Kamis, 11 Oktober 2018

Guru Diminta Kuasai Multibahasa

Ilustrasi

MENTERI Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy meminta guru mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk menguasai bahasa asing dan daerah. Dengan demikian, para guru bahasa akan mampu mengajarkan beragam jenis sastra dari berbagai bahasa.

Saat ini, menguasai multibahasa sangat penting karena berfungsi sebagai penghubung pengetahuan.

Muhadjir menegaskan, banyak sastra klasik berbahasa asing dan daerah yang akan sangat bermanfaat untuk dipelajari para anak didik. Penguasaan multibahasa dari seorang guru menjadi sangat penting agar anak didik dapat memahami pesan yang disampaikan dalam sebuah sastra.

”Guru Bahasa Indonesia juga harus menguasai bahasa daerah, dan bahasa asing. Yang bisa melestarikan bahasa daerah, ya guru bahasa Indonesia. Dan kami juga ingin agar bahasa Indonesia menjadi salah satu bahasa internasional,” kata Muhadjir saat membuka Konferensi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dan Kongres Asosiasi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia (AGBSI), di Jakarta, Senin, 8 Oktober 2018.

Ia menyampaikan gagasan tersebut di depan 301 orang peserta yang berasal dari 34 provinsi. Mendikbud berpesan kepada para guru yang tergabung dalam AGBSI agar mampu menjadi penghubung antara bahasa daerah dan bahasa asing.

Ia menuturkan, seorang guru Bahasa Indonesia harus menjadi pengawal, penggerak, dan penjaga harga diri bangsa dalam berbahasa. Seorang guru Bahasa Indonesia yang mengabdi di sebuah daerah, harus menguasai bahasa daerah setempat.

“Saya minta guru Bahasa Indonesia enggak hanya mengajar bahasa Indonesia saja, tetapi harus lestarikan bahasa daerah. Kita memiliki lebih dari 600 bahasa daerah, enggak mungkin membuka jurusan untuk semua bahasa daerah. Jadi peran guru Bahasa Indonesia sangat penting,” ujarnya.

Profesionalisme guru

Ia mengapresiasi semangat yang dibangun para guru yang tergabung dalam AGBSI. Ia berharap, AGBSI terus mendorong profesionalisme guru, baik dari aspek keilmuan, maupun kualitas pembelajaran, serta tanggung jawab sosial. “Kami ini sedang berjuang untuk meningkatkan profesionalisme guru,” katanya.

Muhadjir mendorong organisasi asosiasi guru, termasuk AGBSI, untuk menyusun dan menetapkan kode etik profesi guru. Juga membentuk dewan profesi. Organisasi asosiasi profesi diharapkan mampu menjaga martabat profesi.

“Asosiasi profesi itu yang mengawasi kerja sejawatnya. Seorang profesional itu harus memiliki harga diri dan kebanggaan atas profesinya, keahliannya. Nanti jika ada pelanggaran dalam praktik profesi, dewan profesilah yang melakukan pembinaan,” ucap Muhadjir.

Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud Supriano menambahkan, konferensi dan kongres AGBSI ini mendorong tradisi literasi, khususnya bagi generasi milenial. Menurut dia, sebuah keberhasilan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia ditandai dengan kuatnya minat baca, menulis, dan berwacana. “Hal tersebut hendaknya diikuti dengan kemampuan berbahasa Indonesia yang baik, benar, logis, santun, dan bercita rasa,” kata Supriano.

Ketua AGBSI Jajang Priatna mengungkapkan, pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia sangat penting untuk mewujudkan pendidikan karakter. Bahasa dan sastra Indonesia berkaitan langsung dengan penanaman jiwa kebangsaan atau nasionalisme Indonesia. “Para guru juga berikrar untuk menjadi agen literasi bangsa dan teladan masyarakat yang literat. Dan para guru, yang menjadi perwakilan dari berbagai wilayah di Indonesia ini terus meningkatkan kompetensi literasi profesi,” ujarnya.(pikiran-rakyat.com)



from Siap Belajar https://ift.tt/2QPI5er
via IFTTT

Tidak ada komentar:

Ilustrasi

MENTERI Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy meminta guru mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk menguasai bahasa asing dan daerah. Dengan demikian, para guru bahasa akan mampu mengajarkan beragam jenis sastra dari berbagai bahasa.

