Sabtu, 30 Juni 2018

Sepuluh Guru Indonesia Ikuti Pelatihan STEM di Amerika

Buku besar yang digunakan guru sebagai media pembelajaran mempelajari benda yang mudah bergerak dan tidak mudah bergerak.(prioritaspendidikan.org)

SEPULUH  guru terpilih yang mengikuti program tahunan Honeywell Educators at Space Academy (HESA) di U.S. Space & Rocket Center (USSRC) di Huntsville, Alabama, Amerika Serikat kini telah kembali ke Indonesia. Sejak tanggal 21 hingga 25 Juni, mereka mengikuti pelatihan dan aktivitas yang berfokus di bidang Sains, Teknologi, Engineering dan Matematika (STEM).

Presiden Honeywell Indonesia, Roy Kosasih mengatakan tahun ini program HESA terbagi menjadi dua kelompok. Pertama, dari tanggal 14 hingga 19 Juni, yang kedua 21 ke 25 Juni, seluruhnya melibatkan 224 guru dari 35 negara dan 45 negara bagian Amerika Serikat.

Roy menceritakan selama di Amerika, para guru belajar cara-cara dan teknik mengajar yang inovatif. Yaitu melalui pembelajaran intensif 45 jam di kelas, laboratori serta beragam pelatihan, dengan fokus pada eksplorasi luar angkasa.

Selain itu, para guru yang belajar melalui simulasi pelatihan yang digunakan oleh para astronot NASA dan mengasah jiwa kepemimpinan dan kerjasama, serta membangun jaringan dengan guru-guru dari negara lain.

“Dengan program selama lima hari ini, diharapkan para guru nantinya mendedikasikan hidupnya untuk mendidik dan menyiapkan murid-muridnya untuk kelak memimpin dunia,” jelas Roy di Jakarta, Jumat (29/6).

Roy mengatakan, Honeywell sangat bangga bisa berinvestasi dan membantu guru-guru Indonesia dalam meningkatkan teknik mengajar mereka. Terlebih di masa sekarang, belajar STEM tidak hanya membaca buku dan mengingat angka dan formula saja.

“belajar STEM harus dengan mencoba dan mengeksplorasi. Agar anak-anak Indonesia dapat meraih masa depan terbaik mereka,” ungkap Roy.

Salah satu guru terpilih dari SMKN 1 Seram Bagian Timur, Maluku, Darum Budiarto mengaku, program HESA ini sungguh pengalaman yang tidak terlupakan. Kesempatan ini menambah pengetahuan dan pengalaman yang berharga untuk menginspirasi siswa agar tertarik mendalami STEM.

“Bukan tidak mungkin suatu saat dari Indonesia, bisa muncul astronot. Nanti saya akan mengenakan baju biru HESA di depan murid-murid saya agar mereka terinspirasi untuk belajar STEM,” kata Darum.

Program ini dibentuk melalui kerjasama antara Honeywell Hometown Solutions – badan tanggung jawal sosial perusahaan – dengan U.S. Space & Rocket Center (USSRC). Pengembangan profesional ini diciptakan khusus untuk membantu para guru sains dan matematika di sekolah dasar dan menengah agar mampu menjadi pendidik yang lebih inovatif dan efektif di bidang sains, teknologi, teknik dan matematika.

Sejak dimulai pada tahun 2004, lebih dari tiga ribu guru telah mengikuti program HESA dan diperkirakan mereka telah berhasil menginspirasi lebih dari 5 juta murid di penjuru dunia.(republika.co.id)



from Siap Belajar https://ift.tt/2tTTHmu
via IFTTT

Tidak ada komentar:

Buku besar yang digunakan guru sebagai media pembelajaran mempelajari benda yang mudah bergerak dan tidak mudah bergerak.(prioritaspendidikan.org)

SEPULUH  guru terpilih yang mengikuti program tahunan Honeywell Educators at Space Academy (HESA) di U.S. Space & Rocket Center (USSRC) di Huntsville, Alabama, Amerika Serikat kini telah kembali ke Indonesia. Sejak tanggal 21 hingga 25 Juni, mereka mengikuti pelatihan dan aktivitas yang berfokus di bidang Sains, Teknologi, Engineering dan Matematika (STEM).

Presiden Honeywell Indonesia, Roy Kosasih mengatakan tahun ini program HESA terbagi menjadi dua kelompok. Pertama, dari tanggal 14 hingga 19 Juni, yang kedua 21 ke 25 Juni, seluruhnya melibatkan 224 guru dari 35 negara dan 45 negara bagian Amerika Serikat.

Roy menceritakan selama di Amerika, para guru belajar cara-cara dan teknik mengajar yang inovatif. Yaitu melalui pembelajaran intensif 45 jam di kelas, laboratori serta beragam pelatihan, dengan fokus pada eksplorasi luar angkasa.

Selain itu, para guru yang belajar melalui simulasi pelatihan yang digunakan oleh para astronot NASA dan mengasah jiwa kepemimpinan dan kerjasama, serta membangun jaringan dengan guru-guru dari negara lain.

“Dengan program selama lima hari ini, diharapkan para guru nantinya mendedikasikan hidupnya untuk mendidik dan menyiapkan murid-muridnya untuk kelak memimpin dunia,” jelas Roy di Jakarta, Jumat (29/6).

Roy mengatakan, Honeywell sangat bangga bisa berinvestasi dan membantu guru-guru Indonesia dalam meningkatkan teknik mengajar mereka. Terlebih di masa sekarang, belajar STEM tidak hanya membaca buku dan mengingat angka dan formula saja.

“belajar STEM harus dengan mencoba dan mengeksplorasi. Agar anak-anak Indonesia dapat meraih masa depan terbaik mereka,” ungkap Roy.

Salah satu guru terpilih dari SMKN 1 Seram Bagian Timur, Maluku, Darum Budiarto mengaku, program HESA ini sungguh pengalaman yang tidak terlupakan. Kesempatan ini menambah pengetahuan dan pengalaman yang berharga untuk menginspirasi siswa agar tertarik mendalami STEM.

“Bukan tidak mungkin suatu saat dari Indonesia, bisa muncul astronot. Nanti saya akan mengenakan baju biru HESA di depan murid-murid saya agar mereka terinspirasi untuk belajar STEM,” kata Darum.

Program ini dibentuk melalui kerjasama antara Honeywell Hometown Solutions – badan tanggung jawal sosial perusahaan – dengan U.S. Space & Rocket Center (USSRC). Pengembangan profesional ini diciptakan khusus untuk membantu para guru sains dan matematika di sekolah dasar dan menengah agar mampu menjadi pendidik yang lebih inovatif dan efektif di bidang sains, teknologi, teknik dan matematika.

Sejak dimulai pada tahun 2004, lebih dari tiga ribu guru telah mengikuti program HESA dan diperkirakan mereka telah berhasil menginspirasi lebih dari 5 juta murid di penjuru dunia.(republika.co.id)



from Siap Belajar https://ift.tt/2tTTHmu
via IFTTT