PADA tahun ini Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi menambah kuota program beasiswa Bidikmisi dan afirmasi pendidikan tinggi (Adik). Terutama untuk daerah terdepan, terluar dan tertinggal (3T).
Dua program yang digagas sejak 2010 dan 2015 menjadi program prioritas pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan tinggi nasional.
Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristekdikti Intan Ahamad mengatakan, kuota beasiswa Bidikmisi ditambah untuk 10.000 mahasiswa dengan menyerap anggaran sebesar Rp 3,76 triliun.
Total kuota beasiswa Bidikmisi 2018 menjadi 90.000 mahasiswa. Untuk program Adik, Kemenristekdikti akan menambah 1.500-2.000 kuota. Pada tahun lalu, kuota program Adik disalurkan kepada 3.468 mahasiswa. Dana untuk beasiswa Adik tahun ini senilai Rp 99,6 miliar.
“Walaupun ditambah, kuota Bidikmisi dan Adik masih kurang karena jumlah mahasiswa pendaftar lebih banyak dari yang disediakan. Kami berharap kepada pihak swasta untuk turut membantu dalam memberikan dana karena kemampuan fiskal negara yang terbatas,” kata Intan di Kantor Kemenristekdikti Senayan, Jakarta, Selasa 9 Januari 2018.
Ia menjelaskan, hingga 2017, penerima Bidikmisi yang masih kuliah mencapai 258.864 orang. Menurut dia, dari jumlah tersebut, sebanyak 122.978 orang berasal dari Pulau Jawa dan 168.147 lainnya di luar Jawa. Ia menegaskan, program beragam beasiswa merupakan bentuk nyata dari kehadiran negara untuk meningkatkan angka partisipasi kasar pendidikan nasional.
“Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 12 yang menyebutkan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi. Terutama mahasiswa yang berasal dari keluarga tidak mampu,” ujar Rektor Universitas Negeri Jakarta ini.(pikiran-rakyat.com)
from Siap Belajar http://ift.tt/2moQAjz
via IFTTT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar