Jumat, 12 Oktober 2018

49 Ribu Sekolah di Tanah Air Belum Tersentuh Internet

lustrasi – sejumlah siswa SD mencari bahan tugas di mobil pusat layanan internet, di halaman sekolah .(antaranews.com)

KEMENTERIAN Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus mendorong kepedulian pemerintah daerah memperluas akses teknologi informasi (TI) di sekolah-sekolah di daerah. Pasalnya, hingga kini masih ada 49 ribuan sekolah di kawasan terdepan, terluar dan tertinggal (3T) yang belum tersentuh TI.

Sekretaris Jenderal Kemendikbud Didik Suhardi menyatakan, kepedulian Pemda diyakini akan mempercepat pengadaan TI di ribuan sekolah tersebut. Sehingga, anak-anak yang bersekolah di daerah 3T bisa segera mendapat akses internet.

“Tentu kami juga di pusat, Kemendikbud berkoordinasi dengan Kemenkominfo dan BUMN terus mengupayakan sehingga yang 49 ribu itu bisa berkurang,” kata Didik kepada Republika.co.id, Sabtu (13/10).

Didik menyebutkan, kebutuhan teknologi informasi dan komunikasi untuk dunia pendidikan sulit dihindari. Selain tuntutan kemajuan zaman, juga karena kondisi negara Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau. Maka, TI merupakan salah satu solusi terhadap proses pembelajaran yang bermutu.

“Tentu dengan TI itu semua bisa dilakukan. Semua bisa dijangkau dengan internet jadi diharapkan pemerataan pendidikan itu dapat terwujud,” kata Didik.

Di sisi lain, dia juga mendorong agar guru terus berinovasi dan menggali kompetensinya masing-masing. Sebab meski teknologi semakin maju, sosok guru tetap penting untuk pemajuan pendidikan. Hanya saja perannya berubah, dari yang tadinya berperan sebagai sumber pembelajaran, nanti menjadi fasilitator atau mentor saja.

“Satu yang tidak bisa diganti dengan TI, yaitu inspirasi. Di situ lah yang mesti digali dan dimiliki guru nanti,” kata Didik.

Sebelumnya, Kemendikbud juga telah memberikan penghargaan Anugerah Kita Harus Belajar (Kihajar) 2018 kepada lima gubernur, tujuh wali kota dan empat bupati, yang berprestasi dalam memajukan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pendidikan di daerahnya masing-masing. Penghargaan tersebut diberikan oleh Sekretaris Jenderal Kemendikbud, Didik Suhardi, pada Malam Anugerah Kihajar ke-7 tahun 2018, di Jakarta, Jumat (12/10).

Selain itu, penghargaan juga diberikan kepada para pemenang Kuis Kihajar, Lomba Mobile Kihajar, Radio Peduli Pendidikan dan Kebudayaan, Ensiklomedia, Membatik (membuat bahan belajar berbasis TIK), serta Duta Rumah Belajar.

Anugerah Kihajar tahun 2018 mengangkat tema “Pendayagunaan TIK Pendidikan dan Kebudayaan dalam Menyiapkan Generasi Milenial Menghadapi Revolusi Industri 4.0”. Dengan tema tersebut diharapkan Anugerah Kihajar dapat menjadi tolok ukur perkembangan TIK untuk pendidikan di Indonesia.(republika.co.id)



from Siap Belajar https://ift.tt/2CcVWah
via IFTTT

Tidak ada komentar:

lustrasi – sejumlah siswa SD mencari bahan tugas di mobil pusat layanan internet, di halaman sekolah .(antaranews.com)

KEMENTERIAN Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus mendorong kepedulian pemerintah daerah memperluas akses teknologi informasi (TI) di sekolah-sekolah di daerah. Pasalnya, hingga kini masih ada 49 ribuan sekolah di kawasan terdepan, terluar dan tertinggal (3T) yang belum tersentuh TI.

Sekretaris Jenderal Kemendikbud Didik Suhardi menyatakan, kepedulian Pemda diyakini akan mempercepat pengadaan TI di ribuan sekolah tersebut. Sehingga, anak-anak yang bersekolah di daerah 3T bisa segera mendapat akses internet.

“Tentu kami juga di pusat, Kemendikbud berkoordinasi dengan Kemenkominfo dan BUMN terus mengupayakan sehingga yang 49 ribu itu bisa berkurang,” kata Didik kepada Republika.co.id, Sabtu (13/10).

Didik menyebutkan, kebutuhan teknologi informasi dan komunikasi untuk dunia pendidikan sulit dihindari. Selain tuntutan kemajuan zaman, juga karena kondisi negara Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau. Maka, TI merupakan salah satu solusi terhadap proses pembelajaran yang bermutu.

“Tentu dengan TI itu semua bisa dilakukan. Semua bisa dijangkau dengan internet jadi diharapkan pemerataan pendidikan itu dapat terwujud,” kata Didik.

Di sisi lain, dia juga mendorong agar guru terus berinovasi dan menggali kompetensinya masing-masing. Sebab meski teknologi semakin maju, sosok guru tetap penting untuk pemajuan pendidikan. Hanya saja perannya berubah, dari yang tadinya berperan sebagai sumber pembelajaran, nanti menjadi fasilitator atau mentor saja.

“Satu yang tidak bisa diganti dengan TI, yaitu inspirasi. Di situ lah yang mesti digali dan dimiliki guru nanti,” kata Didik.

Sebelumnya, Kemendikbud juga telah memberikan penghargaan Anugerah Kita Harus Belajar (Kihajar) 2018 kepada lima gubernur, tujuh wali kota dan empat bupati, yang berprestasi dalam memajukan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pendidikan di daerahnya masing-masing. Penghargaan tersebut diberikan oleh Sekretaris Jenderal Kemendikbud, Didik Suhardi, pada Malam Anugerah Kihajar ke-7 tahun 2018, di Jakarta, Jumat (12/10).

Selain itu, penghargaan juga diberikan kepada para pemenang Kuis Kihajar, Lomba Mobile Kihajar, Radio Peduli Pendidikan dan Kebudayaan, Ensiklomedia, Membatik (membuat bahan belajar berbasis TIK), serta Duta Rumah Belajar.

Anugerah Kihajar tahun 2018 mengangkat tema “Pendayagunaan TIK Pendidikan dan Kebudayaan dalam Menyiapkan Generasi Milenial Menghadapi Revolusi Industri 4.0”. Dengan tema tersebut diharapkan Anugerah Kihajar dapat menjadi tolok ukur perkembangan TIK untuk pendidikan di Indonesia.(republika.co.id)



from Siap Belajar https://ift.tt/2CcVWah
via IFTTT