi era industri 4.0. Target yang ditetapkan adalah omzet per semester.

“Indikator keberhasilannya kalau siswa tidak perlu mencari pekerjaan, bahkan mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi dirinya maupun orang lain. Kita ingin anak-anak ini semuanya memiliki pekerjaan, bekerja atau wirausaha, tidak ada yang menganggur,” jelas Widi.

Direktur The Southeast Asian Ministers of Education Organization (SAMEO) Secretariat, Gatot Hari Priowirjanto, menyampaikan, SMK Pencetak Wirausaha (SPW) merupakan bagian dari upaya pemerintah mencapai target Revitalisasi SMK sesuai Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016.

“Kita ingin mencetak siswa dengan ‘kartu biru’, anak-anak yang bisa membuka lapangan kerja, baik untuk diri sendiri atau orang lain,” kata Gatot.

Pendidikan kewirausahaan ini sejalan dengan penguatan pendidikan karakter (PPK). Salah satu nilai karakter utama yang ingin dicapai melalui program SPW ini adalah kemandirian. “Dia belajar membongkar rasa malu, belajar menjadi konsisten, tentang komitmen, dan belajar untuk dapat dipercaya,” kata Gatot.(republika.co.id)



from Siap Belajar https://ift.tt/2LtXnTj
via IFTTT

Tidak ada komentar:

Ilustrasi

KEMENTERIAN  Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus berupaya mengembangkan kewirausahaan di kalangan siswa SMK. Melalui program Bantuan Pengembangan Pembelajaran Kewirausahaan SMK, para Kepala Sekolah ditantang untuk melahirkan lebih banyak wirausaha muda dari SMK.

“Program Sekolah Pencetak Wirausaha ini untuk mengintegrasikan konsep BMW yaitu bekerja, melanjutkan studi, wirausaha,” ujar Kepala Subdirektorat Kurikulum Direktorat Pembinaan SMK, Mochamad Widiyanto melalui siaran pers, Rabu (6/6).

Saat ini, kata dia, pendidikan kewirausahaan di SMK diimplementasikan dalam berbagai bentuk pembelajaran berbasis produksi dan bisnis seperti Teaching Factory atau Techno Park. Widi menargetkan pada tahun 2018 ini 150 SMK mengikuti program SMK Pencetak Wirausaha (SPW). Angkatan I program SPW ini diikuti sebanyak 114 sekolah.

“Kita berikan bantuan berupa bimbingan teknis dan pembiayaan agar mereka melahirkan wirausaha muda. Targetnya 5 persen dari total lulusan dapat menciptakan lapangan kerja atau menjadi wirausaha,” jelas Widi.

Dia menerangkan, program SPW merupakan model pembelajaran yang mendorong siswa untuk memiliki keterampilan melalui praktik usaha. Siswa didorong melakukan praktik wirausaha berbasis daring karena dipandang relatif murah dan mudah untuk pemula. Khususnya bagi siswa generazi Z, sejalan dengan upaya menghadapi era industri 4.0. Target yang ditetapkan adalah omzet per semester.

“Indikator keberhasilannya kalau siswa tidak perlu mencari pekerjaan, bahkan mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi dirinya maupun orang lain. Kita ingin anak-anak ini semuanya memiliki pekerjaan, bekerja atau wirausaha, tidak ada yang menganggur,” jelas Widi.

Direktur The Southeast Asian Ministers of Education Organization (SAMEO) Secretariat, Gatot Hari Priowirjanto, menyampaikan, SMK Pencetak Wirausaha (SPW) merupakan bagian dari upaya pemerintah mencapai target Revitalisasi SMK sesuai Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016.

“Kita ingin mencetak siswa dengan ‘kartu biru’, anak-anak yang bisa membuka lapangan kerja, baik untuk diri sendiri atau orang lain,” kata Gatot.

Pendidikan kewirausahaan ini sejalan dengan penguatan pendidikan karakter (PPK). Salah satu nilai karakter utama yang ingin dicapai melalui program SPW ini adalah kemandirian. “Dia belajar membongkar rasa malu, belajar menjadi konsisten, tentang komitmen, dan belajar untuk dapat dipercaya,” kata Gatot.(republika.co.id)



from Siap Belajar https://ift.tt/2LtXnTj
via IFTTT