Sabtu, 06 Oktober 2018

Berpotensi Bencana Alam, Anak-anak Harus Diajarkan Tanggap Bencana

Ilustrasi.(antaranews.com)

BUNYI sirine pertanda telah terjadi gempa bumi terdengar bersahutan tengah kegiatan belajar mengajar. Anak-anak sempat histeris, ada yang menjerit-jerit, ada juga yang meneriakkan takbir, sambil berlarian dan berusaha bersembunyi di bawah meja belajar hingga di sudut-sudut ruangan.

Mereka melindungi bagian kepala dengan tas sekolah agar tak tertimpa reruntuhan. Satu persatu, mereka dibimbing para pengajar dan personil Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kota Cimahi dievakuasi dari lantai 2 bangunan ke area lapangan.

Kejadian ini menjadi bagian dari Simulasi Tanggap Darurat Bencana yang digelar SD Juara di Jalan Rorojongrang Kompleks Pharmindo Kelurahan Melong Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi, kemarin. Kegiatan dilakukan agar para siswa mengetahui potensi bencana dan upaya menyelamatkan diri saat bencana sejak dini.

Hermawan, Koordinator Psikososial Satgas Tagana Kota Cimahi, mengungkapkan simulasi kebencanaan, khususnya gempa bumi, saat penting diberikan terutama pada murid-murid sekolah dasar, di tengah ancaman bencana yang bisa terjadi kapan saja.

“Semakin dini seorang anak paham cara mengevakuasi diri ketika terjadi bencana, seperti gempa bumi, maka semakin kecil potensi korban jiwa yang bisa timbul pascakejadian bencana,” ujarnya.

Menurut Hermawan, murid SD penting mengetahui cara berlindung saat bencana terutama ketika mereka sedang berada jauh dari orangtua. “Saat terjadi gempa mereka harus paham dimana harus berlindung, ikuti instruksi guru dan mencari area terbuka yang tidak berpotensi tertimpa reruntuhan,” katanya.

Yang paling penting, lanjut Hermawan, selamatkan diri sendiri. “Pastikan kondisi diri tidak mengalami luka atau apapun, kalau situasi tidak memungkinkan, lebih baik segera mencari pertolongan lain. Berdoa juga agar dijauhkan dari bencana alam,” tuturnya.

Pembinaan soal bencana

Kepala Sekolah SD Juara, Nurzaman, kegiatan ini baru dilakukan kembali setelah beberapa tahun lalu. “Murid sudah berganti, saya rasa perlu ada pembinaan soal kebencanaan kepada warga sekolah. Apalagi, sedang terjadi rentetan bencana sejak di Lombok hingga Sulawesi yang sekarang terjadi dan Cimahi juga bisa berpotensi bencana alam,” ujarnya.

Dalam sepekan terakhir, para siswa juga mengumpulkan donasi untuk korban bencana di Sulawesi dengan total nilai Rp 2,5 juta. “Donasi para siswa bakal disalurkan ke lembaga Rumah Zakat. Ini sebagai bentuk kepedulian para siswa yang ingin berbagi dengan korban bencana,” ucapnya.

Dia mengatakan jajaran tenaga pengajar di sekolah juga wajib menguasai cara evakuasi diri dan para siswa yang menjadi tanggungjawabnya.

Harapannya, warga sekolah terutama anak-anak sudah lebih siap jika menghadapi bencana yang sebetulnya tidak diharapkan. “Agar mereka cukup bekal pengetahuan menghadapi bencana menghindari korban jiwa,” ucapnya.(pikiran-rakyat.com)



from Siap Belajar https://ift.tt/2OFHz4Z
via IFTTT

Tidak ada komentar:

Ilustrasi.(antaranews.com)

BUNYI sirine pertanda telah terjadi gempa bumi terdengar bersahutan tengah kegiatan belajar mengajar. Anak-anak sempat histeris, ada yang menjerit-jerit, ada juga yang meneriakkan takbir, sambil berlarian dan berusaha bersembunyi di bawah meja belajar hingga di sudut-sudut ruangan.

Mereka melindungi bagian kepala dengan tas sekolah agar tak tertimpa reruntuhan. Satu persatu, mereka dibimbing para pengajar dan personil Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kota Cimahi dievakuasi dari lantai 2 bangunan ke area lapangan.

Kejadian ini menjadi bagian dari Simulasi Tanggap Darurat Bencana yang digelar SD Juara di Jalan Rorojongrang Kompleks Pharmindo Kelurahan Melong Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi, kemarin. Kegiatan dilakukan agar para siswa mengetahui potensi bencana dan upaya menyelamatkan diri saat bencana sejak dini.

Hermawan, Koordinator Psikososial Satgas Tagana Kota Cimahi, mengungkapkan simulasi kebencanaan, khususnya gempa bumi, saat penting diberikan terutama pada murid-murid sekolah dasar, di tengah ancaman bencana yang bisa terjadi kapan saja.

“Semakin dini seorang anak paham cara mengevakuasi diri ketika terjadi bencana, seperti gempa bumi, maka semakin kecil potensi korban jiwa yang bisa timbul pascakejadian bencana,” ujarnya.

Menurut Hermawan, murid SD penting mengetahui cara berlindung saat bencana terutama ketika mereka sedang berada jauh dari orangtua. “Saat terjadi gempa mereka harus paham dimana harus berlindung, ikuti instruksi guru dan mencari area terbuka yang tidak berpotensi tertimpa reruntuhan,” katanya.

Yang paling penting, lanjut Hermawan, selamatkan diri sendiri. “Pastikan kondisi diri tidak mengalami luka atau apapun, kalau situasi tidak memungkinkan, lebih baik segera mencari pertolongan lain. Berdoa juga agar dijauhkan dari bencana alam,” tuturnya.

Pembinaan soal bencana

Kepala Sekolah SD Juara, Nurzaman, kegiatan ini baru dilakukan kembali setelah beberapa tahun lalu. “Murid sudah berganti, saya rasa perlu ada pembinaan soal kebencanaan kepada warga sekolah. Apalagi, sedang terjadi rentetan bencana sejak di Lombok hingga Sulawesi yang sekarang terjadi dan Cimahi juga bisa berpotensi bencana alam,” ujarnya.

Dalam sepekan terakhir, para siswa juga mengumpulkan donasi untuk korban bencana di Sulawesi dengan total nilai Rp 2,5 juta. “Donasi para siswa bakal disalurkan ke lembaga Rumah Zakat. Ini sebagai bentuk kepedulian para siswa yang ingin berbagi dengan korban bencana,” ucapnya.

Dia mengatakan jajaran tenaga pengajar di sekolah juga wajib menguasai cara evakuasi diri dan para siswa yang menjadi tanggungjawabnya.

Harapannya, warga sekolah terutama anak-anak sudah lebih siap jika menghadapi bencana yang sebetulnya tidak diharapkan. “Agar mereka cukup bekal pengetahuan menghadapi bencana menghindari korban jiwa,” ucapnya.(pikiran-rakyat.com)



from Siap Belajar https://ift.tt/2OFHz4Z
via IFTTT