Saat ini, menguasai multibahasa sangat penting karena berfungsi sebagai penghubung pengetahuan.

Muhadjir menegaskan, banyak sastra klasik berbahasa asing dan daerah yang akan sangat bermanfaat untuk dipelajari para anak didik. Penguasaan multibahasa dari seorang guru menjadi sangat penting agar anak didik dapat memahami pesan yang disampaikan dalam sebuah sastra.

”Guru Bahasa Indonesia juga harus menguasai bahasa daerah, dan bahasa asing. Yang bisa melestarikan bahasa daerah, ya guru bahasa Indonesia. Dan kami juga ingin agar bahasa Indonesia menjadi salah satu bahasa internasional,” kata Muhadjir saat membuka Konferensi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dan Kongres Asosiasi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia (AGBSI), di Jakarta, Senin, 8 Oktober 2018.

Ia menyampaikan gagasan tersebut di depan 301 orang peserta yang berasal dari 34 provinsi. Mendikbud berpesan kepada para guru yang tergabung dalam AGBSI agar mampu menjadi penghubung antara bahasa daerah dan bahasa asing.

Ia menuturkan, seorang guru Bahasa Indonesia harus menjadi pengawal, penggerak, dan penjaga harga diri bangsa dalam berbahasa. Seorang guru Bahasa Indonesia yang mengabdi di sebuah daerah, harus menguasai bahasa daerah setempat.

“Saya minta guru Bahasa Indonesia enggak hanya mengajar bahasa Indonesia saja, tetapi harus lestarikan bahasa daerah. Kita memiliki lebih dari 600 bahasa daerah, enggak mungkin membuka jurusan untuk semua bahasa daerah. Jadi peran guru Bahasa Indonesia sangat penting,” ujarnya.

Profesionalisme guru

Ia mengapresiasi semangat yang dibangun para guru yang tergabung dalam AGBSI. Ia berharap, AGBSI terus mendorong profesionalisme guru, baik dari aspek keilmuan, maupun kualitas pembelajaran, serta tanggung jawab sosial. “Kami ini sedang berjuang untuk meningkatkan profesionalisme guru,” katanya.

Muhadjir mendorong organisasi asosiasi guru, termasuk AGBSI, untuk menyusun dan menetapkan kode etik profesi guru. Juga membentuk dewan profesi. Organisasi asosiasi profesi diharapkan mampu menjaga martabat profesi.

“Asosiasi profesi itu yang mengawasi kerja sejawatnya. Seorang profesional itu harus memiliki harga diri dan kebanggaan atas profesinya, keahliannya. Nanti jika ada pelanggaran dalam praktik profesi, dewan profesilah yang melakukan pembinaan,” ucap Muhadjir.

Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud Supriano menambahkan, konferensi dan kongres AGBSI ini mendorong tradisi literasi, khususnya bagi generasi milenial. Menurut dia, sebuah keberhasilan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia ditandai dengan kuatnya minat baca, menulis, dan berwacana. “Hal tersebut hendaknya diikuti dengan kemampuan berbahasa Indonesia yang baik, benar, logis, santun, dan bercita rasa,” kata Supriano.

Ketua AGBSI Jajang Priatna mengungkapkan, pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia sangat penting untuk mewujudkan pendidikan karakter. Bahasa dan sastra Indonesia berkaitan langsung dengan penanaman jiwa kebangsaan atau nasionalisme Indonesia. “Para guru juga berikrar untuk menjadi agen literasi bangsa dan teladan masyarakat yang literat. Dan para guru, yang menjadi perwakilan dari berbagai wilayah di Indonesia ini terus meningkatkan kompetensi literasi profesi,” ujarnya.(pikiran-rakyat.com)



from Siap Belajar https://ift.tt/2QPI5er
via IFTTT