Rabu, 17 Januari 2018

Hanya Lewat Jalur SNMPTN dan SBMPTN, Ada 3.960 Kursi untuk Mahasiswa Baru ITB

INSTITUT Teknologi Bandung (ITB) menyediakan sebanyak 3.960 kursi untuk calon mahasiswa baru 2018/2019. Dari total tersebut, sebanyak 2.376 kursi untuk mahasiswa berprestasi melalui jalur Seleksi Nasional Perguruan Tinggi Negeri atau SNMPTN. Sebanyak 1.584 kursi lainnya untuk mahasiswa yang lolos Seleksi Bersama Perguruan Tinggi Negeri atau SBMPTN.

Rektor ITB Kadarsah Suryadi kepada Pikiran Rakyat, di Jakarta, pekan lalu mengatakan, sama seperti tahun lalu, ITB tidak akan membuka jalur seleksi mandiri. Jualur SNMPTN/SBMPTN dianggap lebih kredibel karena berada langsung di bawah pengawasan pantia pusat dan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi.

Kendati demikian, Kemenristekdikti tetap mempersilakan kampus yang ingin membuka seleksi mandiri. Kuotamya maksimal 30 persen dari total daya tampung. “Kami tidak mengambil itu (seleksi mandiri). Jadi 60 persen untuk SNMPTN dan 40 persen untuk SBMPTN,” kata Kadarsah.

Tahun lalu, ITB tercatat sebagai 4 dari 10 PTN dengan nilai rata-rata tertinggi SBMPTN se-Jawa Barat. ITB memiliki nilai tertinggi untuk bidang saintek, sedangkan Universitas Indonesia (UI) tertinggi di bidang sosial humaniora. Dua kampus lain, yakni Universitas Padjadjaran (Unpad) dan Institut Pertanian Bogor (IPB) di peringkat ke 6 dan 8 untuk bidang saintek, sedangkan pada bidang sosial humaniora, nilai rataan tertinggi Unpad di peringkat keempat.

“Kami memiliki sekitar 15.000 mahasiswa sarjana (S-1), 6.000 mahasiswa magister (S-2) dan 1.000 mahasiswa doktoral (S-3). Sebagai kampus riset, kami terus menjaga agar jumlah mahasiswa di berbagai jenjang tetap stabil. Indonesia perlu lulusan sarjana untuk mengisi lapangan pekerjaan, perlu S-2 untuk riset dan perlu juga tenaga S-3 untuk riset inovasi yang hasilnya bisa diserap industri,” katanya.

85.000 calon mahasiswa

Ketua Panitia Pusat SNMPTN/SBMPTN Ravik Karsidi menuturkan, alokasi kuota tahun ini sama dengan 2017/2018, yakni minimal 30 persen untuk SNMPTN, minimal 30 persen untuk SBMPTN dan maksimal 30 persen untuk seleksi mandiri. Alokasi sisa 10 persen bisa dimasukkan ke SNMPTN atau SBMPTN. Ravik mengatakan, ada tak kurang dari 85.000 calon mahasiswa yang akan berburu kursi di sebanyak 85 PTN.

“Ada dua model tes untuk SBMPTN, ujian tulis berbasis cetak dan ujian tulis berbasis komputer. Untuk SNMPTN saya mengimbau kepada semua kepala sekolah agar tidak memasukkan data palsu pada Pangkalan Data Siswa dan Sekolah (PDSS). Karena akan langsung kami coret. Tugas kepala sekolah untuk memverifikasi data di PDSS itu ril,” kata Ravik.

Berikut jadwal lengkap SNMPTN 2018: pengisian dan verifikasi PDSS (13 Januari-10 Februari), pendaftaran (21 Februari-6 Maret), pengumuman hasil seleksi (17 April), pendaftaran ulang di PTN masing-masing (8 Mei).

Jadwal SBMPTN 2018: pendaftaran online (5 April-27 April), pelaksanaan tes (8 Mei), ujian keterampilan (9-11 Mei) dan pengumuman hasil seleksi (3 Juli).

