Jumat, 28 September 2018

250.000 Ruang Kelas SD Rusak Berat

Ilustrasi Kelas Rusak (sukabumizone.com)

SEKITAR 250.000 ruang kelas Sekolah Dasar (SD) dalam keadaan rusak berat. Sebagian besar tersebar di wilayah Indonesia timur seperti Maluku, Papua dan Papua Barat. Hal tersebut menjadi salah satu faktor yang menyebabkan kualitas pendidikan dasar nasional tidak merata.

Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hamid Muhammad mengatakan, perbaikan sarana dan prasarana sekolah menjadi satu dari tiga faktor utama yang terus dibenahi pemerintah. Dua faktor lainnya yakni peningkatan kualitas guru dan kepala sekolah serta penyelarasan kurikulum.

Ia menegaskan, kualitas pendidikan tak akan meningkat signifikan jika satu dari ketiga faktor tersebut terus bermasalah. Meskipun, wajib belajar 12 tahun sudah berhasil dipenuhi.

Untuk membenahi ketiga faktor tersebut, pemerintah pusat memerlukan dukungan dan bantuan dari semua pihak. Baik pemerintah daerah atau pun swasta.

“Anak-anak Indonesia sudah 100% masuk sekolah dasar. Tapi jika melihat kompetensi apa yang mereka raih? Saya masih ingat betapa kemampuan dasar membaca anak sangat rendah pada 2013. Yang di atas 60% kemampuan baca hanya di Jawa dan sebagian Sumatera. Dalam berbagai ukuran apapun, apakah assesment nasional dan internasional, kita memang wajib prihatin terhadap kualitas pendidikan,” ujar Hamid dalam peluncuran program Pengembangan Inovasi Kualitas Pembelajaran (Pintar), di Kantor Kemendikbud, Jakarta, Jumat, 28 September 2018.

Ia menuturkan, pembenahan kualitas guru dimulai dari memastikan jumlah guru yang ideal. Perbaikan sarana dan prasarana sekolah antara lain dilakukan dengan terus meningkatan dana bantuan ke daerah.

Sedangkan penyelarasan kurikulum diperkuat dengan memasukan nilai-nilai pendidikan karakter.

“Orang boleh berpendapat bahwa (sarpras) sekolah gak terlalu penting. Yang penting proses pembelajaran. Tapi saya percaya teori sistem. Ga mungkin bisa jalan kalau semua komponen gak bagus. Termasuk fasilitas belajarnya,” ujarnya.

Pintar

Hamid menjelaskan, bersama Tanoto Foundation program Pintar didesain khusus untuk peningkatan kualitas pendidikan dasar. Pintar berfokus pada tiga pendekatan, yaitu membangun praktik pembelajaran, manajemen dan kepemimpinan sekolah, dan mendukung Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) dalam pendidikan calon guru.

Pintar merupakan program kelanjutan dan pengembangan dari program Pelita Pendidikan yang  juga dirancang untuk menjawab tantangan sistem pendidikan di Indonesia yang kompleks. Indonesia menempati posisi keempat sebagai negara dengan sistem pendidikan terbesar, setelah China, India, dan Amerika Serikat.(pikiran-rakyat.com)



from Siap Belajar https://ift.tt/2R8TmHF
via IFTTT

Tidak ada komentar:

Ilustrasi Kelas Rusak (sukabumizone.com)

SEKITAR 250.000 ruang kelas Sekolah Dasar (SD) dalam keadaan rusak berat. Sebagian besar tersebar di wilayah Indonesia timur seperti Maluku, Papua dan Papua Barat. Hal tersebut menjadi salah satu faktor yang menyebabkan kualitas pendidikan dasar nasional tidak merata.

Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hamid Muhammad mengatakan, perbaikan sarana dan prasarana sekolah menjadi satu dari tiga faktor utama yang terus dibenahi pemerintah. Dua faktor lainnya yakni peningkatan kualitas guru dan kepala sekolah serta penyelarasan kurikulum.

Ia menegaskan, kualitas pendidikan tak akan meningkat signifikan jika satu dari ketiga faktor tersebut terus bermasalah. Meskipun, wajib belajar 12 tahun sudah berhasil dipenuhi.

Untuk membenahi ketiga faktor tersebut, pemerintah pusat memerlukan dukungan dan bantuan dari semua pihak. Baik pemerintah daerah atau pun swasta.

“Anak-anak Indonesia sudah 100% masuk sekolah dasar. Tapi jika melihat kompetensi apa yang mereka raih? Saya masih ingat betapa kemampuan dasar membaca anak sangat rendah pada 2013. Yang di atas 60% kemampuan baca hanya di Jawa dan sebagian Sumatera. Dalam berbagai ukuran apapun, apakah assesment nasional dan internasional, kita memang wajib prihatin terhadap kualitas pendidikan,” ujar Hamid dalam peluncuran program Pengembangan Inovasi Kualitas Pembelajaran (Pintar), di Kantor Kemendikbud, Jakarta, Jumat, 28 September 2018.

Ia menuturkan, pembenahan kualitas guru dimulai dari memastikan jumlah guru yang ideal. Perbaikan sarana dan prasarana sekolah antara lain dilakukan dengan terus meningkatan dana bantuan ke daerah.

Sedangkan penyelarasan kurikulum diperkuat dengan memasukan nilai-nilai pendidikan karakter.

“Orang boleh berpendapat bahwa (sarpras) sekolah gak terlalu penting. Yang penting proses pembelajaran. Tapi saya percaya teori sistem. Ga mungkin bisa jalan kalau semua komponen gak bagus. Termasuk fasilitas belajarnya,” ujarnya.

Pintar

Hamid menjelaskan, bersama Tanoto Foundation program Pintar didesain khusus untuk peningkatan kualitas pendidikan dasar. Pintar berfokus pada tiga pendekatan, yaitu membangun praktik pembelajaran, manajemen dan kepemimpinan sekolah, dan mendukung Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) dalam pendidikan calon guru.

Pintar merupakan program kelanjutan dan pengembangan dari program Pelita Pendidikan yang  juga dirancang untuk menjawab tantangan sistem pendidikan di Indonesia yang kompleks. Indonesia menempati posisi keempat sebagai negara dengan sistem pendidikan terbesar, setelah China, India, dan Amerika Serikat.(pikiran-rakyat.com)



from Siap Belajar https://ift.tt/2R8TmHF
via IFTTT