Jumat, 20 Juli 2018

Dunia Pendidikan Masuki Budaya Pembelajaran Transformatif

Ana (berdiri) saat menjadi guru kecil, mendampingi kegiatan belajar di kelompoknya.(prioritaspendidikan.org)

THE  10th Dream International Student Summer Program 2018 digelar Universitas Gadjah Mada (UGM). Dalam kesempatan itu, Pendiri Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) Muhammad Nur Rizal, memaparkan pandangannya tentang perkembangan dunia pendidikan.

Terkait masihkah pendidikan jadi strategi prioritas, diskusi yang ada kerap berpusat kepada bagaimana mengubah mekanisme yang ada. Tapi, belum ditelaah jika sistemnya yang menciptakan masalah.

“Karenanya, para pemimpin politik yang sadar akan generasi masa depan membutuhkan pendidikan lebih baik dalam mempersiapkan diri untuk menciptakan tenaga kerja produktif,” kata Rizal, Jumat (22/7).

Tujuannya, tidak lain demi bersaing di era disruptif, dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan bangsa. Menghadirkan kualitas pendidikan memaksa negara-negara melakukan perbandingan.

Sayangnya, anak-anak yang hidup di era melimpahnya informasi akibat revolusi internet, tak mendapat bekal-bekal penting itu di sekolah. Bukan dirangsang, mereka malah dididik belajar untuk sekadar diuji.

“Oleh karena itu, kita memerlukan perubahan paradigma, membawa revolusi kepada pendidikan, bukan cuma reformasi, yaitu tentang mentransformasi jadi bentuk pendidikan yang berbeda,” ujar Rizal.

Ia menekankan, justru itu yang dibutuhkan anak-anak, utamanya di era disruptif ini. Sebab, ini merupakan era yang memiliki perubahan konstan, cepat, dan dengan masa depan yang tidak terduga.(republika.co.id)



from Siap Belajar https://ift.tt/2JFJqAr
via IFTTT

Tidak ada komentar:

Ana (berdiri) saat menjadi guru kecil, mendampingi kegiatan belajar di kelompoknya.(prioritaspendidikan.org)

THE  10th Dream International Student Summer Program 2018 digelar Universitas Gadjah Mada (UGM). Dalam kesempatan itu, Pendiri Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) Muhammad Nur Rizal, memaparkan pandangannya tentang perkembangan dunia pendidikan.

Terkait masihkah pendidikan jadi strategi prioritas, diskusi yang ada kerap berpusat kepada bagaimana mengubah mekanisme yang ada. Tapi, belum ditelaah jika sistemnya yang menciptakan masalah.

“Karenanya, para pemimpin politik yang sadar akan generasi masa depan membutuhkan pendidikan lebih baik dalam mempersiapkan diri untuk menciptakan tenaga kerja produktif,” kata Rizal, Jumat (22/7).

Tujuannya, tidak lain demi bersaing di era disruptif, dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan bangsa. Menghadirkan kualitas pendidikan memaksa negara-negara melakukan perbandingan.

Sayangnya, anak-anak yang hidup di era melimpahnya informasi akibat revolusi internet, tak mendapat bekal-bekal penting itu di sekolah. Bukan dirangsang, mereka malah dididik belajar untuk sekadar diuji.

“Oleh karena itu, kita memerlukan perubahan paradigma, membawa revolusi kepada pendidikan, bukan cuma reformasi, yaitu tentang mentransformasi jadi bentuk pendidikan yang berbeda,” ujar Rizal.

Ia menekankan, justru itu yang dibutuhkan anak-anak, utamanya di era disruptif ini. Sebab, ini merupakan era yang memiliki perubahan konstan, cepat, dan dengan masa depan yang tidak terduga.(republika.co.id)



from Siap Belajar https://ift.tt/2JFJqAr
via IFTTT