Ravik menegaskan, untuk seleksi tahun ini, panitia pusat tidak akan menggunakan nilai hasil ujian nasional untuk menjadi salah satu rujukan penerimaan calon mahasiswa. Kendati demikian, untuk seleksi jalur mandiri yang diselenggarakan masing-masing kampus, nilai UN masih memungkinkan untuk dijadikan rujukan. “Karena jalur mandiri ini kan tergantung kebijakan rektor masing-masing kampus,” ujarnya.(pikiran-rakyat.com)



from Siap Belajar http://ift.tt/2mGZV5H
via IFTTT

Tidak ada komentar:

INSTITUT Teknologi Bandung (ITB) menyediakan sebanyak 3.960 kursi untuk calon mahasiswa baru 2018/2019. Dari total tersebut, sebanyak 2.376 kursi untuk mahasiswa berprestasi melalui jalur Seleksi Nasional Perguruan Tinggi Negeri atau SNMPTN. Sebanyak 1.584 kursi lainnya untuk mahasiswa yang lolos Seleksi Bersama Perguruan Tinggi Negeri atau SBMPTN.

Rektor ITB Kadarsah Suryadi kepada Pikiran Rakyat, di Jakarta, pekan lalu mengatakan, sama seperti tahun lalu, ITB tidak akan membuka jalur seleksi mandiri. Jualur SNMPTN/SBMPTN dianggap lebih kredibel karena berada langsung di bawah pengawasan pantia pusat dan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi.

Kendati demikian, Kemenristekdikti tetap mempersilakan kampus yang ingin membuka seleksi mandiri. Kuotamya maksimal 30 persen dari total daya tampung. “Kami tidak mengambil itu (seleksi mandiri). Jadi 60 persen untuk SNMPTN dan 40 persen untuk SBMPTN,” kata Kadarsah.

Tahun lalu, ITB tercatat sebagai 4 dari 10 PTN dengan nilai rata-rata tertinggi SBMPTN se-Jawa Barat. ITB memiliki nilai tertinggi untuk bidang saintek, sedangkan Universitas Indonesia (UI) tertinggi di bidang sosial humaniora. Dua kampus lain, yakni Universitas Padjadjaran (Unpad) dan Institut Pertanian Bogor (IPB) di peringkat ke 6 dan 8 untuk bidang saintek, sedangkan pada bidang sosial humaniora, nilai rataan tertinggi Unpad di peringkat keempat.

“Kami memiliki sekitar 15.000 mahasiswa sarjana (S-1), 6.000 mahasiswa magister (S-2) dan 1.000 mahasiswa doktoral (S-3). Sebagai kampus riset, kami terus menjaga agar jumlah mahasiswa di berbagai jenjang tetap stabil. Indonesia perlu lulusan sarjana untuk mengisi lapangan pekerjaan, perlu S-2 untuk riset dan perlu juga tenaga S-3 untuk riset inovasi yang hasilnya bisa diserap industri,” katanya.

85.000 calon mahasiswa

Ketua Panitia Pusat SNMPTN/SBMPTN Ravik Karsidi menuturkan, alokasi kuota tahun ini sama dengan 2017/2018, yakni minimal 30 persen untuk SNMPTN, minimal 30 persen untuk SBMPTN dan maksimal 30 persen untuk seleksi mandiri. Alokasi sisa 10 persen bisa dimasukkan ke SNMPTN atau SBMPTN. Ravik mengatakan, ada tak kurang dari 85.000 calon mahasiswa yang akan berburu kursi di sebanyak 85 PTN.

“Ada dua model tes untuk SBMPTN, ujian tulis berbasis cetak dan ujian tulis berbasis komputer. Untuk SNMPTN saya mengimbau kepada semua kepala sekolah agar tidak memasukkan data palsu pada Pangkalan Data Siswa dan Sekolah (PDSS). Karena akan langsung kami coret. Tugas kepala sekolah untuk memverifikasi data di PDSS itu ril,” kata Ravik.

Berikut jadwal lengkap SNMPTN 2018: pengisian dan verifikasi PDSS (13 Januari-10 Februari), pendaftaran (21 Februari-6 Maret), pengumuman hasil seleksi (17 April), pendaftaran ulang di PTN masing-masing (8 Mei).

Jadwal SBMPTN 2018: pendaftaran online (5 April-27 April), pelaksanaan tes (8 Mei), ujian keterampilan (9-11 Mei) dan pengumuman hasil seleksi (3 Juli).

Ravik menegaskan, untuk seleksi tahun ini, panitia pusat tidak akan menggunakan nilai hasil ujian nasional untuk menjadi salah satu rujukan penerimaan calon mahasiswa. Kendati demikian, untuk seleksi jalur mandiri yang diselenggarakan masing-masing kampus, nilai UN masih memungkinkan untuk dijadikan rujukan. “Karena jalur mandiri ini kan tergantung kebijakan rektor masing-masing kampus,” ujarnya.(pikiran-rakyat.com)



from Siap Belajar http://ift.tt/2mGZV5H
via IFTTT