Senin, 22 Januari 2018

Sekolah yang Menunda Pengisian PDSS Merugikan Siswa

PANITIA  Pusat Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) meminta sekolah segera memasukkan data pada pangkalan data siswa dan sekolah (PDSS). Pasalnya, sejak PDSS resmi dibuka pada 13 Januari 2018, jumlah sekolah yang mulai memasukkan data masih sangat minim, hanya sebanyak 438 sekolah.

Koordinator Humas SNMPTN/SBMPTN 2018 Tunjung Wahadi menegaskan, pengisian PDSS menjelang akhir penutupan akan sangat merugikan siswa. Pengisian dan verifikasi PDSS akan ditutup pada 10 Februari 2018.

Pada tahun lalu, dari total 24.739 sekolah yang terdaftar hanya 18.005 yang melakukan pengisian PDSS. “Menunda pengisian PDSS sangat merugikan siswa karena jika harus ada koreksi, waktunya semakin mepet lagi,” kata Tunjung dihubungi dari Jakarta, Senin, 22 Januari 2018.

PDSS sangat penting bagi siswa karena menjadi satu-satunya data resmi yang dipakai panitia seleksi dalam menentukan kelulusan calon mahasiswa melalui jalur SNMPTN. Dari PDSS, panitia bisa melihat rapor akademik, capaian prestasi dan minat calon siswa.

Ia menjelaskan, kepala sekolah wajib memastikan data yang dimasukkan ke PDSS bukan rekayasa. “Panitia tidak ingin pengisian PDSS yang mepet batas akhir,” katanya.

Peran strategis PDSS

Ketua Panitia Pusat SNMPTN/SBMPTN 2018 Ravik Karsidi menegaskan, data yang berada dalam PDSS sangat vital bagi semua siswa, terutama yang berprestasi dan menonjol dalam minat dan bakat.

Peran PDSS sangat strategis mengingat Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi menyepakat bahwa nilai hasil ujian nasional (UN) dan ujian sekolah berstandar nasional (USBN) tidak lagi digunakan untuk seleksi SNMPTN. “Jalur SNMPTN hanya akan merujuk pada nilai yang masuk di PDSS,” ujarnya.

Untuk jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), panitia pusat menggunakan metode tes tulis berbasis kertas dan komputer. Ravik menyakatan, pihak kampus juga terlibat dalam menyeleksi nilai seleksi SBMPTN. “Mungkin nilai UN/ USBN masih dapat digunakan di jalur mandiri, itu pun tergantung kebijakan rektor masing-masing,” katanya.(pikiran-rakyat.com)



from Siap Belajar http://ift.tt/2DyKK9W
via IFTTT

Tidak ada komentar:

PANITIA  Pusat Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) meminta sekolah segera memasukkan data pada pangkalan data siswa dan sekolah (PDSS). Pasalnya, sejak PDSS resmi dibuka pada 13 Januari 2018, jumlah sekolah yang mulai memasukkan data masih sangat minim, hanya sebanyak 438 sekolah.

Koordinator Humas SNMPTN/SBMPTN 2018 Tunjung Wahadi menegaskan, pengisian PDSS menjelang akhir penutupan akan sangat merugikan siswa. Pengisian dan verifikasi PDSS akan ditutup pada 10 Februari 2018.

Pada tahun lalu, dari total 24.739 sekolah yang terdaftar hanya 18.005 yang melakukan pengisian PDSS. “Menunda pengisian PDSS sangat merugikan siswa karena jika harus ada koreksi, waktunya semakin mepet lagi,” kata Tunjung dihubungi dari Jakarta, Senin, 22 Januari 2018.

PDSS sangat penting bagi siswa karena menjadi satu-satunya data resmi yang dipakai panitia seleksi dalam menentukan kelulusan calon mahasiswa melalui jalur SNMPTN. Dari PDSS, panitia bisa melihat rapor akademik, capaian prestasi dan minat calon siswa.

Ia menjelaskan, kepala sekolah wajib memastikan data yang dimasukkan ke PDSS bukan rekayasa. “Panitia tidak ingin pengisian PDSS yang mepet batas akhir,” katanya.

Peran strategis PDSS

Ketua Panitia Pusat SNMPTN/SBMPTN 2018 Ravik Karsidi menegaskan, data yang berada dalam PDSS sangat vital bagi semua siswa, terutama yang berprestasi dan menonjol dalam minat dan bakat.

Peran PDSS sangat strategis mengingat Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi menyepakat bahwa nilai hasil ujian nasional (UN) dan ujian sekolah berstandar nasional (USBN) tidak lagi digunakan untuk seleksi SNMPTN. “Jalur SNMPTN hanya akan merujuk pada nilai yang masuk di PDSS,” ujarnya.

Untuk jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), panitia pusat menggunakan metode tes tulis berbasis kertas dan komputer. Ravik menyakatan, pihak kampus juga terlibat dalam menyeleksi nilai seleksi SBMPTN. “Mungkin nilai UN/ USBN masih dapat digunakan di jalur mandiri, itu pun tergantung kebijakan rektor masing-masing,” katanya.(pikiran-rakyat.com)



from Siap Belajar http://ift.tt/2DyKK9W
via IFTTT