Rabu, 29 Agustus 2018

Sejumlah SD di Lembang Diusulkan Terapkan 5 Hari Sekolah

Ilustrasi

SEJUMLAH  SD di Lembang, Kabupaten Bandung Barat diusulkan untuk menerapkan fullday school atau lima hari sekolah. Hal itu disebabkan pada akhir pekan, kawasan Lembang selalu dipadati kendaraan yang menuju sejumlah objek wisata.

“Hari Sabtu-Minggu, jalan di Lembang sangat ramai, sehingga cukup rawan juga bagi anak-anak sekolah. Makanya, lebih baik diterapkan lima hari sekolah saja. Jadi, Sabtu libur,” kata Iing Hartawan Kepala UPT Pendidikan SD Lembang, Senin, 27 Agustus 2018.

Menurut Iing, usulan tersebut sudah dibicarakan dengan pengawas sekolah serta para orangtua murid. Mereka pun menyambut baik usulan tersebut.

Saat ini, lanjut dia, sudah ada 2 SD di Lembang yang menerapkan lima hari sekolah, yakni SDN 1 Kayuambon dan SD Pancasila. “Meski sekolah lima hari, tetapi sejauh ini berjalan efektif. Dua sekolah ini memang sudah siap menerapkannya,” ujar Iing.

Dia optimistis, sekolah-sekolah lainnya pun bisa menerapkan lima hari sekolah. Di Lembang, tercatat 68 SD, terdiri atas 62 SD negeri dan 6 SD swasta. Total murid hingga 2017 mencapai 18.676 orang.

Meski demikian, menurut Iing, hal ini pun harus mendapatkan dukungan terutama dari sekolah masing-masing. Kebutuhan pendidikan siswa pun jangan sampai tidak terpenuhi.

“Terutama soal kegiatan ekstrakurikuler, itu harus tetap diberikan. Selain itu, kegiatan madrasah sore hari juga jangan terganggu,” ujarnya.

Butuh kajian

Sementara itu, Kepala Bidang SD pada Dinas Pendidikan KBB Jalaludin mengungkapkan, penerapan lima hari sekolah harus dikaji dengan matang. Terutama, jangan sampai berbenturan dengan peraturan yang berlaku.

“Harus dilihat dulu aturannya seperti apa. Sebab, fullday school bukan semata-mata memindahkan jam pelajaran, tetapi juga harus memperhatikan hal-hal pendukung lainnya,” ujar Jalaludin.

Menurut dia, beberapa hal yang harus diperhatikan, di antaranya kesiapan guru, murid, serta sarana pendukung kegiatan belajar mengajar. Sebab, penerapan lima hari sekolah tersebut menambah jam pelajaran hingga sore hari.

“Siswa bisa belajar sampai jam 3-4 sore. Apa semuanya sudah siap? Itu yang harus jadi pertimbangan juga. Kemudian pihak lain, seperti dewan pendidikan, pengawas, serta orangtua, apa sudah sepakat?” ujarnya.(pikiran-rakyat.com)



from Siap Belajar https://ift.tt/2wpGCnc
via IFTTT

Tidak ada komentar:

Ilustrasi

SEJUMLAH  SD di Lembang, Kabupaten Bandung Barat diusulkan untuk menerapkan fullday school atau lima hari sekolah. Hal itu disebabkan pada akhir pekan, kawasan Lembang selalu dipadati kendaraan yang menuju sejumlah objek wisata.

“Hari Sabtu-Minggu, jalan di Lembang sangat ramai, sehingga cukup rawan juga bagi anak-anak sekolah. Makanya, lebih baik diterapkan lima hari sekolah saja. Jadi, Sabtu libur,” kata Iing Hartawan Kepala UPT Pendidikan SD Lembang, Senin, 27 Agustus 2018.

Menurut Iing, usulan tersebut sudah dibicarakan dengan pengawas sekolah serta para orangtua murid. Mereka pun menyambut baik usulan tersebut.

Saat ini, lanjut dia, sudah ada 2 SD di Lembang yang menerapkan lima hari sekolah, yakni SDN 1 Kayuambon dan SD Pancasila. “Meski sekolah lima hari, tetapi sejauh ini berjalan efektif. Dua sekolah ini memang sudah siap menerapkannya,” ujar Iing.

Dia optimistis, sekolah-sekolah lainnya pun bisa menerapkan lima hari sekolah. Di Lembang, tercatat 68 SD, terdiri atas 62 SD negeri dan 6 SD swasta. Total murid hingga 2017 mencapai 18.676 orang.

Meski demikian, menurut Iing, hal ini pun harus mendapatkan dukungan terutama dari sekolah masing-masing. Kebutuhan pendidikan siswa pun jangan sampai tidak terpenuhi.

“Terutama soal kegiatan ekstrakurikuler, itu harus tetap diberikan. Selain itu, kegiatan madrasah sore hari juga jangan terganggu,” ujarnya.

Butuh kajian

Sementara itu, Kepala Bidang SD pada Dinas Pendidikan KBB Jalaludin mengungkapkan, penerapan lima hari sekolah harus dikaji dengan matang. Terutama, jangan sampai berbenturan dengan peraturan yang berlaku.

“Harus dilihat dulu aturannya seperti apa. Sebab, fullday school bukan semata-mata memindahkan jam pelajaran, tetapi juga harus memperhatikan hal-hal pendukung lainnya,” ujar Jalaludin.

Menurut dia, beberapa hal yang harus diperhatikan, di antaranya kesiapan guru, murid, serta sarana pendukung kegiatan belajar mengajar. Sebab, penerapan lima hari sekolah tersebut menambah jam pelajaran hingga sore hari.

“Siswa bisa belajar sampai jam 3-4 sore. Apa semuanya sudah siap? Itu yang harus jadi pertimbangan juga. Kemudian pihak lain, seperti dewan pendidikan, pengawas, serta orangtua, apa sudah sepakat?” ujarnya.(pikiran-rakyat.com)



from Siap Belajar https://ift.tt/2wpGCnc
via IFTTT