Sabtu, 08 September 2018

Indonesia Akan Miliki Laboratorium Standar Nasional Satuan Ukuran

Ilustrasi

INDONESIA  segera memiliki laboratorium standar nasional satuan ukuran (SNSU). Laboratorium yang akan dipakai untuk menstandardisasi produk-produk nasional itu akan dibangun di Komplek Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek), Tangerang Selatan.

Pemancangan tiang pertama sudah dilakukan Rabu, 5 September 2018 oleh Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Mohamad Nasir. Nasir mengatakan, memiliki SNSU sangat penting agar produk-produk dalam negeri berkualitas merata dan berdaya saing global. Menurut dia, selama ini, para peneliti Indonesia kerap pergi ke luar negeri untuk menggunakan laboratorium yang fungsinya sama dengan SNSU.

“Pembangunan laboratorium SNSU harus menjadikan satuan barometer. Mudah mudahan akan menjadi baik dan bisa bersaing dengan negara lain. SNSU akan menjadi pusat ukuran di Indonesia. Pembangunan gedung ini adalah sebagai bagian implementasi amanah Undang-Undang No. 20 Tahun 2014 tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian,” kata Nasir di Jakarta, Kamis 6  September 2018.

Kepala Badan Standardisasi Nasional Bambang Prasetya menjelaskan, laboratorium SNSU menjadi standar dengan ketelitian tertinggi di suatu negara yang menjadi acuan ketertelusuran ke sistem satuan internasional. Menurut dia, fungsi tersebut menempatkan SNSU pada posisi sentral dalam sistem metrologi nasional.

Bambang mengatakan, level akreditasi memang harus punya satuan ukur. “Ini pentingnya laboratorium ini dibangun untuk kesehatan, karena kesehatan menjadi penting. Laboratorium ini akan mendukung Kementerian Kesehatan. Apalagi, dunia ilmu pengetahuan sangat bergantung pada pengukuran,” katanya.

Kegunaan

Ia menuturkan, SNSU bisa dipakai para geolog dalam mengukur kekuatan gelombang kejut ketika terjadi gempa bumi. Para astronom dengan seksama mengukur cahaya lemah yang dipancarkan sebuah bintang untuk mengetahui umurnya. Para fisikawan yang mempelajari partikel elementer bisa mengukur waktu dalam orde seperjuta sekon untuk memastikan adanya partikel yang sangat kecil.

“Ketersediaan alat ukur dan kemampuan menggunakannya sangatlah esensial bagi para ilmuwan untuk merekam hasil penelitian mereka secara objektif,” kata Bambang.

Ia menyatakan, mengingat kontribusinya yang berdampak luas pada mutu kehidupan masyarakat, keberadaan dan pengelolaan SNSU menjadi tanggungjawab pemerintah. Seperti negara-negara modern lain, Indonesia dalam waktu dekat akan memiliki SNSU yang dikelola dan dimanfaatkan oleh para pemangku kepentingan.

Kepala Pusat Akreditasi Laboratorium dan Lembaga Inspeksi BSN Donny Purnomo JA menambahkan, laboratorium SNSU bisa dimanfaatkan peneliti dari multibidang. Gedung Laboratorium SNSU akan menempati lahan seluas 15.000 m2 dengan total bangunan mencapai 10.900 m2. Pembangunan fisik laboratorium direncanakan selesai pada Mei 2020.

“Konsumen utama laboratorium SNSU adalah 254 laboratorium kalibrasi yang diakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) dan 1.200 laboratorium uji yang memerlukan ketertelusuran dari bahan acuan kimia, biologi dan fisika,” kata Donny.(pikiran-rakyat.com)



from Siap Belajar https://ift.tt/2O1qMpy
via IFTTT

Tidak ada komentar:

Ilustrasi

INDONESIA  segera memiliki laboratorium standar nasional satuan ukuran (SNSU). Laboratorium yang akan dipakai untuk menstandardisasi produk-produk nasional itu akan dibangun di Komplek Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek), Tangerang Selatan.

Pemancangan tiang pertama sudah dilakukan Rabu, 5 September 2018 oleh Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Mohamad Nasir. Nasir mengatakan, memiliki SNSU sangat penting agar produk-produk dalam negeri berkualitas merata dan berdaya saing global. Menurut dia, selama ini, para peneliti Indonesia kerap pergi ke luar negeri untuk menggunakan laboratorium yang fungsinya sama dengan SNSU.

“Pembangunan laboratorium SNSU harus menjadikan satuan barometer. Mudah mudahan akan menjadi baik dan bisa bersaing dengan negara lain. SNSU akan menjadi pusat ukuran di Indonesia. Pembangunan gedung ini adalah sebagai bagian implementasi amanah Undang-Undang No. 20 Tahun 2014 tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian,” kata Nasir di Jakarta, Kamis 6  September 2018.

Kepala Badan Standardisasi Nasional Bambang Prasetya menjelaskan, laboratorium SNSU menjadi standar dengan ketelitian tertinggi di suatu negara yang menjadi acuan ketertelusuran ke sistem satuan internasional. Menurut dia, fungsi tersebut menempatkan SNSU pada posisi sentral dalam sistem metrologi nasional.

Bambang mengatakan, level akreditasi memang harus punya satuan ukur. “Ini pentingnya laboratorium ini dibangun untuk kesehatan, karena kesehatan menjadi penting. Laboratorium ini akan mendukung Kementerian Kesehatan. Apalagi, dunia ilmu pengetahuan sangat bergantung pada pengukuran,” katanya.

Kegunaan

Ia menuturkan, SNSU bisa dipakai para geolog dalam mengukur kekuatan gelombang kejut ketika terjadi gempa bumi. Para astronom dengan seksama mengukur cahaya lemah yang dipancarkan sebuah bintang untuk mengetahui umurnya. Para fisikawan yang mempelajari partikel elementer bisa mengukur waktu dalam orde seperjuta sekon untuk memastikan adanya partikel yang sangat kecil.

“Ketersediaan alat ukur dan kemampuan menggunakannya sangatlah esensial bagi para ilmuwan untuk merekam hasil penelitian mereka secara objektif,” kata Bambang.

Ia menyatakan, mengingat kontribusinya yang berdampak luas pada mutu kehidupan masyarakat, keberadaan dan pengelolaan SNSU menjadi tanggungjawab pemerintah. Seperti negara-negara modern lain, Indonesia dalam waktu dekat akan memiliki SNSU yang dikelola dan dimanfaatkan oleh para pemangku kepentingan.

Kepala Pusat Akreditasi Laboratorium dan Lembaga Inspeksi BSN Donny Purnomo JA menambahkan, laboratorium SNSU bisa dimanfaatkan peneliti dari multibidang. Gedung Laboratorium SNSU akan menempati lahan seluas 15.000 m2 dengan total bangunan mencapai 10.900 m2. Pembangunan fisik laboratorium direncanakan selesai pada Mei 2020.

“Konsumen utama laboratorium SNSU adalah 254 laboratorium kalibrasi yang diakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) dan 1.200 laboratorium uji yang memerlukan ketertelusuran dari bahan acuan kimia, biologi dan fisika,” kata Donny.(pikiran-rakyat.com)



from Siap Belajar https://ift.tt/2O1qMpy
via IFTTT