Minggu, 04 Februari 2018

Ombudsman: Iklim Pendidikan di Indonesia Harus Dibenahi

guru honorer SM3T(psmk.kemdikbud.go.id)

ANGGOTA  Ombudsman RI Laode Ida menilai, iklim pendidikan di Indonesia perlu dibenahi. Mulai dari sistem pendidikan, tenaga pendidik, lingkungan bahkan peran orang tua perlu dirajut kembali agar mampu membentuk sistem pendidikan yang lebih baik.

Laode mengatakan, berkaca pada kasus mendiang Budi Cahyono, guru di kesenian di SMA Negeri 1 Torjun, Sampang, Jawa Timur yang tewas setelah dianiaya siswanya pada Kamis (2/1) lalu, ada beberapa poin yang perlu segera dibenahi. Pertama, guru sebaiknya tidak lagi menghukum siswa dengan hukuman-hukuman fisik. Lebih baik, siswa tersebut diserahkan kepada guru bimbingan konseling.

“Guru mencoret atau misal melakukan kekerasan lainnya karena siswa lalai saat belajar sebaik itu tidak dilakukan lagi saat ini. Lebih baik biarkan guru BK yang tangani hal seperti itu,” kata Laode kepada Republika.co.id, Ahad (4/2).

Poin kedua yakni terletak pada peran orang tua siswa. Laode meminta agar semua orang tua berperan dan peduli akan pendidikan semua anaknya. Bentuk kepedulian orang tua tersebut bisa dilakukan, dengan memastikan anak siap menerima materi dari guru di sekolah.

Selain itu, bentuk-bentuk komunikasi dan hubungan antara orang tua dan pihak sekolah juga perlu dibangun. Sehingga, jika ada masalah, guru atau pihak sekolah bisa berunding dengan orang tua siswa untuk menemukan solusi tepat agar anak dapat kembali belajar dengan baik.

Sementara itu, Laode berpandangan, usulan membentuk lembaga rehabilitasi bagi siswa nakal juga bisa ditelaah sebagai solusi terakhir. Karena, akses guru BK dalam menangani siswa-siswa bermasalah pun memiliki banyak keterbatasan.(republika.co.id)



from Siap Belajar http://ift.tt/2GOKNfN
via IFTTT

Tidak ada komentar:

guru honorer SM3T(psmk.kemdikbud.go.id)

ANGGOTA  Ombudsman RI Laode Ida menilai, iklim pendidikan di Indonesia perlu dibenahi. Mulai dari sistem pendidikan, tenaga pendidik, lingkungan bahkan peran orang tua perlu dirajut kembali agar mampu membentuk sistem pendidikan yang lebih baik.

Laode mengatakan, berkaca pada kasus mendiang Budi Cahyono, guru di kesenian di SMA Negeri 1 Torjun, Sampang, Jawa Timur yang tewas setelah dianiaya siswanya pada Kamis (2/1) lalu, ada beberapa poin yang perlu segera dibenahi. Pertama, guru sebaiknya tidak lagi menghukum siswa dengan hukuman-hukuman fisik. Lebih baik, siswa tersebut diserahkan kepada guru bimbingan konseling.

“Guru mencoret atau misal melakukan kekerasan lainnya karena siswa lalai saat belajar sebaik itu tidak dilakukan lagi saat ini. Lebih baik biarkan guru BK yang tangani hal seperti itu,” kata Laode kepada Republika.co.id, Ahad (4/2).

Poin kedua yakni terletak pada peran orang tua siswa. Laode meminta agar semua orang tua berperan dan peduli akan pendidikan semua anaknya. Bentuk kepedulian orang tua tersebut bisa dilakukan, dengan memastikan anak siap menerima materi dari guru di sekolah.

Selain itu, bentuk-bentuk komunikasi dan hubungan antara orang tua dan pihak sekolah juga perlu dibangun. Sehingga, jika ada masalah, guru atau pihak sekolah bisa berunding dengan orang tua siswa untuk menemukan solusi tepat agar anak dapat kembali belajar dengan baik.

Sementara itu, Laode berpandangan, usulan membentuk lembaga rehabilitasi bagi siswa nakal juga bisa ditelaah sebagai solusi terakhir. Karena, akses guru BK dalam menangani siswa-siswa bermasalah pun memiliki banyak keterbatasan.(republika.co.id)



from Siap Belajar http://ift.tt/2GOKNfN
via IFTTT